Anak Jadi Korban Bully di SMP Bandung, Ortu Lapor Polisi

Anak Jadi Korban Bully di SMP Bandung, Ortu Lapor Polisi

Wisma Putra - detikJabar
Sabtu, 19 Nov 2022 14:51 WIB
Ilustrasi kekerasan anak
Ilustrasi (Foto: iStock).
Bandung -

Seorang siswa SMP di Bandung menjadi korban bullying temannya. Orang tua korban melaporkan masalah itu ke polisi.

"Lanjut membuat laporan polisi. Ini lagi bikin surat pengantar untuk visum," kata Yudarmi, ayah korban saat dihubungi wartawan, Sabtu (19/11/2011).

Menurut Yudarmi, pihaknya saat ini sedang menunggu hasil rontgen anaknya. Seperti diketahui dalam kejadian ini kepala anaknya ditendang oleh pelaku sebanyak tiga kali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum diambil (hasil rontgen)," ujarnya.

Saat disinggung apakah pihaknya akan melakukan mediasi, Yudarmi mengakut akan tetap lakukan upaya hukum.

ADVERTISEMENT

"Tetap jalur hukum," tegasnya.

Dia mengaku tidak tega melihat video saat anaknya dibully teman sendiri. Namun, dari video yang dilihatnya terduga pelaku bully teridentifikasi satu orang.

"Saya tidak begitu lama melihat videonya karena tidak tega, tapi saya lihat hanya sendiri, satu orang (terlapor)," ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Ujungberung Kompol Karyaman mengatakan pihaknya mempersilahkan orang tua korban untuk membuat laporan.

"Orang tua korban hari ini juga buat laporan untuk melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ujungberung," kata Karyaman di SMP Plus Baiturrahman Ujungberung, Sabtu (19/11/2022).

Karyaman menyebut jika nantinya keduabelah pihak akan lakukan mediasi, pihaknya pun siapkan lakukan pendampingan.

"Ya hasil pemeriksaan selanjutnya demikian, bagaiamana hasilnya proses atau ada upaya lain," sebutnya.

"Upaya lain, mungkin mediasi ke depannya tidak menutup kemungkinan, sambil lihat kondisi korban," tambahnya.

Tak hanya terduga pelaku dan korban, pihak sekolah juga bakal dilakukan pemanggilan untuk diperiksa. "Pihak sekolah juga nanti dipanggil buat diperiksa," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala SMP Plus Baiturrahman Saefuloh Abdul Mutalib menjelaskan peristiwa perundungan itu terjadi pada Kamis (17/11) sekitar pukul 09.10 WIB. Menurut dia, insiden di dalam kelas ini terjadi sewaktu pergantian mata pelajaran (mapel) ketiga dan keempat.

Pihaknya menyesalkan kejadian ini. Saefuloh pun mengecam aksi kekerasan tersebut. "Kami sangat mengecam dan tidak setuju terhadap kejadian ini, karena ini kekerasan. Semua orang pasti tidak menginginkan ini terjadi, tapi apa yang terjadi inilah sesuatu yang tidak kami inginkan," katanya.

(wip/mso)


Hide Ads