Serba-serbi Penyintas Gempa Cianjur Bertahan Hidup

Serba-serbi Penyintas Gempa Cianjur Bertahan Hidup

Syahdan Alamsyah, Whisnu Pradana - detikJabar
Kamis, 24 Nov 2022 05:30 WIB
Penyintas gempa Cianjur minta bantuan warga.
Penyintas gempa Cianjur minta bantuan warga. (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Cianjur -

Penyintas gempa Cianjur sudah tiga hari ini tinggal di pengungsian. Mereka tinggal di pengungsian karena rumahnya porak-poranda serta khawatir risiko gempa susulan yang terus terjadi.

Banyak warga yang mendirikan tenda pengungsian secara mandiri. Tak sedikit juga yang memilih berdesakan dengan pengungsi lainnya di tenda pengungsian terpusat yang didirikan di lapangan terbuka.

Sebagian pengungsi sudah tersentuh bantuan, di tempat lain penyintas gempa itu juga akhirnya meminta segera dikirimkan bantuan seperti makanan, selimut, hingga obat-obatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi itu akhirnya membuat mereka bergerak mandiri. Mereka memutuskan meminta sumbangan berupa uang dan barang dari para pengendara yang melintas di depan tempat mereka mengungsi.

Seperti terlihat di sepanjang Jalan Sarampad, banyak warga mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa berdiri di tepi jalan sambil memegang jaring dan kardus, berharap ada dermawan yang menyumbangkan sebagian rezekinya.

ADVERTISEMENT

"Ya karena kebutuhan kita banyak, tapi bantuan kurang tidak mencukupi, akhirnya kami dan warga lain memutuskan meminta sumbangan," kata Rohmat (37), salah seorang warga, Rabu (23/11/2022).

Jika tak begitu, mereka khawatir akan kelaparan dan kekurangan kebutuhan seperti obat-obatan, biskuit bayi, dan kebutuhan lainnya.

"Ya makan juga kan kadang masak di sini, kadang ada yang kasih. Sedangkan orangnya banyak, kebutuhannya juga banyak. Kita inisiatif mengutamakan anak-anak dan lansia," ucap Rohmat.

Namun langkah para penyintas gempa meminta sumbangan itu mendapat sedikit kritikan dari pengendara yang melintas. Meskipun tak memaksa, namun kadang ada warga yang menyoraki saat tak diberi.

"Ya sebetulnya nggak masalah, cuma kan caranya harus baik. Kita ke sini niat bantu, ada yang mau jenguk saudara, ada yang jadi relawan, harus dilihat dulu. Kalau nggak dikasih, ya ikhlas aja, jangan ngegerutu," kata Yuni Candrawati, warga Jakarta yang menyalurkan bantuan ke lokasi gempa Cianjur.

Bersuara Lewat Spanduk

Sementara itu, dua spanduk menarik perhatian pengguna jalan yang tengah melintas di Jalan Nasional III Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Spanduk itu diduga sengaja dipasang para penyintas gempa di Desa Bunisari.

Sejumlah warga menyebut, spanduk itu sudah dua hari terpasang. Sepintas, memang tidak ada kerusakan di bangunan tepi jalan dimana terpasang spanduk itu. Hanya ada satu bangunan ambruk terhimpit bangunan lain yang terlihat masih kokoh berdiri. Ada sebuah gang masuk menuju pemukiman warga.

"Masuk aja kang ke dalam, lihat kondisi di dalam banyak rumah yang ambruk," celetuk warga yang melihat detikJabar mengambil gambar spanduk, Rabu (23/11/2022).

Spanduk penyintas gempa di Cianjur.Spanduk penyintas gempa di Cianjur. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

Spanduk pertama bertuliskan "BPBD Kami Juga Korban Butuh Bantuan" lalu spanduk kedua dipasang melintang di atas gang bertuliskan "Depan Kokoh di Dalam Roboh" .

Spanduk itu disebut menyuarakan isi hati warga Kampung Cieunder, Desa Bunisari, Kecamatan Warungkondang. Ada belasan tenda yang dibangun swadaya oleh warga setempat di lokasi itu. Mereka memilih tidur di tenda karena gempa masih terus dirasakan warga.

"Bantuan sudah ada hanya memang belum merata, warga di sini membangun tenda lokasinya tidak jauh dari rumah mereka. Saya juga di rumah tetangga, karena rumah saya hancur," kata Supyandi warga Kampung Cieunder kepada detikJabar.

Supyandi mengaku tidak tahu siapa yang memasang spanduk di depan. Namun berkat spanduk itu, beberapa relawan sudah masuk ke kampungnya dan mendirikan dapur umum.

"Ada dapur umum dari komunitas Chef Sukabumi, ada juga beberapa bantuan yang masuk ke kampung kami," imbuhnya.

Ashadi Sugarto, Ketua RW 01 Kampung Cieundeur, Desa Bunisari mengatakan ada ratusan rumah yang rusak di wilayahnya. Satu korban meninggal dunia dan puluhan luka-luka

"Kerusakan berat itu 57 bangunan, yang sedang 54 bangunan yang retak ringan 40 sampai 60 rumah. Korban meninggal dunia satu orang atas nama Bu Een meninggal dunia tertimpa bangunan. Kemudian yang luka ada yang patah kakinya, yang lain luka ringan ada 40 orang kategorinya ringan masih biaa ditangani di kita," kata Ashadi.

Soal bantuan, hingga sore, Ashadi mengatakan warga masih secara swadaya membuat tenda. Sementara untuk logistik dari beberapa perusahaan sudah mulai masuk.

"Karena kami sampai saat ini belum secara langsung ada titik (tenda darurat) dari pemerintah, dari desa sudah ada, tingkat BPBD masih belum ada, untuk tenda masyarakat ada 13 tenda yang secara swadaya dibangun masyarakat," ujar Ashadi.

"Bantuan dari beberapa perusahaan di Sukabumi dariApindo Sukabumi dan Jabar yang aktif membantu kemudian komunitas motor, komunitas chef juga ada. Kebetulan saya sendiri Ketua Apindo," ungkap Ashadi.

Untuk kebutuhan di desanya selain sembako, ia berharap ada bantuan pakaian dan selimut. "Kita memerlukan logistik, makanan beras mie, telur kemudian selimut kami secara tenda belum maksimal dari pemerintah belum tersalurkan secara maksimal hanya bantuan dari beberapa dermawan. Pakaian yang layak juga diperlukan baju anak dan orang tua," pungkasnya.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads