Rasa haru dan bahagia bercampur dalam momen romantis pernikahan Muhammad Ridwan dan Nida Khofia Syukur. Pasalnya pasangan yang merupakan korban gempa Cianjur ini menikah diantara bangunan yang ambruk.
Pasangan yang sudah berkenalan sejak di pondok pesantren dan melakukan lamaran sejak lima bulan lalu itu merupakan korban dari bencana gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo yang mengguncang Cianjur, Senin (21/11/2022) lalu.
Rumah keduanya pun rusak akibat gempa, bahkan rumah pengantin laki-laki ambruk hingga mengakibatkan sang adik tewas tertimpa bangunan. Sementara rumah pengantin perempuan pun ikut rusak akibat guncangan gempa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadwal pernikahan yang sudah ditetapkan sejak 2 bulan lalu membuat pasangan muda ini memilih untuk tetap melangsungkan acara ijab kabul pernikahan.
Pernikahan itu dilaksanakan di salah satu bangunan yang masih kokoh di Kampung Kuta, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang yang merupakan kampung pengantin perempuan. Potret yang ironi pun begitu jelas, di mana mereka menikah diantara bangunan sekeliling yang ambruk. Emas seberat 5 gram pun menjadi mas kawin dalam pernikahan tersebut.
"Jadwal pernikahan sudah ditentukan sejak dua bulan lalu, jadi ya terpaksa menikah dengan kondisi seperti ini. Alhamdulillah ada bangunan dari keluarga istri yang masih kokoh, sehingga bisa akad nikah di sini," ucap Ridwan, Minggu (4/12/2022).
Dia mengaku bahagia sekaligus masih dirundung duka mendalam, karena baru saja kehilangan adik tercinta dalam peristiwa gempa.
"Adik saya meninggal dalam kejadian gempa kemarin. Jadi bingung ya, perasaan masih campur aduk. Karena masih berduka, tapi sekaligus bahagia juga bisa melangsungkan pernikahan meski kondisinya seperti ini. ," ungkapnya.
Ridwan mengatakan selepas ijab kabul, dia dan istri akan kembali ke tenda pengungsian. Dia mengaku belum memikirkan untuk bulan madu atau merayakan pernikahannya.
"Belum memikirkan untuk bulan madu, sekarang mau kembali ke tenda pengungsian. Karena rumah ambruk," tuturnya.
(dir/dir)