Kabupaten Pangandaran memiliki tokoh yang berpengaruh di Tanah Air. Selain politisi, ada penulis hingga artis ternama.
DetikJabar merangkum tujuh tokoh berpengaruh di Kabupaten Pangandaran dengan beragam latar belakang. Siapa saja mereka?
1. Jeje Wiradinata
Sosok Jeje Wiradinta tak asing lagi warga Pangandaran. Politisi senior ini jadi bupati pertama di Kabupaten Pangandaran yang terpilih pada Pilkada 2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politisi PDIP ini meniti karier menjadi anggota DPRD sejak 1999 di Kabupaten Ciamis. Pria kelahiran Pangandaran 14 Februari 1965 ini pernah menjabat Ketua DPRD Ciamis dan Wakil Bupati Ciamis.
![]() |
Sejak dipimpin Jeje, Kabupaten Pangandaran mengalami perkembangan yang pesat dari berbagai bidang. Sehingga Pangandaran dinobatkan sebagai Daerah Otonomi Baru terbaik se-Indonesia.
Jeje terkenal di pemerintahan sebagai juru lobi ulung. Sehingga Pangandaran sering mendapatkan bantuan anggaran prioritas pembangunan dari provinsi maupun pusat.
Selain politisi ulung, Jeje dipercaya memimpin KUD Minasari dan Korps Alumni Akademi Usaha Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta.
2. Oejeng Soewargana
Oejeng Soewargana, pria kelahiran Pangandaran tahun 1917 ini salah satu tokoh pendidikan, penerbitan, dan militer. Ketokohannya bergulir dari sang ayah, Kartaatmadja, yang merupakan tokoh pendidikan.
Alumni sekolah guru di Bandung ini melanjutkan masuk militer di divisi Siliwangi. Tetapi minatnya terhadap pendidikan tidak pernah sirna.
Oejeng merupakan penulis andal, beberapa bumu dengan beragam tema pernah diterbitkan dari mulai bahasa Sunda, ilmu politik hingga strategi militer.
Oejeng mempunyai industri penerbitan buku. Selain penulis, Oejeng disebut merupakan tangan kanan Jenderal Besar Abdul Haris Nasution dan beberapa kali dikirim untuk tugas diplomasi ke luar negeri.
Oejeng yang merupakan adik musisi Daeng Soetigna meninggal pada Mei 1979 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Saat meninggal, sejumlah tokoh melayatnya, di antaranya Jenderal AH Nasution hingga Jenderal polisi Hoegeng.
Jenazah Oejeng dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung. Di Pangandaran, nama Oejeng hingga kini tersemat sebagai nama bangunan bersejarah Gedung Oejeng yang merupakan rumah peninggalan orang tuanya.
3. Susi Pudjiastuti
Susi Pudjiastuti merupakan pengusaha asal Pangandaran yang pernah menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia pada tahun 2014 hingga 2019.
Sederet pencapaian positif Susi ketika menjadi menteri menempatkannya sebagai tokoh nasional yang berpengaruh mengawali kariernya sebagai pengepul ikan di pantai Pangandaran.
Perempuan kelahiran 15 Januari 1965 ini sukses mengembangkan usahanya di industri perikanan dan penerbangan PT Asi Pudjiastuti Aviation atau Susi Air.
Perusahaan penerbangan milik Susi saat ini melayani 168 tujuan penerbangan di berbagai daerah dengan 49 armada pesawat.
Ketika menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan Salah satu kebijakan Susi yang dianggap paling signifikan adalah penenggelaman kapal-kapal pencuri ikan. Sejak saat itu perempuan dengan tato di kaki ini diingat dengan kata-kata saktinya yaitu tenggelamkan.
Susi mendapatkan berbagai penghargaan dari mulai bidang ekonomi hingga lingkungan hidup lembaga internasional World Wide Fund for Nature dan penghargaan Leaders for Living Planet Word pada 2016.
Di mata masyarakat Pangandaran Susi dikenal sebagai sosok yang dermawan serta mudah bergaul.
