Bupati Cianjur Herman Suherman menyebut ada 1.800 rumah di 9 desa yang dilintasi Sesar Cugenang akan direlokasi. Hal itu didasarkan pada rekomendasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) usai mengidentifikasi patahan yang menyebabkan gempa bumi di Kota Santri.
"BMKG sudah mengeluarkan hasil survei ya, ditemukan jika ada patahan atau sesar baru bernama Sesar Cugenang yang membentang sepanjang 9 kilometer dengan 9 desa yang dilaluinya harus dikosongkan," kata Herman, Sabtu (10/12/2022).
Namun pada rekomendasi BMKG dijelaskan jika pengosongan itu bukan berarti di seluruh desa, melainkan hanya di jalur patahan dengan radius 300-500 meter di sekitarnya. Jika dihitung berdasarkan luas, maka tercata ada 8 kilometer persegi atau sekitar 800 hektare lahan yang harus dikosongkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Direkomendasikan itu dijelaskan tidak boleh ada bangunan di atas dan di radius 300-500 meternya. Jadi hanya pada area jalur Patahan Aktif Cugenang. Per RT paling sekian, RT lain sekian. Tidak satu desa dikosongkan," jelasnya.
Herman sendiri belum tahu persis berapa jiwa yang harus pindah tempat tinggal. Sebab perlu pendataan ulang. Yang jelas, berdasarkan data BMKG, rumah jalur Sesar Cugenang mencapai 1.800 unit.
"Kalau hitungan jiwa atau keluarganya perlu pendataan lagi. Tapi yang jelas ada lebih kurang 1.800 rumah yang akan direlokasi dari sepanjang jalur patahan," tuturnya.
Herman juga menuturkan hitungan relokasi juga tidak bergantung pada jumlah keluarga yang menempati suatu rumah. Hal itu diterapkan baik pada rumah yang direlokasi maupun direnovasi.
"Kita mah hitungnya bukan per keluarga, tapi per rumah. Ya jadi misalnya ada dua KK dalam satu rumah, tetep kita hitung satu rumah. Baik yang relokasi maupun yang renovasi" ungkapnya.
Herman menambahkan perhitungan relokasi tersebut tidak berlaku pada perseorangan yang memiliki beberapa rumah di area Patahan Aktif Cugenang. Ia mencontohkan, jika terdapat satu orang yang memiliki tiga rumah di sekitar area wajib relokasi, pemerintah tetap hanya akan mengakomodasi satu rumah.
"Misalnya gini, ada satu orang punya tiga rumah (di area wajib relokasi), tetap kita itungnya satu rumah. Ngitungnya gitu," ungkap Herman.
Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap adanya sesar baru yang menyebabkan gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo di Kabupaten Cianjur. Patahan dengan panjang 9 kilometer itu dinamai Sesar Cugenang.
Patahan Aktif Cugenang yang membentang sepanjang hampir 9 kilometer tersebut melewati sembilan desa, yaitu Desa Ciherang, Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Benjot, Cibulakan, dan berakhir di Desa Nagrak.
(yum/orb)