Cerita Relawan soal Evakuasi hingga Sentil 'Wisata Bencana'

Kabupaten Cianjur

Cerita Relawan soal Evakuasi hingga Sentil 'Wisata Bencana'

Sudirman Wamad - detikJabar
Minggu, 27 Nov 2022 02:30 WIB
Muhammad Hidayat, relawan bencana di Cianjur.
Muhammad Hidayat, relawan bencana di Cianjur. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Cianjur -

Muhammad Hidayat (32), berjuang bersama timnya membantu evakuasi korban gempa Cianjur yang tertimbun longsoran tanah. Sejak hari pertama gempa, Hidayat tiba di lokasi kejadian.

Sudah sedekade lebih Hidayat menjadi relawan kebencanaan. Ia mengenakan baju potensi SAR warna hitam. Baju yang menandakan relawan terlatih dalam evakuasi pencarian dan pertolongan korban bencana.

Saat ditemui detikJabar, Hidayat bersama relawannya berada di posko. Lokasinya tak jauh dari proses evakuasi korban gempa yang berada di Desa Cijedil maupun Warung Sate Shinta, Kabupaten Cianjur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menceritakan kondisi evakuasi saat hari pertama. Relawan bersama Basarnas dan tim lainnya terjun menuju lokasi evakuasi. Titik evakuasi tak bisa diakses melalui kendaraan.

Kala itu, jalur arah menuju Puncak-Cianjur tertutup longsoran. Hidayat dan tim SAR gabungan hanya bisa berjalan kaki menuju akses lokasi.

ADVERTISEMENT

"Kita sudah ke Gasol, wilayah Cugenang juga. Hari ini dan kemarin di Warung Sate Shinta. Kita bagi tiga tim, jadi agar setiap sesi kita ada satu orang yang ikut evakuasi," kata hidayat saat berbincang dengan detikJabar, Sabtu (26/11/2022).

Proses evakuasi pada hari pertama, Hidayat dan timnya mengevakuasi enam orang. Hari berikutnya kemudian disebar di 15 titik. Hingga hari ini, Hidayat dan timnya masih bersiap menunggu giliran untuk evakuasi. Risiko besar tentu mengintai Hidayat dan relawan lainnya.

"Kita tentu ikuti koordinasi Basarnas. Kita juga harus mengedepankan keselamatan," ujar Hidayat yang juga pendiri Helix Corps, organisasi relawan.

Hidayat adalah satu di antara para relawan lainnya yang rela meninggalkan keluarga dan kesibukan pribadinya untuk kemanusian. Medan yang berisiko dalam proses evakuasi korban gempa itu mengintai keselamatan tim SAR.

"Ada dua yang menjadi tantangan kita saat ini. Pertama cuaca, ini juga menjadi kendala. Kedua adalah wisata bencana, orang-orang yang menonton evakuasi," kata Hidayat.

Hidayat menyinggung masyarakat yang berbondong-bondong menonton proses evakuasi. Sebab, akses jalan terbilang terbatas. Akibatnya, lalu lintas pun padat. Kondisi demikian menganggu dan membahayakan.

"Beberapa hari kemarin tidak pernah kita tak temukan jenazahnya. Merasa gagal tidak, intinya kita terus lakukan yang terbaik saat evakuasi jenazah, pencarian dan pertolongan lainnya," ucap relawan yang juga dosen di Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR.

Rencananya, tim Helix Corps bakal mengikuti proses evakuasi selama dua minggu di cianjur. Semangat Hidayat pulalah yang membuat Helix Corps kini terus hadir dalam setiap bencana.

"Tugas kita melatih dan mendidik relawan, turun ke lapangan untuk membantu masyarakat jika keadaan darurat terjadi. Kenapa saya membentuk relawan, supaya manfaatnya bisa diterima masyarakat," ucap Hidayat.

(sud/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads