7 Fakta Kasus Bully Siswa SMP yang Berawal dari Permainan 'Cek Ketampanan'

Round-Up

7 Fakta Kasus Bully Siswa SMP yang Berawal dari Permainan 'Cek Ketampanan'

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 20 Nov 2022 07:45 WIB
Ilustrasi kekerasan anak Bullying
Ilustrasi (Foto: Ilustrasi oleh Edi Wahyono).
Bandung -

Jagat media sosial digegerkan dengan aksi perundungan atau bully yang menimpa seorang siswa SMP swasta di Kota Bandung, Jawa Barat. Ia bahkan harus dilarikan ke rumah sakit usai mendapat tindakan perundungan tersebut.

Berikut rangkuman detikJabar mengenai 7 fakta aksi bully yang dialami siswa SMP swasta di Kota Bandung:

1. Viral di Media Sosial

Aksi perundungan ini mulanya terungkap melalui video yang viral di media sosial. Seorang pengguna Twitter dengan akun @salmando*** di lini masa hingga akhirnya banyak menuai kecaman dari netizen. Twitter resmi Disdik Kota Bandung dan Polrestabes Bandung juga di tag oleh pengupload.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bullying di SMP Plus Baiturrahman, Bandung. Kejadian siang ini pada jam sekolah. Korban adalah keluarga kawan saya, dilarikan ke RS setelah pingsan," tulis caption pengupload video tersebut sebagaimana dilihat detikJabar, Sabtu (19/11/2022).

2. Korban Ditendang hinggan Pingsan

Dari video yang dilihat detikJabar, seorang siswa yang mengenakan baju olahraga dipasangkan helm berwarna merah oleh siswa lainnya yang hendak melakukan perundungan tersebut. Setelah helm dipasangkan, siswa tersebut langsung tendang kepala korban sebanyak tiga kali hingga korban tumbang atau diduga pingsan.

ADVERTISEMENT

Setelah korban tersungkur dari kursi yang didudukinya, siswa yang lakukan perundungan itu menindih korban. Korban langsung dibantu oleh teman-teman. Dari informasi yang beredar korban langsung dilarikan ke rumah sakit.

3. Polisi Turun Tangan

Kasi Humas Polrestabes Bandung AKP Rose membenarkan adanya perundungan yang dilakukan sejumlah siswa kepada seorang temannya. Aksi perundungan itu terjadi di salah satu SMP swasta di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung.

"Kejadiannya Hari Kamis Tanggal 17 November 2022 sekitar pukul 09.15 WIB di dalam kelas 9 SMP," kata Rose via pesan singkat, Sabtu (19/11/2022).

Rose menyebut, saat ini Polsek Ujungberung sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. "Benar adanya kejadian tersebut, Polsek Ujungberung saat ini sedang melaksanakan penyelidikan," ucapnya.

4. Disdik Bakal Beri Trauma Healing

Kasus ini pun menyita perhatian Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung. Disdik memastikan bakal memberikan pendampingan truma healing kepada korban dengan menggandeng Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A).

"Tim hari Senin akan diturunkan untuk pendampingan ke korban. Termasuk dengan tim dari DP3A," kata SekretarisDisdik Kota BandungTantanSyurya Santana kepadadetikJabar.

5. Berawal dari Permainan 'Cek Ketampanan'

Setelah kasus itu viral di medsos, pihak sekolah lalu angkat bicara. Mereka menyatakan aksi perundungan itu berawal dari permainan 'cek ketampanan' yang dilakukan para siswa di sela pergantian mata pelajaran.

"Kebetulan guru jam ketiga keluar sebentar," kata Kepala Sekolah SMP Plus Baiturrahman Ujungberung Saefuloh Abdul Mutalib.

Saefuloh menyebut, permainan yang digelar seharusnya jadi ajang hiburan malah berbuntut aksi kekerasan yang dilakukan salah satu siswa terhadap teman sekelasnya.

"Ketika itu anak-anak membuat game cek ketampanan dengan menggunakan helm, dipukul dari belakang, menggunakan helm kemudian menebak siapa (si pemukul) itu permainannya, tapi lama kelamaan bukan dengan tangan, tapi dengan kaki salah seorang (siswa) sampai tiga kali (tendangan) dengan kaki," terang Saefuloh.

6. Ortu Korban Lapor Polisi

Orang tua korban kini resmi melaporkan masalah itu ke polisi. Saat ini, pihak keluarga masih menunggu hasil visum untuk membawa kasus ini ke pihak kepolisian.

"Lanjut membuat laporan polisi. Ini lagi bikin surat pengantar untuk visum. Belum diambil (hasil rontgen)," kata Yudarmi, ayah korban saat dihubungi wartawan.

Saat disinggung apakah pihaknya akan melakukan mediasi, Yudarmi mengakut akan tetap lakukan upaya hukum. "Tetap jalur hukum," tegasnya.

Dia mengaku tidak tega melihat video saat anaknya dibully teman sendiri. Namun, dari video yang dilihatnya terduga pelaku bully teridentifikasi satu orang.

"Saya tidak begitu lama melihat videonya karena tidak tega, tapi saya lihat hanya sendiri, satu orang (terlapor)," ujarnya.

7. Polisi Periksa Sejumlah Saksi

Akibat kasus ini, polisi sudah memanggil sejumlah saksi untuk diperiksa. Sekitar 4-5 orang bakal dimintai keterangan oleh polisi untuk mengungkap kasus tersebut.

"Saksi 4-5 orang hasil pemeriksaan sementara," kata Kapolsek Ujungberung Kompol Karyaman di SMP Plus Baiturrahman Ujungberung, Sabtu (19/11/2022).

Dia menyebut berdasarkan pemeriksaan sementara, terduga pelaku baru satu orang. Pihaknya masih melakukan pendalaman. "Terduga pelaku baru satu orang, mungkin yang jadi saksi bisa saja jadi pelaku," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(ral/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads