Sebanyak 84 korban gempa M 5,6 Kabupaten Cianjur dilarikan ke rumah sakit Kota Sukabumi, tepatnya ke RSUD R Syamsudin SH dan RS Bhayangkara Setukpa. Dari 84 orang pasien itu, dua orang meninggal dunia, 68 dirawat dan 14 orang dipulangkan.
Penanganan di RS Bhayangkara Setukpa
Wakil Kepala Rumah Sakit RS Bhayangkara Setukpa Kompol Rofima mengatakan, pihaknya menerima sepuluh korban gempa bumi Cianjur. Dua hari pasca kejadian, masih ada empat orang dirawat dengan luka mayoritas patah tulang dan robek. Satu di antara pasien merupakan balita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami merawat pasien-pasien akibat gempa, saat ini kami merawat empat orang korban gempa dengan luka patah tulang dan luka-luka sobek. Kalau kondisi saat ini stabil dan alhamdulillah kami dibantu juga teman-teman dari persatuan ahli bedah ortopedi Indonesia," kata Rofima kepada detikJabar, Rabu (23/11/2022).
Apabila terjadi peningkatan jumlah pasien korban gempa, maka pihaknya akan mengaktivasi sebuah gedung untuk ruang darurat dengan kapasitas 40 orang. Selain merawat pasien korban gempa bumi, RS Bhayangkara juga melayani pasien rawat jalan yang dirujuk dari rumah sakit Cianjur.
"Kami juga merawat 27 orang pasien-pasien gagal ginjal yang rutin melakukan cuci darah di Cianjur. Oleh karena fasilitas di rumah sakit Cianjur tidak memungkinkan maka pasien tersebut dialihkan ke RS Bhayangkara," jelasnya.
RSUD R Syamsudin Sisa 10 Tempat Tidur
Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin SH, Supriyanto mengungkapkan, okupansi rumah sakit untuk korban gempa bumi masih tersisa 10 tempat tidur. Pihaknya pun berencana akan menambah kapasitas bila dibutuhkan.
"Untuk sementara ruangan Teratai atas kemudian ruangan Mawar tinggal kuota tiga lagi. Kemudian kita berencana buka lagi di AMM lantai 4 kapasitas kurang lebih tujuh. Jadi space-nya masih 10 bed, Insyaallahi kita masih bisa menerima," kata Supriyanto.
Berdasarkan data terbaru, total pasien yang diterima RSUD Syamsudin sebanyak 74 orang, 64 orang masih dirawat, delapan orang dipulangkan dan dua orang lainnya meninggal dunia.
"Mayoritas dewasa, anak-anak juga ada beberapa. Sebagian besar mereka trauma tumpul artinya benturan, kebanyakan juga ada patah tulang, kemudian cedera kepala," ujarnya.
Kondisi pasien saat ini, kata dia, ada yang masih dalam perawatan, ada yang dalam ruang operasi dan ada yang dijadwalkan segera dioperasi. Pihaknya berharap, petugas medis di lapangan dapat memilah kasus korban sesuai dengan kemampuan dan keahlian rumah sakit.
"Kami berharap teman-teman kita yang ada di TKP untuk bisa memilah, mentriase, mana-mana yang memang bisa dirujuk ke kita. Triase dalam artian pemilahan, jangan sampai ada pasien yang kemudian tidak bisa ditangani di sini tapi di kirim ke sini. Itu nanti akan tidak tepat, misalnya cedera tulang belakang harus ada sub spesialis pain untuk tulang belakang yang berat," jelasnya.
Apabila melampaui kapasitas yang ada, pihaknya akan merujuk pasien ke rumah sakit terdekat, salah satunya RS Bhayangkara Setukpa Polri. Dia juga memastikan, kondisi saat ini masih dapat tertangani.
"Dokter utamanya masih dokter ortopedi dan dokter-dokter lain sesuai kasus. Sampai saat ini masih bisa kita tangani, akan tetapi nanti kalau ada kebutuhan kemungkinan akan dibantu dari tim ortopedi RS Hasan Sadikin," tutupnya.
(dir/dir)