Jumlah korban akibat gempa Cianjur berkekuatan Magnitudo 5,6 pada 21 November 2022 diklaim Bupati Cianjur Herman Suherman mencapai 600, orang bukan 335 orang.
Menanggapi pernyataan tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta agar semua elemen masyarakat mengacu pada pernyataan yang disampaikan BNPB.
"Soal angka kematian gempa Cianjur, kita pegang saja statement dari BNPB dulu, untuk dilakukan kroscek karena setiap hari yang dikutip media kan data BNPB," ujar Ridwan Kamil saat ditemui di Cimahi, Selasa (13/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angka korban meninggal akibat gempa yang disebutkan Bupati Cianjur itu saat ini sedang diverifikasi BNPB. Sebab selama ini, angka korban meninggal gempa Cianjur mengacu pada laporan yang diterima BNPB.
"Jadi kalau Pak Bupati menyatakan lebih, tinggal menunggu waktu untuk diverifikasi oleh BNPB. BNPB kan melaporkan yang dilaporkan. Kalau Pak Bupati kan menyatakan ada yang tidak dilaporkan, tapi meninggal dunia," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil.
Emil mengatakan butuh waktu satu sampai dua hari melakukan kroscek data yang disampaikan Bupati Cianjur dengan data yang dikantongi BNPB. Hasil kroscek tersebut akan langsung disampaikan ke publik.
"Mudah-mudahan segera ada hasilnya (kroscek data). Nanti data terakhir yang akan kita sampaikan pada publik," ucap Kang Emil.
"Kita tidak mau menutup-nutupi atau mengecilkan korban, tapi seringkali itu tadi, kata Pak Bupati ada yang tidak dilaporkan langsung dikuburkan. Nah yang dikonsumsi datanya oleh publik kan yang dilaporkan," tambahnya.
Sebelumnya, Bupati Cianjur Herman Suherman mengklaim korban jiwa akibat gempa berkekuatan Magnitudo 5,6 bukan 335 orang, melainkan mencapai 600 orang. Banyaknya warga yang tidak melaporkan diduga jadi penyebab melonjaknya angka korban meninggal.
"Jadi korban meninggal akibat gempa totalnya sekitar 600 orang. Di daerah Kecamatan Cugenang saja ternyata jumlahnya 400 orang lebih," ujar Herman.
Menurutnya, data tersebut diperoleh setelah banyak laporan terkait adanya warga yang meninggal akibat bencana, namun tidak tercatat di data Pemkab Cianjur. Data meninggal tersebut sudah berdasarkan by name by address dengan surat kematian dari pemerintah desa.
Kebanyakan mereka yang meninggal tidak terdata karena awalnya tidak melapor dan memilih langsung memakamkan sendiri anggota keluarganya yang meninggal dunia dalam peristiwa gempa bumi pada Senin (21/11) lalu.
"Jadi ada laporan yang masuk, informasinya banyak yang korban meninggal belum terdata. Setelah ditelusuri, ternyata karena warganya memang sejak awal tidak melaporkan, sedangkan data yang masuk itu yang dibawa ke rumah akhir dan puskesmas. Makanya saya minta desa untuk mendata ulang, didapati jika total yang meninggal akibat bencana ternyata 600 orang," ucap dia.
Alasan Bupati Cianjur Sebut Ada 600 Jiwa
Bupati Cianjur Herman Suherman menegaskan data terbaru korban meninggal akibat gempa bumi 5,6 magnitudo sebanyak 600 orang merupakan riil. Bahkan Herman menyebut data yang diajukan ke Kementerian Sosial itu disertai dengan by name by address.
"Itu data riil, memang ternyata jumlah yang meninggalnya mencapai 600 orang. Ada data by name by address nya," ucap Herman, Selasa (13/12/2022).
Dia mengatakan data tersebut diperoleh dari laporan setiap desa dan kecamatan yang terdampak gempa, terutama dari Kecamatan Cugenang yang menjadi daerah terdampak paling parah.
"Untuk Cugenang saja ternyata yang meninggal mencapai 400 orang," ucap dia.
Herman menjelaskan data yang muncul di BPBD sebanyak 335 orang meninggal merupakan data korban yang dilaporkan di hari kejadian, data korban meninggal yang tercatat di rumah sakit atau puskesmas, dan korban meninggal hasil evakuasi relawan.
Setelah ditelusuri, ternyata masih banyak data korban meninggal yang tidak terlaporkan atau tidak tercatat, seperti korban yang langsung dimakamkan keluarganya setelah kejadian hingga korban bencana yang meninggal di pengungsian.
"Ada juga korban yang sebelumnya luka berat atau luka ringan, tetapi ternyata saat di pengungsian meninggal karena riwayat penyakit sebelumnya atau faktor lain. Ditambah ada juga yang sebelumnya tida dilaporkan oleh keluarga. Data itu yang kita inventarisir, dan didapati data total korban meninggal akibat bencana sebanyak 600 orang," kata dia
"Jadi bukan data mengada-ngada, tapi memang tercatat semuanya sekarang," tambahnya.
Herman menambahkan data tersebut sudah diserahkan ke Kemensos untuk diajukan mendapatkan dana kerohiman. "Kita sudah ajukan, secepatnya bisa dicairkan dan diserahkan ke ahli waris," kata dia.
(yum/orb)