Subvarian COVID-19, yakni XBB dan BQ.1 telah mendominasi jumlah kasus harian COVID-19 di Indonesia. Jumlahnya sebesar 60 persen dari kasus yang ada. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi memprediksi puncak gelombang subvarian Omicron ini bakal terjadi dalam waktu dekat.
"Sekarang XBB, BQ.1, itu saya lihat sudah di atas 60 persen. Tapi belum 90 persen. Saya lihat positivity rate-nya tinggi seperti ini, harusnya masih akan naik minimal sampai akhir bulan masih naik," kata Budi baru-baru ini, ditulis Senin (21/11/2022), seperti dikutip dari detikHealth.
Baca juga: Ciri-ciri Gejala Omicron XBB |
Saat ini sudah ada 10 provinsi yang sudah teridentifikasi varian XBB dan BQ.1, yakni Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kepulauan Babel, Lampung, dan Sumatera Utara, dan Riau. Puncak kasus COVID-19 disebutnya bisa terlihat dari tren kenaikan positivity rate.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika terjadi kenaikan konsisten dua hingga tiga kali lipat setiap hari, maka kasus harian COVID-19 belum melewati puncaknya. Namun, sebaliknya, jika kenaikan menurun bahkan melandai, kemungkinan puncak kasus COVID-19 sudah terlewati.
Tren kasus ini disebut-sebut bakal terus meningkat hingga akhir bulan. Dan, positivity rate masih jauh di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Budi mengatakan lonjakan kasus subvarian saat ini terjadi di Batam, sebab berdekatan dengan Singapura sebagai negara dengan lonjakan kasus XBB yang cukup tinggi.
"Di Batam kasus XBB-nya sudah tinggi sekali, mungkin sudah 70-80 persen. Sekarang tinggal saya lihat, Batam dalam sepekan hingga dua pekan ini flattening apa enggak. Kalau Batam itu flattening, artinya benar (mencapai puncak kasus)," tutur Budi.
(sud/dir)