Sebanyak 311 mahasiswa terjerat pinjaman online (pinjol) dengan 116 orang merupakan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Kasus ini sudah dalam penanganan pihak kepolisian. Selain itu, pihak IPB akan lakukan pendampingan hukum.
Dari informasi yang dihimpun, sebelum terjerat pinjol, para mahasiswa ini ditawari bisnis online shop oleh terduga pelaku dengan iming-iming akan berikan keuntungan sebesar 10 persen. Namun, pelaku memberi syarat yaitu korban harus ajukan peminjaman online pinjol terlebih dahulu.
Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengatakan, sepanjang pandemi COVID-19 menurut beberapa data misalnya dari Lembaga Kustodian Sentral Efek Indonesia, menunjukkan peningkatan dari para investor muda. Mereka adalah generasi milenial dan generasi z yang usianya maksimal 30 tahunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka ada di rumah, mereka pengguna utama digital sehingga kemudian mereka mudah mendapatkan informasi seputar investasi, dulu di era saya nggak mudah, situs, berita dan video yang tersebar, belum influencer finansial yang kemudian jadi rujukan bagi anak-anak muda tersebut," kata Devie dihubungi detikJabar, Rabu (16/11/2022).
Devie mengungkapkan, yang cukup disayangkan adalah gairah untuk investasi tinggi tapi tidak dibarengi dengan literasi keuangan dan literasi digital sehingga akhirnya terjebak dalam kasus penipuan. Menurutnya, catatan OJK, jumlah kasus penipuan berkedok investasi ini tidak sedikit. Jumlah dana dalam kurun 10 tahun terakhir korban pinjol dan dana yang hilang yakni dana dari individu sebesar Rp 117 triliun.
Selain itu, Devie menuturkan, jika di luar negeri, anak SMP sudah paham investasi dan kebiasaan menabung sudah lama dilakukan. Di luar negeri, siswa tidak hanya menabung tapi sudah masuk fase investasi, itu terjadi jauh sebelum kehadiran teknologi digital.
"Di Indonesia baru masuk nih, mereka belajar sendiri dan akhirnya masuk investasi bodong. Biasanya lingkaran mereka kena investasi bodong, menjadi korban penipuan dan berpotensi melakukan pinjaman," tuturnya.
Selain itu, yang cukup disayangkan adalah banyak aplikasi yang memudahkan pinjaman, selain itu utang masih menjadi tradisi meskipun penggunaan bahasanya diganti menggunakan Bahasa Inggris, padahal tujuannya sama yakni utang.
"Karena tidak terbiasa, literasi matematikanya lemah sedikit-sedikit menjadi banyak. Ngutang menjadi sesuatu biasa saja karena penggunaan bahasa Inggris, padahal Anda itu ngutang dan itu berbahaya, apalagi yang dilakukan anak muda mereka tak memiliki pendapatan karena masih bergantung pada orang tua," kata Devie.
Devie mengatakan, generasi digital mudah diiming-iming hidup konsumtif, mereka menjadikan ruang media sosial itu menjadi ruang aktualisasi diri dan pengakuan.
"Kalau legal nggak masalah karena tidak melakukan kejahatan, yang bahaya itu yang ilegal dan bunganya berlipat ganda dan anak-anak muda ini akan diserang mentalnya dan bagi anak muda itu bahaya sekali" ujarnya.
Devie Rahmawati mengatakan, mental anak muda Indonesia sangat rentan. Apalagi mendapatkan ancaman dari pinjol ilegal, butuh penanganan dari semua pihak agar mereka tidak terguncang.
"Mereka (pinjol) ini sengaja lukai mental, anak-anak muda digital secara mental rentan, ditambah serangan seperti ini, ini berbahaya. Bagi yang agresif akan melawan balik dan bagi yang pasif berpotensi untuk menarik diri bahkan lajukan hal yang tidak diinginkan seperti bunuh diri, tidak pasti tapi berpotensi," jelasnya.
Sekarang suka tidak suka menurut Devie, harus ada pendampingan bagi anak-anak muda terkait masalah finansial. "Mereka harus didorong untuk memiliki kehebatan finansial dengan proses, mereka selalu lihat sosial media orang lebih kaya, lebih keren, kemudian mereka terangsang tapi mereka tidak sadar bahwa itu butuh proses dan kerja keras," ujarnya.
"Banyak-banyak puji dan sayangi mereka agar mereka tidak perlu cari eksistensi dengan pendekatan materi tapi dengan pendekatan kasih sayang, karena orang-orang yang terbiasa gunakan materi untuk meningkatkan kepercayaan diri merupakan kelompok yang butuhkan kasih sayang, kalau kita berikan perhatian mudah-mudahan jadi jalan sehingga mereka tak lagi butuhkan kepercayaan diri menggunakan materi," katanya.
Simak Video: DPR Minta Polri Basmi Pinjol yang Telah Jerat Ratusan Mahasiswa IPB