Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung memastikan tak ada kasus polio paralisis atau Acute Flaccid Paralysis (AFP). Dinkes saat ini tengah menggencarkan surveilans sebagai upaya awal dalam menangani kasus ini.
Sekadar diketahui, AFP juga dikenal sebagai kondisi lumpuh layu. Kepala Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian meminta agar masyarakat aktif melaporkan jika menemukan kasus polio paralisis.
"Sejauh ini tidak ada. karena surveilans kita juga relatif ketat," ucap Anhar saat ditemui di Balai kota Bandung, Rabu (23/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau masyarakat yang menemukan siapapun, anak usia di bawah 15 tahun yang lumpuh bukan karena rudapaksa, kekerasan atau kecelakaan, maka segera lapor ke puskesmas. Karena kami akan melakukan tindakan pengambilan sampel," kata Anhar menambahkan.
Anhar mengaku pihaknya telah menerima Surat Edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait pedoman penganan polio paralisis. SE itu berisi tentangan penanganan di Aceh, dan luar Aceh.
"Untuk di luar Aceh itu agar segera menguatkan surveilans," katanya.
Anhar juga mengingatkan masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu, ia juga menekankan masyarakat untuk mengikuti imunisasi polio yang lengkap.
"Ini yang bisa kita lakukan untuk mencegah polio. Karena, polio itu menularnya lewat kotoran ke mulut. Misal ada lalat hingga ke makanan, atau tidak cuci tangan pakai sabun," katanya.
"Kemudian, imunisasi ini bisa membentuk kekebalan kelompok. Jadi, ketika ada virus polio, itu tak akan berpengaruh jika sudah mengikuti imunisasi lengkap," kata Anhar menambahkan.
(sud/mso)