Dedi Mulyadi digugat cerai istrinya Anne Ratna Mustika. Anggota DPR RI itupun berbicara soal pengorbanan yang telah diberikan ke Bupati Purwakarta tersebut.
Dedi berbicara usai menghadiri sidang lanjutan perceraian di Pengadilan Agama (PA) Purwakarta, Rabu (16/11/2022). Dedi dan Anne sempat berhadapan di ruang untuk proses mediasi.
Seusai agenda persidangan, Dedi lantas berbicara panjang lebar soal kisruh rumah tangganya. Dia lantas bicara soal pengorbanan yang sudah dia berikan kepada Anne.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita hanya berpikir untuk diri kita, itu apa sih diri kita hari ini? Usia saya 51 tahun, istri saya 40 tahun, ngomong cinta sudah tidak musim, ngomong kebutuhan, apa yang kurang?," ujar Dedi.
Dedi menuturkan segala yang dibutuhkan oleh Anne sudah diberikan olehnya sebagai sosok suami. Mulai dari makan hingga fasilitas lainnya sudah dipenuhi. Bahkan sebagai abdi negara, kata Dedi, Anne juga difasilitasi kebutuhan rumah tangga yang tercantum dalam APBD.
"Seluruh kebutuhannya A-Z semua difasilitasi negara. jadi sebenarnya, rumah tangga bupati itu ada anggarannya di nomenklatur anggaran negara APBD Kabupaten Purwakarta, artinya tidak ada problem dengan itu," tutur dia.
"Apa sih yang diributkan. anak-anak yang paling besar hampir selesai di Unpad, yang kedua sekarang masuk di Unpar fakultas hukum, biayanya dari mulai uang masuk Unpar sampai kos setahun itu saya yang jamin, yang bungsu lagi lucu-lucunya diasuh Teh Elis, biaya pengasuhannya gaji tiap bulannya saya yang jamin karena tanggung jawab saya sebagai kepala keluarga," kata Dedi menambahkan.
Dedi juga menyebut sudah memberikan aset kepada istrinya. Salah satunya rumah yang terletak di Pasawahan. Menurut Dedi, sejak Anne menjabat bupati, rumah itu jarang ditempati.
"Semenjak ambu pindah ke rumah dinas gak pernah ditengok padahal itu rumah padahal rumah bersama yang membesarkan anak-anak kita selama ini. hari ini sedang saya renovasi tanggung jawab saya sebagai kepala keluarga, aset satu lagi di Wanayasa ada villa yang bagus banget itu saya urus tiap hari karena itu aset keluarga, dan bayar pajak, listrik yang mencapai Rp 20 juta tiap bulan itu saya yang bayar. di situ lah hidup saling bersama saling membagi, urusan beras sudah ditanggung negara, urusan lain saya yang tanggung termasuk menyiapkan aset anak-anak saya masa depan," katanya.
Dedi juga berbicara masalah KDRT yang sebelumnya sempat disinggung oleh Anne. Menurut dia, KDRT secara psikologis sudah diatur dalam undang-undang. Dia menjelaskan sebagaimana aturan, wanita atau istri yang jadi korban KDRT memiliki dampak murung, kehilangan kepercayaan diri dan sulit mengambil keputusan.
"Pertanyaannya adalah, ada tidak tanda-tanda itu dalam ambu Anne, murung terus, tidak bisa mengambil keputusan, kehilangan kepercayaan diri/ Menurut saya terbalik, hari ini ambu Anne sebagai bupati itu sangat PD," katanya.
(dir/dir)