Ahmad Anwar (54) warga Kampung Rawacina RT 03 / RW 11 Desa Nagrak Kecamatan Cianjur masih ingat betul suara yang muncul kala gempa 5,6 Magnitudo dan retakan tanah akibat pergeseran Sesar Cugenang.
Gemuruh yang terjadi beruntun saat tanah terbelah digambarkan Ahmad seperti suara kereta api yang tengah melaju di atas rel.
Menurut Ahmad, suara gemuruh itu persis dengan rekaman suara dentuman gempa bumi 5,6 Magnitudo dan gempa susulan Cianjur yang beredar di YouTube.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya persis dengan rekaman suara yang di YouTube. Awalnya ada dentuman besar, kemudian gemuruh seperti suara kereta. Pokoknya mengerikan dengar suaranya," ungkap Ahmad, Sabtu (10/12/2022).
Dia menjelaskan jika retakan tanah membuat lantai keramik di rumahnya terbelah selebar 3 centimeter. Sedangkan di luar rumah, rekannya mencapai puluhan sentimeter.
"Bahkan di ujung kampung ini, pergerakan tanah dan gempa mengakibatkan tanah ambles dan membuat 10 rumah di atasnya ambruk rata dengan tanah," ucap dia.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, mengatakan suara dentuman yang terdengar oleh warga saat dan setelah gempa diduga diakibatkan gelombang udara di dalam zona retakan.
Menurutnya hal itu umum terjadi, bahkan saat gempa di Yogyakarta suara dentuman tersebut terdengar hingga 6 bulan setelah gempa.
"Diduga suara itu akibat gelombang udara dalam zona yang retak. Dan itu umum terjadi setelah gempa. Contohnya gempa Yogya terjadi selama 6 bulan," ungkapnya.
Sekadar diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungapkan gempa berkekuatan 5,6 magnitudo yang meluluh-lantakan Cianjur disebabkan pergeseran Sesar Cugenang. Panjang sesar yang baru teridentifikasi ini mencapai 9 kilometer dengan melintasi dua kecamatan.
(orb/yum)