Pimpinan Pondok Pesantren Assuyuthiyyah membantah jika pihaknya sudah mendirikan 'tenda sakinah' bagi pasangan suami-istri korban gempa Cianjur untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Tenda untuk kebutuhan biologis hingga jadwal giliran pasangan suami-istri pun faktanya tidak ada.
"Tidak ada tenda tersebut, bisa dilihat dan dicek sendiri jika tenda yang fotonya beredar itu merupakan dapur umum. Sedangkan satu tenda yang berada di depannya merupakan tenda kesehatan atau tenda medis," ujar Pimpinan Pondok Assuyuthiyyah Ustadz Ferry Nurfirdaus, Jumat (2/12/2022).
Menurut dia, ramai soal tenda tersebut berawal dari guyonan atau bercandaan warga. Bahkan terkait jadwal pasangan pun sebatas candaan di grup WhatsApps.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masyarakat bercanda awalnya, membutuhkan tenda untuk pasutri untuk memenuhi kebutuhan biologis. Dilanjutkan dengan bercandaan soal jadwal. Hanya sebatas untuk mencairkan suasana di pengungsian, menghilangkan stres," tuturnya.
"Jadi tidak ada aslinya tenda itu, apalagi jadwal giliran warga. Dari hari pertama juga saya fokus ke penanganan darurat kebencanaan. Kami pun dari pihak pesantren fokus menyediakan makanan, makanya didirikan posko dapur umum di tenda yang viral yang dianggap sebagai 'tenda sakinah'," katanya menambahkan.
Namun, dia menuturkan jika dalam mitigasi kebencanaan jangka panjang, sarana tersebut akan dibutuhkan. Fasilitas tersebut harus jadi perhatian pemerintah.
"Kalau untuk penanganan jangka panjang, misalnya di tenda sampai tiga bulan hingga enam bulan kemungkinan dibutuhkan. Tapi untuk awal-awal mah semua masih fokus ke penanganan darurat. Apalagi kan sekarang sudah diizinkan untuk kembali ke rumah, bagi warga yang rumahnya tidak terlalu terdampak," kata dia.
Dia meminta agar pemerintah memperhatikan betul kebutuhan masyarakat yang terdampak, terutama para pengungsi apabila mereka harus bertahan di tenda dalam jangka waktu yang panjang.
"Harus lebih dibenahi lagi kalau di tenda sampai berbulan-bulan, misalnya dapur umumnya tertata, kemudian pengungsi perempuan dan laki-laki harus benar-benar dipisah, sarana tenda menyusui bagi ibu yang memiliki bayi, dan lainnya. Pesan yang awalnya saya ingin sampaikan adalah itu, bukan malah seolah saya mendirikan tenda asmara tersebut. Dan memang kenyataannya di sini tidak ada tenda itu," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Heboh 'tenda Sakinah' untuk pasangan suami-istri korban bencana Gempa di Kabupaten Cianjur memenuhi kebutuhan biologisnya. Namun ternyata tenda tersebut tidak ada, bahkan foto tenda yang beredar pun ternyata merupakan posko dapur umum.
Berdasarkan penelusuran detik.com ke lokasi di Kampung Bayubud, Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, tenda yang berada di komplek Pondok Pesantren Assuyutiyah tersebut merupakan lokasi dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan bagi 1.500 orang pengungsi di sekitaran pesantren.
Ada juga satu tenda lain yang dibangun di depan dapur darurat yang berfungsi sebagai tenda medis.
Kepala Desa Rancagoong Dede Farhan, mengatakan jika dirinya sudah berkomunikasi dengan pihak pesantren dan dipastikan tenda sakinah untuk pasutri memenuhi kebutuhan biologis tersebut tidak ada.
"Tidak ada kang, dari hari pertama juga tidak ada tenda sakinah untuk pasutri," kata dia.
(mso/mso)










































