Tim tanggap darurat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal menganalisa kategori kerawanan terhadap bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tim bakal memetakan wilayah yang tingkat kerawanannya paling tinggi dan minim.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan, saat ini tim tanggap darurat dari Kementerian ESDM telah membangun posko di dekat Pendopo Bupati Cianjur. Pihaknya juga menunggu sejumlah personel lainnya yang bergabung dengan tim tanggap darurat.
"Kita akan menganalisis, mengidentifikasi daerah mana yang tinggi dan kurang (rawan gempa). Hasilnya akan kita sampaikan kepada pemerintah, untuk kemudian dijadikan acuan tata ruang berbasis kebencanaan," kata Hendra saat jumpa pers virtual, Selasa (22/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendra mengatakan, hasil analisa tim tanggap darurat ini bakal melengkapi peta kawasan gempa yang sudah ada. Pihaknya bakal mengolah data yang didapat pascagempa M 5,6 di Cianjur.
"Kita intinya meminimalisir atau mereduksi dampak gempa berdasarkan survei dan analisis pendalaman," kata Hendra.
Ia juga menerangkan kejadian gempa di Cianjur mengakibatkan longsor. Ia menjelaskan, gempa sangat erat kaitannya dengan longsor. Sehingga perlu adanya faktor keamanan antara gempa, longsor, dan bangunan infrastruktur. "Intinya tim akan menganalisis kerusakan yang paling parah dan ringan juga," kata Hendra.
Sekadar diketahui, Data dari BPBD Cianjur mencatat ada 10 kecamatan di Cianjur yang terdampak gempa M 5,6. Kerugian material terdiri 2.839 rumah rusak, lima tempat ibadah rusak, 13 fasilitas pendidikan rusak, 10 kantor-gedung rusak, 5 fasilitas kesehatan rusak, 2 jembatan terdampak dan dua titik jalan terdampak.
(sud/iqk)