Warganet dihebohkan dengan kabar keberadaan 'tenda sakinah' di posko pengungsian korban gempa bumi Cianjur. Tenda itu dibuat untuk memenuhi kebutuhan seks pasangan suami-istri.
Setelah ditelusuri, ternyata 'tenda sakinah' tersebut tidak ada, bahkan foto tenda yang beredar pun ternyata merupakan posko dapur umum.
Berikut fakta-fakta soal keberadaan 'tenda sakinah':
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Tidak Ditemukan
Berdasarkan penelusuran detikJabar ke lokasi di Kampung Bayubud, Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, tenda yang berada di komplek Pondok Pesantren Assuyutiyah tersebut merupakan lokasi dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan bagi 1.500 orang pengungsi di sekitar pesantren.
Ada juga satu tenda lain yang dibangun di depan dapur darurat yang berfungsi sebagai tenda medis.
Kepala Desa Rancagoong Dede Farhan mengatakan jika dirinya sudah berkomunikasi dengan pihak pesantren dan dipastikan 'tenda sakinah' untuk pasutri memenuhi kebutuhan biologis tersebut tidak ada.
"Tidak ada kang, dari hari pertama juga tidak ada tenda sakinah untuk pasutri," kata dia, Jumat (2/12/2022).
2. Hanya Guyonan
Menurut Dede, tenda sakinah atau tenda asmara tersebut hanya guyonan para pengungsi. Namun kenyatannya sampai saat ini tidak pernah didirikan.
"Itu guyonan warga, permintaan yang sebatas candaan. Tapi bisa dilihat tidak ada tenda tersebut. Yang di foto juga itu kan posko dapur umum, yang di depannya tenda medis untuk warga yang sakit," ucap dia.
3. Sempat Diusulkan
Bupati Cianjur Herman Suherman mengaku jika dirinya juga sempat menerima usulan untuk membangun tenda asmara bagi pasangan suami-istri.
"Memang ada juga yang usul ketika saya keliling ke posko-posko. Tapi usulan itu juga hanya sebatas candaan pada pengungsi. Sampai saat ini di Cianjur tidak ada tenda asmara, tenda sakinah, atau tenda lainnya yang sejenis," ungkapnya.
4. Dianjurkan di Rumah
Herman mengatakan untuk pasangan suami istri yang rumahnya tidak terdampak gempa dan ingin memenuhi kebutuhan biologis, bisa dilakukan di rumah.
"Kan sudah diperbolehkan kembali ke rumah, dengan catatan yang rumahnya tidak rusak atau sebatas rusak ringan. Urusan biologis itu bisa di rumah. Kalau yang rumahnya rusak parah, kita sudah arahkan untuk membangun hunian sementara dari sisa bangunan yang ada, nanti kita beri stimulan dana untuk membangunnya sebesar Rp 500 ribu hingga rumah yang baru selesai dibangun," ujarnya.
5. Dibantah Pihak Ponpes
Pimpinan Pondok Pesantren Assuyuthiyyah membantah jika pihaknya sudah mendirikan 'tenda sakinah' bagi pasangan suami-istri korban gempa Cianjur untuk memenuhi kebutuhan biologisnya.
Tenda untuk kebutuhan biologis hingga jadwal giliran pasangan suami-istri pun faktanya tidak ada.
"Tidak ada tenda tersebut, bisa dilihat dan dicek sendiri jika tenda yang fotonya beredar itu merupakan dapur umum. Sedangkan satu tenda yang berada di depannya merupakan tenda kesehatan atau tenda medis," ujar Pimpinan Pondok Assuyuthiyyah Ustadz Ferry Nurfirdaus, Jumat (2/12/2022).
Menurut dia, ramai soal tenda tersebut berawal dari guyonan atau bercandaan warga. Bahkan terkait jadwal pasangan pun sebatas candaan di grup WhatsApps.
6. Dibutuhkan untuk Jangka Panjang
Namun, Ferry menuturkan jika dalam mitigasi kebencanaan jangka panjang, sarana tersebut akan dibutuhkan. Fasilitas tersebut harus jadi perhatian pemerintah.
"Kalau untuk penanganan jangka panjang, misalnya di tenda sampai tiga bulan hingga enam bulan kemungkinan dibutuhkan. Tapi untuk awal-awal mah semua masih fokus ke penanganan darurat. Apalagi kan sekarang sudah diizinkan untuk kembali ke rumah, bagi warga yang rumahnya tidak terlalu terdampak," kata dia.
7. Minta Pemerintah Beri Perhatian ke Korban
Dia meminta agar pemerintah memperhatikan betul kebutuhan masyarakat yang terdampak, terutama para pengungsi apabila mereka harus bertahan di tenda dalam jangka waktu yang panjang.
"Harus lebih dibenahi lagi kalau di tenda sampai berbulan-bulan, misalnya dapur umumnya tertata, kemudian pengungsi perempuan dan laki-laki harus benar-benar dipisah, sarana tenda menyusui bagi ibu yang memiliki bayi, dan lainnya. Pesan yang awalnya saya ingin sampaikan adalah itu, bukan malah seolah saya mendirikan tenda asmara tersebut. Dan memang kenyataannya di sini tidak ada tenda itu," tegasnya.