Cerita Pegawai Kelurahan Antar Almarhum Aiptu Sofyan ke RS

Bom Astana Anyar

Cerita Pegawai Kelurahan Antar Almarhum Aiptu Sofyan ke RS

Wisma Putra - detikJabar
Jumat, 09 Des 2022 09:30 WIB
Agus Hermawan dan Titin yang sempat antarkan Aiptu Sofyan ke rumah sakit.
Agus Hermawan dan Titin yang sempat antarkan Aiptu Sofyan ke rumah sakit. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Aiptu Ahmad Sofyan meninggal usai terkena ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astanaanyar, Polrestabes Bandung, Rabu (7/12). Nyawa Sofyan tidak tertolong setelah dinyatakan sempat kritis saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Imannuel Kota Bandung.

Sofyan diboyong ke rumah sakit oleh pegawai dan Linmas Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung. Sebelum diboyong ke rumah sakit, almarhum sempat muntah di belakang Mapolsek Astanaanyar dan keluar darah dari hidung.

"Sempat muntah, keluar darah di hidung, sampai maskernya penuh," kata Titin, penjaga warung di Astana Anyar kepada detikJabar di Kelurahan Nyengseret, Jumat (9/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, Titin sempat menawari Aiptu Sofyan untuk duduk. Di saat bersamaan, ia juga sibuk berusaha mencari mobil. Karena tidak ada mobil, Titin meminta bantuan kepada pegawai kelurahan agar segera membawa almarhum ke rumah sakit.

"Ada si bapak (pegawai kelurahan) ada motor, dibawa ke (Rumah Sakit) Immanuel. (Akhirnya pergi ke rumah sakit) bertiga (dibonceng) sama linmas," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Titin tak menyangka jika ledakan yang terjadi akibat ledakan bom panci yang melakukan aksi teror di Polsek Astanaanyar. "Nggak tahu, kirain gas di atas, saya lari ke kelurahan kirain gas. Lihat ke sana (Polsek) ada yang pingsan," ujar Titin.

Kasi Kesejahteraan Sosial Kelurahan Nyengseret Agus Hermawan mengatakan, selain keluar darah dari hidung, darah juga keluar dari mulut almarhum. "Posisi korban sedang keluar darah di mulut dan hidung, langsung diboyong oleh ibu warung minta diantar ke saya ke Rumah Sakit Immanuel. Saya keluarin motor langsung dibawa ke Rumah Sakit Immanuel, pake motor saya, bertiga sama Linmas. Saya di depan, Linmas di belakang," tutur Agus.

Agus tak mengetahui korban mengalami luka apa saja. Ia hanya mengingat korban sudah banyak mengeluarkan darah dari mulut dan hidungnya.

"Luka kurang tahu karena keluar darah dari mulut," ujarnya.

Saat kejadian, menurutnya korban lari dari depan ke belakang untuk minta pertolongan. Korban masih sadar dan bisa sedikit berkomunikasi.

"Masih sadar, waktu diantar ke rumah sakit ngomong pas macet 'tolong diklaksonin, supaya cepat'. Cuman keluhan nggak bilang," ujarnya.

Sementara itu, menurut Agus, almarhum adalah sosok polisi yang baik dan ramah kepada warga sekitar. "Orangnya baik, ramah dan bermasyarakat," kata Agus.

Jika sedang apel, sepeda motor milik Sofyan kerap di parkirkan di belakang kelurahan. Bahkan motor Yamaha milik korban, beserta jaket dan helm masih terparkir di parkiran kelurahan.




(wip/orb)


Hide Ads