4. Tonton Susanto
Tonton Susanto disebut sebagai salah satu legenda hidup sepeda Indonesia, pria kelahiran Pangandaran 24 September 1973 ini telah malang melintang di berbagai kejuaraan balap sepeda baik nasional maupun internasional.
Sejak tahun 1997 prestasinya di dunia Internasional dimulai tahun 1997 dengan menyabet juara 1 pada Ajeng tour the Philippine ke-13.
Selepas itu Tonton tak pernah absen mencatatkan prestasi mulai dari Raihan medali perak di SEA Games 2005 Filipina medali perak di SEA Games 2007 Thailand serta medali emas di Sea Games 2011 di Indonesia.
Tonton merupakan atlet spesialisasi Jalan Raya dengan keunggulan pada trek trek menanjak tak heran ia kerap dijuluki sebagai raja tanjakan.
Tonton menyatakan gantung sepeda dari Timnas usai menjalani SEA Games 2011 saat ini selain menekuni hobi sepeda. Tonton juga tercatat mengabdi sebagai PNS di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis.
5. Cakra Khan
Cakra Khan adalah musisi muda bersinar di industri musik Indonesia. Penyanyi pop bersuara serak ini merupakan kelahiran Pangandaran 27 Februari 1992.
Karier pemuda asal Parigi ini melejit selepas meluncurkan debut single Harus Terpisah pada 2012. Lagu tersebut juga mengantarkannya memenangi sejumlah nominasi dalam Anugerah Musik Indonesia sebagai penghargaan insan musik tertinggi di Indonesia.
![]() |
Pria bernama lengkap Cakra Konta Paryaman ini juga memiliki penggemar di Malaysia serta sempat melahirkan karya duet bersama Ratu pop Malaysia Siti Nurhaliza. Cakra juga sempat menerima penghargaan melalui Anugerah Planet Muzik pada tahun 2013 hingga 2015.
Hampir setiap tahun Cakra selalu menyempatkan pulang ke kampung halamannya di Pangandaran sekali alumnus Sekolah Tinggi Musik Bandung ini juga menyempatkan tmapil di kafe lokal tempatnya berlatih musik sewaktu remaja.
6. Eka Kurniawan
Eka Kurniawan adalah penulis muda Indonesia dengan reputasi internasional meski tercatat lahir di Tasikmalaya Eka melewatkan masa sekolahnya sejak SD hingga SMA di Pangandaran.
Pangandaran menjadi inspirasi dalam sejumlah karya Eka Kurniawan seperti latar tempat fiksi dalam novel Cantik Itu Luka, serta dalam sejumlah karya lainnya.
Buku-buku Eka telah diterjemahkan ke banyak bahasa di dunia ia pun menerima sejumlah penghargaan internasional seperti Prince Claus Award dari kerajaan Belanda.
Hampir setiap tahun Eka selalu menyempatkan mudik ke Pangandaran menjumpai ibu dan sanak kerabatnya di desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran.
7. Rachmat M. Sas
Rachmat karena adalah nama penting dalam dunia kesusastraan Sunda dilahirkan di Cijulang Pangandaran, 8 Desember 1942.
Rahmat menempuh pendidikan guru di Bandung. Di Kota Kembang karir penulisannya semakin melejit.
Rahmat menulis puisi dan cerita pendek dalam bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Tema dalam tulisannya selalu mengaitkan suasana kampung halaman di Cijulang, serta sejumlah karya lainnya.
Salah satu buku kumpulan puisinya bahkan diberi judul Surat Panjang Cijulang. Tak sampai disitu Rahmat juga pernah mendirikan penerbitan yang ia beri nama penerbit Rahmat Cijulang.
Penerbit tersebut banyak membidani lahirnya buku-buku berbahasa Sunda. Karya-karya Rahmat dianggap sebagai salah satu bab penting dalam dunia puisi Sunda modern dan disejajarkan dengan karya penulis besar seperti Ajip Rosidi dan lainnya.