Banjir selalu terjadi di beberapa wilayah di Kota Bandung saat musim hujan. Terbaru adalah banjir di wilayah Gedebage yang mengakibatkan kemacetan parah di Jalan Soekarno Hatta Bandung.
DPRD Kota Bandung mendorong agar pemkot memiliki blue print soal rencana induk sistem drainase perkotaan. Komisi C DPRD Kota Bandung menilai penanganan banjir harus dilakukan secara komprehensif, artinya tak mengandalkan rumah pompa dan kolam retensi yang sudah memakan biaya miliaran Rupiah.
"Kita sudah menyampaikan, bahwa Bandung perlu adanya blue print rencana induk sistem drainase perkotaan. Alhamdulillah kemarin sejak tiga tahun lalu inisiasi. Sekarang sedang dilakukan tahapan kajian," kata Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung Rendiana Awangga kepada detikJabar, Senin (12/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rendiana mengatakan kajian soal rencana induk sistem drainase perkotaan itu kemungkinan bakal dilaksanakan tahun depan. Selain sistem drainase, ia juga menyebut bakal ada penerapan rekayasa teknologi untuk menanggulangi banjir di Bandung.
"Ini harus dilakukan sesegera mungkin. Bicara banjir ini sangat erat kaitannya dengan jumlah penambahan penduduk. Jumlah penduduk bertambah, lahan resapan akan berkurang. Karena makin banyaknya bangunan menempati lahan resapan tersebut," ucap Rendiana.
Rendiana mengatakan kajian soal rencana induk sistem drainase bakal memakan waktu yang lama. Hal ini juga bakal menyedot anggaran yang tak sedikit.
Ia menyebut sistem drainase bakal tertuang juga dalam peraturan daerah. Sehingga, lanjut dia, siapapun kepala daerah yang memimpin Kota Bandung ke depannya, tetap harus mengikuti rencana induk tersebut.
"Kita dorong secepatnya (kajian). Misal kajian itu sudah beres kita minta dibuatkan dalam raperda. Mungkin nanti akan diinisiasi oleh kita raperda itu," ucap Rendiana.
"Drainase itu vital, karena untuk keberlanjutan sebuah kota. Masalahnya secara politis kurang menguntungkan karena biaya besar, tidak terlihat secara langsung oleh masyarakat pembangunan. Tapi itu sangat diperlukan," kata Rendiana menambahkan.
Lebih lanjut, Rendiana mengatakan saat ini drainase di Kota Bandung sudah tak efektif. Beberapa drainase sudah usang. "Komisi C melihat kalau sekarang banyak drainase yang tidak aktif. Banyak yang mati. Kondisi drainase sudah puluhan tahun lalu dibangun saat kondisi Kota Bandung tidak sepadat sekarang," tutur Rendiana.
Dia juga mengatakan selama ini penanganan parsial, seperti pelebaran jalan, membangun rumah pompa dan lainnya hanya bersifat sementara. Seperti di Gedebage dan Pasteur.
"Di Pasteur dulu sempat ada pelebaran jalan. Tapi kemudian hanya sementara, ketika hujan curahnya sangat tinggi. Akhirnya banjir," kata Rendiana.
(sud/mso)