Fakta-fakta Akhir Kasus Perundungan Siswa SMP di Bandung

Fakta-fakta Akhir Kasus Perundungan Siswa SMP di Bandung

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 22 Nov 2022 09:00 WIB
Unrecognizable teenager boy crying desperate for bullying with mobile lying on the floor in foreground. Selective focus on mobile in foreground
Ilustrasi Bully (Foto: Getty Images/iStockphoto/doble-d)
Bandung -

Aksi perundungan atau bullying yang terjadi di SMP Plus Baiturahman Kota Bandung menggemparkan jagat maya. Orang tua korban pun sempat melaporkan kejadian itu kepolisian. Sehari setelahnya, laporan itu dicabut kembali.

Tim detikJabar merangkum fakta-fakta aksi perundungan siswa SMP di Kota Bandung itu. Berikut fakta-fakta tentang kasus perundungan yang terjadi di SMP Plus Baiturahman.

1. Viral di Media Sosial

Video aksi perundungan atau bullying yang dilakukan sejumlah siswa SMP Plus Baiturahman Kota Bandung sempat menggemparkan jagat maya. Video ini menuai banyak kecaman. Orang tua korban pun sempat melapor ke pihak berwajib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi perundungan yang dilakukan sejumlah siswa berseragam SMP itu bermula dari unggahan akun Twitter @salmando*** di lini masa. Warganet pun ramai-ramai mengecam perundungan yang dilakukan para siswa. Korbannya, seorang siswa yang mengenakan helm. Video tersebut mengandung unsur kekerasan.

Sang pengunggah juga menandai akun lainnya yang berwenang dalam menangani kasus perundungan, yakni Disdik Kota Bandung dan Polrestabes Bandung. Kecamatan terus berjibun. Banyak yang mendukung agar kasus ini diseret ke ranah hukum.

ADVERTISEMENT

"Bullying di SMP Plus Baiturrahman, Bandung. Kejadian siang ini pada jam sekolah. Korban adalah keluarga kawan saya, dilarikan ke RS setelah pingsan," tulis caption pengupload video tersebut sebagaimana dilihat detikJabar, Sabtu (19/11/2022).

2. Korban Ditendang hingga Pingsan

Dari video yang dilihat detikJabar, seorang siswa yang mengenakan baju olahraga dipasangkan helm berwarna merah oleh siswa lainnya yang hendak melakukan perundungan tersebut. Setelah helm dipasangkan, siswa tersebut langsung tendang kepala korban sebanyak tiga kali hingga korban tumbang atau diduga pingsan.

Setelah korban tersungkur dari kursi yang didudukinya, siswa yang lakukan perundungan itu menindih korban. Korban langsung dibantu oleh teman-teman. Dari informasi yang beredar korban langsung dilarikan ke rumah sakit.

3. Polisi Turun Tangan

Kasi Humas Polrestabes Bandung AKP Rose membenarkan adanya perundungan yang dilakukan sejumlah siswa kepada seorang temannya. Aksi perundungan itu terjadi di salah satu SMP swasta di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung.

"Kejadiannya Hari Kamis Tanggal 17 November 2022 sekitar pukul 09.15 WIB di dalam kelas 9 SMP," kata Rose via pesan singkat, Sabtu (19/11/2022).

Rose menyebut, saat ini Polsek Ujungberung sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. "Benar adanya kejadian tersebut, Polsek Ujungberung saat ini sedang melaksanakan penyelidikan," ucapnya.

4. Disdik Beri Trauma Healing

Kasus ini pun menyita perhatian Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung. Disdik memastikan bakal memberikan pendampingan trauma healing kepada korban dengan menggandeng Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A).

"Tim hari Senin akan diturunkan untuk pendampingan ke korban. Termasuk dengan tim dari DP3A," kata Sekretaris Disdik Kota Bandung Tantan Syurya Santana kepada detikJabar.

5. Berawal dari Permainan 'Cek Ketampanan'

Setelah kasus itu viral di medsos, pihak sekolah lalu angkat bicara. Mereka menyatakan aksi perundungan itu berawal dari permainan 'cek ketampanan' yang dilakukan para siswa di sela pergantian mata pelajaran.

"Kebetulan guru jam ketiga keluar sebentar," kata Kepala Sekolah SMP Plus Baiturrahman Ujungberung Saefuloh Abdul Mutalib.

Saefuloh menyebut, permainan yang digelar seharusnya jadi ajang hiburan malah berbuntut aksi kekerasan yang dilakukan salah satu siswa terhadap teman sekelasnya.

"Ketika itu anak-anak membuat game cek ketampanan dengan menggunakan helm, dipukul dari belakang, menggunakan helm kemudian menebak siapa (si pemukul) itu permainannya, tapi lama kelamaan bukan dengan tangan, tapi dengan kaki salah seorang (siswa) sampai tiga kali (tendangan) dengan kaki," terang Saefuloh.

6. Sejumlah Saksi Sempat Diperiksa

Akibat kasus ini, polisi sudah memanggil sejumlah saksi untuk diperiksa. Sekitar 4-5 orang bakal dimintai keterangan oleh polisi untuk mengungkap kasus tersebut.

"Saksi 4-5 orang hasil pemeriksaan sementara," kata Kapolsek Ujungberung Kompol Karyaman di SMP Plus Baiturrahman Ujungberung, Sabtu (19/11/2022).

Dia menyebut berdasarkan pemeriksaan sementara, terduga pelaku baru satu orang. Pihaknya masih melakukan pendalaman. "Terduga pelaku baru satu orang, mungkin yang jadi saksi bisa saja jadi pelaku," ujarnya.

7. Saling Memaafkan

Pihak sekolah mencoba memediasi keluarga korban dan pelaku. Polisi juga turut serta. Walhasil, orang tua korban, Yudarmi memutuskan untuk saling memaafkan dan mencabut laporannya.

"Kemarin kami sudah bertemu. Akhirnya saya memaafkan dan akan mencabut laporan ke Polisi hari ini," kata Yudarmi kepada awak media, Senin (21/11/2022).

Orang tua korban dan pelaku juga mendapat panggilan dari Unit Unit PPA Polrestabes Bandung. Jalan damai mantap dipilih keluarga korban. Kapolsek Ujungberung Polrestabes Bandung Kompol Karyaman menyebut orang tua korban mencabut laporannya.

"Betul (damai). Namun, perkaranya sudah dilimpahkan ke Polrestabes Bandung," kata Karyaman.

8. Sempat Ngotot Tempuh Jalur Hukum

Orang tua korban melaporkan masalah itu ke polisi. "Lanjut membuat laporan polisi. Ini lagi bikin surat pengantar untuk visum," kata Yudarmi, ayah korban saat dihubungi wartawan, Sabtu (19/11/2011).

Menurut Yudarmi, pihaknya saat ini sedang menunggu hasil rontgen anaknya. Seperti diketahui dalam kejadian ini kepala anaknya ditendang oleh pelaku sebanyak tiga kali. "Belum diambil (hasil rontgen)," ujarnya.

Saat disinggung apakah pihaknya akan melakukan mediasi, Yudarmi mengaku akan tetap lakukan upaya hukum. "Tetap jalur hukum," tegasnya.

(sud/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads