Harnoko (38), Warga Desa Sarimekar, Kecamatan Jatinunggal harus dilarikan ke RSUD Sumedang diduga akibat penganiayaan yang dilakukan oleh anak dari kepala desa setempat. Penganiayaan tersebut berkaitan dengan utang piutang proyek jalan.
Desi (41) Istri korban mengatakan, dirinya mengetahui suaminya telah babak belur pasca menagih hutang kepada Kepala Desa (Kades) Sarimekar berinisial US.
"Suami saya itu mau menagih utang kepada Kuwu Sarimekar namun tahu-tahu dapat kabar bahwa suami saya sudah babak belur di Puskesmas," ujarnya saat diwawancara detikJabar di IGD RSUD Sumedang, Senin (5/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kecelakaan di Cipali Paling Tinggi Sedunia |
Desi menyebut, korban sebenarnya dua orang, yakni suaminya dan kakak iparnya. Suaminya dipukul oleh anaknya Kades berinisial G. Sementara kakak iparnya dipukul oleh kades sendiri yang tidak lain US.
Akibat insiden tersebut, suami Desi mengalami lebam di bagian mata sebelah kanan beserta kedua lubang hidungnya yang terus menerus mengalami pendarahan atau mimisan.
"Selain itu suami saya juga mengalami muntah-muntah sudah sebanyak empat kali," ujarnya.
Desi menuturkan, dugaan penganiayaan tersebut berkaitan dengan proyek jalan di kawasan Jatigede senilai Rp 280 juta.
"Suami saya itu menagih utang sebagaimana yang dijanjikan oleh dia (Kadesnya)," katanya.
Korban saat ini masih mendapatkan perawatan secara intensif di RSUD Sumedang.
"Ini baru selesai rontgen, selanjutnya rencananya akan dilakukan visum," ucap Desi.
Saat detikJabar mendatangi ke RSUD Sumedang sekitar pukul 16.00 WIB, korban tampak terbaring di tempat tidur dorong di ruang IGD.
Tampak juga di sana petugas kepolisian dari Satreskrim Polres Sumedang yang sedang mengumpulkan keterangan dari Desi, istri korban.
Kapolres Sumedang AKBP Indra Setiawan mengatakan, pihaknya masih menyelidiki terkait kasus penganiayaan tersebut.
"Masih melakukan penyelidikan lantaran informasinya masih simpang siur apakah pelakunya dua orang atau satu orang," ungkap Indra saat dihubungi detikJabar.
Indra menegaskan, pihaknya akan bekerja secara profesional dalam menangani kasus tersebut.
"Sekarang intinya kita masih melakukan penyelidikan, petugas Satreskrim sekarang sedang ke lapangan," ujarnya.
Klarifikasi Kades, Sanggah Kasus Penganiayaan
Kades Sarimekar berinisial US menyanggah jika insiden itu disebut kasus penganiayaan. Kasus tersebut, lanjut US, kaitannya dengan persoalan anaknya berinisial G dengan Harnoko (38) tentang masalah jual beli rumah.
"Jadi Harnoko menawarkan rumah kepada anak saya dan uang itu sudah masuk kepada Harnoko, jadi uang tidak ada, rumah pun tidak ada dan terkait kasus itu sebetulnya sudah mau bikin laporan polisi namun saya cegah," ungkap Kades US saat dihubungi detikJabar, Senin (5/11/2022) malam.
US melanjutkan, uang yang diserahkan kepada Harnoko sendiri nilainya sebesar Rp 50 juta. Uang tersebut diketahui ternyata merupakan milik dari besannya.
"Dan hari ini mertua anak saya itu nagih terkait uang itu. Sama saya kepada besan dijelaskan bahwa uang itu bukan dipakai oleh anak saya atau oleh anak besan saya namun uang itu masuk kepada Harnoko yang menawarkan rumah, kwitansi dan tanda bukti ada dan saya bilang kepada besan jika tidak percaya temui Harnoko," paparnya.
Namun saat menemui Harnoko, sambung US, istri dari anaknya malah dikata-katai oleh Harnoko.
"Jadi pada saat menemui Harnoko, istri anak saya malah dikata-katai," ujarnya.
Keributan pun berlanjut saat anak US berinisial G bertemu dengan Harnoko di kantor desa.
"Terus keributan saling lempar kata-kata terjadi di kantor desa tapi sama saya berhasil dilerai," ujarnya.
US melanjutkan, suasana keributan kembali muncul dan tidak terkendali saat kakak dari Harnoko mengeluarkan kata-kata.
"Di sini keributan kembali terjadi, saya saat itu memegang tangan kakaknya Harnoko bernama Agus dan anak saya dipegangi oleh polisi desa, sementara Harnoko tidak ada yang pegang, sehingga keributan pisik antara Harnoko dan anak saya pun tidak terkendali, mereka berdua pun telibat adu fisik namun Harnoko kena pukul sekali oleh anak saya langsung terjatuh," paparnya.
US sendiri membantah jika dirinya turut terlibat dalam kasus dugaan penganiayaan tersebut.
"Banyak saksi, tangan saya juga sedang sakit, saya hanya memegangi tangan kakaknya Harnoko," terangnya.
Selain itu, US pun membantah jika kasus ini ada kaitannya dengan proyek pembangunan jalan di Kawasan Jatigede.
"Ah itu mah hanya rekayasa saja, tidak ada bahkan soal kasus jual beli rumah saja tidak saya bikin laporan polisi," ucapnya.
(orb/yum)