Temuan Sesar Baru di Cugenang Cianjur Sepanjang 9 Kilometer

Temuan Sesar Baru di Cugenang Cianjur Sepanjang 9 Kilometer

Ikbal Selamet - detikJabar
Jumat, 09 Des 2022 10:00 WIB
Sesar Cugenang di Cianjur.
Sesar Cugenang. (Foto: Tangkapan layar)
Cianjur -

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gempa di Cianjur, Jawa barat disebabkan sesar baru yang dinamakan Sesar Cugenang. Panjang sesar ini mencapai 9 kilometer.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, mengatakan patahan atau sesar tersebut baru teridentifikasi dan tidak dalam bagian sesar aktif lain di Jawa Barat.

"Dari hasil penelusuran, ditemukan ada patahan yang baru teridentifikasi, karena patahan ini melintasi Kecamatan Cugenang maka ditetapkan (namanya) Patahan Cugenang," kata Dwikorita saat konferensi pers daring, Kamis (8/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya panjang sesar tersebut mencapai 9 kilometer yang melintasi 9 desa di dua kecamatan, mulai dari Kecamatan Cugenang hingga Kecamatan Cianjur.

"Panjang patahan ini sekitar 9 kilometer, dengan radius berbahaya kiri-kanannya 300-500 meter," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan kajian menentukan panjang sesar didasarkan pada penentuan strike patahan aktif Cugenang didasarkan pada focal mechanism dan sebaran gempa susulan, pelamparan kemenerusan surface rupture atau retakan permukaan, sebaran kerusakan bangunan, dan kelurusan morfologi.

"Kita juga menggunakan pemantauan udara, termasuk melihat sebaran titik kerusakan dan menyusuri garis diantaranya. Sehingga didapatkan sesar yang baru teridentifikasi ini membentang sepanjang 9 kilometer," ucapnya.

Dwikorita merekomendasikan agar sepanjang patahan dan radius di sekitarnya tidak lagi dijadikan pemukiman. Namun kawasan tersebut tetap bisa dimanfaatkan untuk lahan terbuka hijau hingga pertanian.

"Lahan tersebut tetap bisa dimanfaatkan untuk kawasan nonstruktural. Bisa untuk lahan pesawahan, dihijaukan, serapan, konservasi, atau bahkan wisata tanpa adanya hotel. Konsepnya ruang terbuka tanpa ada bangunan sehingga jika terjadi gempa agar tidak ada runtuhan bangunan dan korban jiwa," tuturnya.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads