Pemerintah Indramayu menyoroti fenomena banjir rob yang kerap menimpa sejumlah desa di Kecamatan Kandanghaur. Berbagai opsi penanganan pun dilakukan termasuk penambahan material pengaman sungai hingga relokasi.
Sejak tahun 2010, Pemkab melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Indramayu telah menyoroti banjir rob terlebih di sekitar desa Eretan Wetan dan Eretan Kulon di Kecamatan Kandanghaur. Pemkab Indramayu melakukan proteksi agar meminimalisir air laut pasang masuk ke permukiman.
"Kita pernah menangani Eretan tahun 2010. Memproteksi masyarakat agar tetap aman dan nyaman dari gelombang dan rob," kata Sekretaris DPKPP Indramayu, Edi Satoto, Rabu (16/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari penanganannya, Pemkab mengusulkan relokasi warga yang terdampak banjir rob cukup parah. Terlebih untuk warga yang tinggal di tepi pantai.
"Untuk saat ini belum menyiapkan lahan. Tapi sudah ada ke arah sana (relokasi). Kita coba kerjasama dengan dinas perikanan," ujar Edi Satoto.
Nantinya akan dibuat perumahan nelayan. Tempat tersebut untuk dihuni oleh warga yang sekarang bermukim di tepi pantai. Perumahan tersebut sementara akan dilakukan di sekitar tanah desa.
"Untuk membuat rumah nelayan. Ada 27 unit dari Kemenpera dan Diskanla untuk merelokasi warga di sekitar bibir pantai," ujar Edi.
"Kalau gak salah di sana ada tanah desa nanti bisa jadi tempat alternatif," lanjutnya.
Selain itu, DPKPP Indramayu juga akan mengupayakan mengurangi debit air rob ke permukiman. Dengan memasang pengaman di sekitar sungai Ciperawan yang berpotensi sumber pintu masuk air laut.
"Tahun depan ada penataan bantaran sungai sekitar muara sungai Eretan. Akan dibuat seat belt untuk menghindari rob sedikit mengurangi," ujar Edi.
(yum/yum)