MUI Sebut Kelompok Nyeleneh Tumbuh Subur di Jabar

MUI Sebut Kelompok Nyeleneh Tumbuh Subur di Jabar

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 01 Des 2022 21:31 WIB
Sekretaris Umum MUI Jabar Rafani Akhyar
Sekretaris MUI Jabar Rafani Akhyar (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar).
Bandung -

Kemunculan orang yang mengaku Ratu Adil dan Imam Mahdi membuat geger masyarakat. Dua orang lansia merekam dirinya dengan mengaku sebagai Ratu Adil dan Imam Mahdi. Videonya pun viral di media sosial.

MUI Jabar langsung merespons kemunculan orang yang mengaku Ratu Adil dan Imam Mahdi tersebut. Sekretaris Umum MUI Jabar Rafani Akhyar mengatakan banyak orang di Jawa Barat, yang punya pandangan nyeleneh soal kepercayaan.

Akhyar mengungkit kembali soal kasus seorang pria pemimpin Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Dai di Kota Bandung pada 2021 lalu yang mengaku sebagai rasul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di 2021 umpamanya di Kota Bandung ada kan R26 (Rasul ke-26) itu sempat meledak yang direaksi masyarakat, diusir. Kemudian kami (MUI) turun tangan. Kemudian di Garut muncul lagi, sekarang di Karawang," kata Akhyar di kantornya, Kamis (1/12/2022).

Menurut Akhyar, Jawa Barat ibarat tanah yang subur untuk bertumbuhnya kelompok-kelompok yang memiliki keyakinan nyeleneh. "Jabar ini seperti subur, tempat tumbuhnya kelompok seperti itu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ia mengungkapkan, ada beberapa faktor yang membuat banyak kelompok nyeleneh bermunculan di Jawa Barat. Faktor pertama, kata dia, karena populasi di Jabar begitu banyak.

"Mungkin ya analisis kami, karena jumlah penduduk kita (Jabar) sampai 50 juta, kedua masih berkembangnya orang memahami agama tapi tidak memakai metodologi yang benar. Jadi menafsirkan teks agama itu liar, berdasarkan pemikiran atau ilusi," ungkapnya.

Akhyar juga menduga faktor lainnya adalah adanya pihak-pihak yang sengaja untuk memperalat orang-orang tersebut untuk membuat gaduh, seperti dengan mengaku jadi nabi hingga Imam Mahdi.

"Ketiga mungkin ada dalang dibelakang ini, ada skenario yang dimainkan oleh kelompok tertentu untuk macam-macam motifnya, sensasi, kegaduhan atau lainnya," ujar Akhyar.

(bba/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads