Menikmati Bandung dengan Cara Berbeda Lewat TMB

Menikmati Bandung dengan Cara Berbeda Lewat TMB

Sudirman Wamad - detikJabar
Sabtu, 19 Nov 2022 07:00 WIB
Suasana dalam TMB.
Suasana dalam TMB (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
Bandung -

Trans Metro Bandung (TMB) menjadi angkutan umum andalan yang dikelola pemkot. Sayangnya, TMB belum menjadi primadona.

TMB ini memiliki lima koridor. Tim detikJabar pun menjajal menaiki TMB. Bagaimanakah rasanya menggunakan TMB?


Rute pertama dipilih dari Balai Kota Bandung menuju Terminal Cicaheum. Tim menunggu kedatangan TMB koridor dua di halte Bank Indonesia, Jalan Braga sekitar pukul 10.30 WIB. Menurut catatan aplikasi moovit, TMB koridor dua tiba sekitar pukul 10.50 WIB.



Sekadar diketahui, moovit merupakan aplikasi mengenai informasi layanan angkutan umum. Rute dan jadwal perjalanan TMB, dan angkutan umum lainnya juga tercatat. Aplikasi ini juga disarankan diunduh saat membuka situs resmi Pemkot Bandung yang memuat informasi soal rute dan jadwal TMB.

Sekitar 10 menit menunggu di Halte Bank Indonesia, TMB koridor dua tiba. Kedatangannya lebih cepat 10 menit dari yang diperkirakan. Di dalam bus sudah ada sekitar 18 penumpang.

Satu penumpang berdiri. Selebihnya duduk. Empat kursi paling belakang terisi dua penumpang, dua kursi kosong. Sementara di tengah terisi penuh. Begitu pun kursi bagian depan, baik bagian kanan maupun kiri.

Kondektur langsung menagih ongkos. Tarifnya Rp 4 ribu. Perjalanan menuju Terminal Cicaheum pun dimulai.

Suasana di dalam bus memang khas. Ada yang menunduk sembari bermain ponsel atau gawai. Ada yang tidur tipis-tipis, ya nggak pulas. Ada yang menjaga anaknya. Dan, ibu-ibu yang duduk di belakang sopir. Ibu-ibu yang duduk di dekat sopir ini adalah pemandangan yang lumrah.

Selama menuju Terminal Cicaheum, bus tiga kali berhenti. Di Jalan Lembong satu kali, dan Jalan Ahmad Yani dua kali. Sejumlah penumpang turun. Di Jalan Lembong, seorang pengamen dna pedagang naik.

Hanya menyisakan empat penumpang dari Jalan Ahmad Yani menuju Terminal Cicaheum. Perjalanan menuju Terminal Cicaheum ini memakan waktu sekitar 20 menit. Tiba di Terminal Cicaheum sekitar pukul 11.00 WIB.

Di Terminal Cicaheum, ada empat unit TMB menunggu penumpang. Dua unit di antaranya, unit dari koridor dua dan lima.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjalanan berikutnya menuju Gedung Indonesia Mengunggat (GIM). Sekitar pukul 11.20 WIB, TMB koridor lima memulai perjalanan dari Terminal Cicaheum menuju Elang. Bus ini mengangkut 17 penumpang.

Suasana dalam TMB.Suasana dalam TMB. Foto: Sudirman Wamad


Susananya masih sama seperti TMB koridor dua. Tak ada penumpang yang berdiri. Kursi terisi penuh.

Selama perjalanan menuju Terminal Elang, TMB koridor lima ini berhenti beberapa kali, menurunkan dan menaikkan penumpang. Jumlah penumpang dari Terminal Cicaheum menyusut saat melintasi Jalan Jakarta, sebagian penumpang turun.

Saat melintas di kawasan Alun-alun Bandung hingga Jalan Sudirman, bus ini dipadati kembali penumpang. Jumlahnya melebihi saat pertama kali jalan dari terminal. Mayoritas diisi pelajar.

Tarif untuk pelajar dibedakan, yakni Rp 2 ribu. Sebagian pelajar yang naik dari Jalan Sudirman itu terpaksa berdiri karena tak kebagian kursi.

Perlahan, penumpang kembali berkurang saat menuju Terminal Elang. Mayoritas mereka turun di Rajawali. Hanya menyisakan dua penumpang saat menuju Terminal Elang.

ADVERTISEMENT

Setelah turun di Terminal Elang. Tim langsung naik armada berikutnya, yakni TMB koridor dua. Tak butuh waktu lama. Langsung naik dan melanjutkan perjalanan menggunakan TMB koridor dua. Sekitar pukul 12.40 WIB melanjutkan perjalanan menuju GIM.

Tiba di GIM sekitar pukul 13.00 WIB. Sesuai perkiraan waktu di aplikasi moovit.

Perjalanan menuju GIM menggunakan armada yang berbeda. Lebih luas ketimbang saat melakukan perjalanan menuju Terminal Cicaheum dan Elang.

Sebenarnya, saat sampai di Alun-alun Bandung, penumpang tujuan Balai Kota, Braga dan GIM, bisa turun. Penumpang tentu harus berjalan kaki menuju Balai Kota atau GIM dari Alun-alun Bandung, atau Asia Afrika.

Selama perjalanan, TMB tak ngetem alias menunggu penumpang. TMB hanya ngetem di terminal. Selebihnya langsung tancap gas, berhenti hanya untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

Sementara itu, beberapa penumpang juga masih ada yang kebingungan tentang pemberhentian atau rute TMB. Ini tentunya menjadi catatan tentang informasi mengenai rute TMB dan jam.

Salah seorang kondektur TMB koridor dua, Wiko P mengatakan informasi mengenai TMB memang sangat penting. Menurutnya, masyarakat akan sadar tentang keberadaan TMB yang bisa memudahkan mobilitas di perkotaan.

"Sebetulnya kalau mereka biasa dan tahu, pasti milih naik TMB. Tarif murah, dan tidak ngetem. Paling kalau ngetem saat di terminal saja. Perjalanannya juga terjadwal kan," kata Wiko kepada detikJabar di Terminal Cicaheum, Kota Bandung.

(sud/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads