Imbas Krisis Global, 10 Ribu Pekerja Subang di PHK Selama 2022

Imbas Krisis Global, 10 Ribu Pekerja Subang di PHK Selama 2022

Dwiky Maulana Vellayati - detikJabar
Rabu, 16 Nov 2022 23:00 WIB
Ilustrasi PHK
Foto: Ilustrasi PHK (Tim Infografis: Zaki Alfarabi)
Subang -

Sebanyak 10.000 lebih pekerja yang berada di Kabupaten Subang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) selama tahun 2022. Hal ini disebabkan karena terdampak adanya krisis global.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Subang Yeni Nuraeni mengatakan, saat ini perusahaan memiliki jumlah pesanan produksi barang ekspor ke luar negeri yang berkurang. Bahkan, tidak sedikit perusahaan juga yang mendapatkan pembatalan pesanan ekspor. Dalam hal tersebut Yeni menyebut tentunya berdampak terhadap kondisi perusahaan.

"Pabrik-pabrik garmen tersebut biasanya mengekspor produknya ke Amerika dan juga Eropa. Tapi sekarang banyak yang membatalkan pesanannya," ujar Yeni saat ditemui detikJabar di kantornya, Rabu (16/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Yeni, ribuan karyawan yang di PHK itu berasal dari 25 pabrik yang ada di seluruh wilayah Subang. Yeni menjelaskan pabrik-pabrik tersebut seluruhnya bergerak di sektor garmen atau produksi pakaian jadi dan sebagainya yang sering mengekspor ke luar negeri.

Dari hasil pemantauan langsung ke pabrik-pabrik, pihak Disnakertrans Subang mendapatkan laporan kondisi pesanan ekspor yang turun drastis dalam kurun beberapa bulan terakhir, tepatnya pada bulan Oktober hingga November 2022.

ADVERTISEMENT

"Kondisi itu dikhawatirkan memburuk pada 2023 sehingga perusahaan terpaksa melakukan efisiensi. Salah satunya dengan cara memberhentikan karyawannya," katanya.

Meski demikian, Yeni memastikan hingga saat ini belum ada perusahaan garmen yang menutup pabriknya di Subang. Ia pun berharap kondisi krisis global tersebut segera membaik agar tidak berdampak lebih buruk bagi pekerja maupun perekonomian di Subang dapat kembali pulih.

"Sekarang ini termasuk kejadian luar biasa untuk Subang jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini bukan hanya terjadi di Subang, daerah lain juga nampaknya sedang berada di posisi yang sama," ungkapnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads