Alasan Warga Enggan Tempati Posko Pengungsian Kemensos di Sukabumi

Alasan Warga Enggan Tempati Posko Pengungsian Kemensos di Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Jumat, 25 Nov 2022 14:50 WIB
Kondisi pengungsi gempa Cianjur di Sukabumi
Kondisi pengungsi gempa Cianjur di Sukabumi (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Sebuah tenda pleton berdiri kokoh di tengah lapang Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi. Posko tersebut berwarna biru dan memiliki logo Kementerian Sosial.

Sayangnya, posko tersebut tak ditempati pengungsi yang berjumlah kurang lebih 400 orang. Mereka lebih memilih tinggal di tenda-tenda yang dibuat seadanya, asalkan dekat dengan rumah.

Seperti halnya Nora Novianti (36). Warga Kampung Gedurahayu ini mengungsi di samping rumah dengan menggunakan tenda berbahan terpal. Rumahnya itu mengalami kerusakan sedang imbas gempa Cianjur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jauh ya di lapang. Saya pilih di sini (posko dekat rumah) saja sambil jagain rumah. Kan sesekali ambil barang kaya baju gitu, tapi kalau nempatin rumah buat tidur nggak berani," ungkap Nora kepada detikJabar, Jumat (25/11/2022).

Sementara itu, Kepala Desa Titisan Bambang Nur Arifin mengaku telah mengimbau warga untuk menempati posko yang disediakan oleh Kemensos. Namun, warga beralasan karena faktor keamanan sehingga lebih memilih tinggal di tenda dekat rumah.

ADVERTISEMENT

"Jadi kita juga sudah arahkan dari kemarin itu ke tenda (posko Kemensos) tapi alasan warga itu faktor keamanan jauh dari rumah. Mereka juga merasa nyaman tinggal di posko yang kita buat. Itu salah satu alasannya faktor keamanan," kata Bambang.

Dia mengatakan, warga merasa khawatir saat meninggalkan rumah dan pindah ke posko dekat lapang. Mereka khawatir jika harta benda di dalam rumah dijarah oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

"Jadi kalau tinggal di posko di lapang itu, mereka menghawatirkan harta benda yang ada di rumah karena posko dari Kemensos lumayan agak jauh dari rumah warga," tambahnya.

Dia menyebut, berdasarkan data sementara, ada sekitar 134 rumah di Desa Titisan rusak berat, delapan rusak sedang dan 12 rumah rusak ringan. "Tapi ini terus bertambah karena getaran-getaran gempa susulan terus terjadi, jadi retakan-retakan itu bertambah," tuturnya.




(dir/dir)


Hide Ads