Gempa susulan terus terjadi di Kabupaten Cianjur pascagempa berskala M 5,6 yang terjadi Senin (21/11/2022) siang kemarin. Gempa susulan ini terjadi dengan skala sedang hingga rendah.
Hingga hari ini, Rabu (23/11/2022) pukul 07.00 WIB, BMKG mencatat ada 161 gempa susulan yang terjadi di Cianjur. Adapun skala gempa terbesar ada di M 4,2 dan skala terendah M 1,2. Namun menurut BMKG, sejak pukul 05.24 pagi tadi, tidak ada gempa susulan yang terjadi di Cianjur.
Pakar Gempa Institut Teknologi Bandung (ITB) Irwan Meilano mengatakan hal tersebut adalah fenomena yang wajar. Irwan menuturkan, banyaknya gempa susulan yang tercatat dikarenakan saat ini jaringan pengamatan aktivitas gempa semakin rapat dilakukan pascagempa bumi M 5,6 Senin kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau menurut saya bahwa jumlah gempa yang 160 itu nggak terlalu banyak. Begini ya makin rapat jaringan pengamatan kemungkinan bisa mendeteksi lebih banyak karena yang makin kecil pun kelihatan tapi kalau pengamatan tidak rapat sedikit seolah tidak ada tapi nggak terdeteksi," kata Irwan.
"Jadi angka itu wajar menurut saya dan untuk sebuah gempa M 5,6 dia (gempa) akan menghasilkan gempa beberapa ratus kali (dengan skala) M 3 dan M 2, jadi itu fenomena yang normal," ujarnya menambahkan.
Irwan menjelaskan, penyebab terjadinya gempa susulan dikarenakan adanya sisa-sisa energi yang masih terus dilepaskan oleh sumber gempa. Ia menganalogikan, gempa susulan layaknya kendaraan yang mengerem.
Baca juga: Bertahan Hidup di Reruntuhan Gempa Cianjur |
"Jadi itu biasa ya sesaat setelah gempa terjadi dan energinya lepas masih ada sisa energi. Seperti saat kita berkendara dan ngerem, nggak tiba-tiba berhenti mungkin ada maju dikit. Jadi seperti itu jadi gempa susulan kita sebut sebagai after shock, guncangan sesudah yang utama," ujarnya.
Namun, gempa susulan kata Irwan akan berangsur-angsur berhenti. "Kita sangat berharap makin lama makin kecil dan akhirnya nanti hilang," tutup Irwan.
(bba/iqk)










































