Upaya Normalisasi Sungai Cipalabuan Sukabumi Terkendala Anggaran

Upaya Normalisasi Sungai Cipalabuan Sukabumi Terkendala Anggaran

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Kamis, 01 Des 2022 19:01 WIB
Sungai Cipalabuan, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi mengalami pendangkalan ekstrem.
Sungai Cipalabuan, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi mengalami pendangkalan ekstrem (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar).
Sukabumi -

Pendangkalan Sungai Cipalabuan di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi semakin ekstrem. Kekhawatiran banjir yang menggenangi kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP) atau Dermaga Palabuhanratu hingga pemukiman warga juga masih mengintai.

Kepala UPTD PSDA WS. Cisadea-Cibareno Andria Hendraningrat menyebut ada beberapa persoalan yang akan dihadapi ketika aktivitas pengerukan dilakukan. Salah satunya adalah teknis pembuangan material hasil pengerukan di sungai tersebut.

"Memang itu kewenangan sungainya ada di (wilayah) Cisadea-Cibareno dan itu sudah diprogramkan dan kita sudah upayakan untuk anggarannya dan memang di sana itu terjadi pendangkalan yang cukup signifikan, artinya di situ material-material batu lalu pasir segala macam," kata Andria kepada detikJabar, Kamis (1/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Persoalan anggaran juga menjadi permasalahan dalam upaya pengerukan Sungai Cipalabuan selain persoalan teknis ketika sungai itu dikeruk untuk mengurangi pendangkalan alias normalisasi di aliran sungai tersebut.

"Hanya memang hingga saat ini kita anggarannya belum bisa dan memang ada kesulitan kami itu pada saat dilakukan pengerukan itu, materialnya harus buang kemana itu yang perlu kita pikirkan bersama, itu mungkin ada satu kewajiban saya berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten setempat," ujar Andria.

ADVERTISEMENT

"Artinya pada saat kita melakukan normalisasi, material itu berapa kilo harus dibuangnya dan di lahan mana, karena lahan tersebut juga untuk pembuangan itu memang (membutuhkan area) cukup luas karena yang kita keruk itu bukan hanya seratus kubik atau dua ratus kubik, itu (bisa sampai) jutaan kubik," tambah Andria.

Terlebih material hasil pengerukan disebut Andria beraneka ragam. Tidak hanya sekedar tanah tapi juga batuan dan pasir. Pengawasan aktivitas setelah pengerukan juga dikatakan Andria harus diperhatikan.

"Dan ini juga material yang dibuangnya juga bukan material biasa dan materialnya yang nantinya bisa dikomerliskan itu yang perlu kita pikirkan bersama pengawasan setelah pengerukan itu. Kita sudah koordinasi dengan PUPR Kabupaten, juga yang kita sampaikan bahwa pengerukan itu harus disertai pembuangan dan lokasinya harus ditentukan," paparnya.

Aktivitas pengerukan dijelaskan Andria akan memakan anggaran dan waktu pengerjaan yang tidak sedikit. Normalisasi Cipalabuan harus dilakukan secara bertahap.

"Jadi kalau masalah panjang sasaran yang akan kita capai itu memang kita di titik-titik tertentu dulu karena anggaran itu cukup besar, jadi kita mungkin bisa bertahap tidak bisa sekaligus karena muara itu memang tempatnya sedimen lumpur Jadi kita tidak bisa lakukan apakah itu misalkan tiga kilometer, tidak bisa langsung 3 kilometer kita bertahap, jadi tidak sekali pengerukan," ujarnya.

(sya/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads