Jerit Hati Disabilitas dari Pangandaran

Jerit Hati Disabilitas dari Pangandaran

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Jumat, 18 Nov 2022 02:15 WIB
Suhartini, disabilitas asal Pangandaran.
Suhartini, disabilitas asal Pangandaran. (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Penyandang disabilitas menginginkan hak sama dengan manusia biasa pada umumnya. Hal ini diungkap para disabilitas Pangandaran yang memilih tetap ingin berkarya di tengah keterbatasan.

Suhartini (21) misalnya. Ia seorang penyandang disabilitas fisik. Dengan kondisinya, ia hanya bisa berjalan dengan satu kaki dan memakai bantuan tongkat.

Suhartini bergabung dengan Komite Paralimpiade Nasional Indonesia (NPCI) Kabupaten Pangandaran. Ia punya misi besar bergabung dengan organisasi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya gabung ke NPCI untuk menyalurkan bakat sebagai atlet Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) Pangandaran cabor tolak peluru, lempar lembing dan cakram," kata Suhartini kepada detikJabar, Kamis (17/11/2022).

Ia terpaksa kehilangan satu kakinya usai menjadi korban tabrak lari. Suhartini mengaku sempat frustrasi. "Sempat frustrasi dan malu, tapi sekarang tidak," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Sebagai disabilitas, Suhartini mengaku menemukan sejumlah hambatan. salah satu yang paling dirasakan adalah sulitnya mencari pekerjaan.

"Soal pekerjaan, tak semua perusahaan maupun lembaga menerima orang disabilitas. Jadi kadang bingung harus kerja apa," ucap Suhartini.

Sehingga sekarang Suhartini hanya menghabiskan waktu di rumah. Ia membantu orang tua berjualan. "Ya bantu orang tua jualan es, apa aja asal ada yang dikerjakan," katanya.

Orang dengan disabilitas fisik lainnya, Ahmad Poniman (38) mengatakan peluang kerja bagi penyandang disabilitas saat ini sangat rendah. "Terlebih lagi di daerah, tidak ada pemberdayaan untuk para difabel dan teman disabilitas lainnya," tutur Ahmad.

Padahal Ahmad mengaku jika ada pekerjaan yang bisa dilakukan olehnya, apapun pasti dikerjakan. "Saat ini hanya NPCI yang menjadi ruang dan wadah para disabilitas yang mau jadi atlet," ungkapnya.

Ia berharap pemerintah daerah bisa memperhatikan penyandang disabilitas. Sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang lebih berdaya.

Ketua NPCI Pangandaran Wahyu Hidayah mengatakan para disabilitas yang gabung di kelompok atlet difabel punya harapan besar untuk bisa hidup layaknya manusia biasa.

"Kami saling dukung satu sama lain, karena kondisi kami saling berkaitan," jelas Wahyu.

Menurut Wahyu saat ini belum ada wadah yang menampung para disabilitas berprestasi ataupun yang diberikan kemampuan khusus untuk bertahan hidup.

"Saya juga sedih mereka yang terus berusaha, sampai ada yang tukang es keliling meskipun harus menahan rasa malu," ucapnya.

Wahyu berharap masyarakat umum bisa menerima para disabilitas dengan baik. "Karena bagaimana pun bukan keinginan, tetapi takdir," katanya.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads