Lokasi Tikungan Ciawi yang Bikin Pemotor Terjun ke Jurang

Lokasi Tikungan Ciawi yang Bikin Pemotor Terjun ke Jurang

Faizal Amiruddin - detikJabar
Selasa, 15 Nov 2022 17:23 WIB
Viral motor jatuh ke jurang di Ciawi Tasikmalaya
Pemotor hilang kendali dan masuk jurang di Tasikmalaya. (Foto: istimewa)
Tasikmalaya -

Viral rekaman video CCTV menampilkan detik-detik pengendara sepeda motor terjun ke jurang di Tasikmalaya. Kejadian itu mengundang tanya terkait kondisi medan dan kontur jalan di lokasi tersebut.

Penelusuran detikJabar kecelakaan itu terjadi di tikungan Kampung Panyusuhan, Desa Pakemitan Kidul, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (13/11/2022) sore.

Tikungan itu cukup tajam nyaris 90 derajat atau letter L. Beberapa ratus meter dari arah Tasikmalaya hingga ke tikungan itu, tidak ditemukan adanya rambu-rambu yang sekiranya memberitahu lokasi itu rawan kecelakaan. Begitu juga dari arah Bandung, belokan tajam ke kiri ini tidak didahului oleh rambu-rambu yang mencolok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika dari arah Bandung, lokasi tikungan Panyusunan sekitar beberapa ratus meter setelah simpang empat Jalan Lingkar Ciawi-Singaparna (Cisinga). Jika dari arah Tasikmalaya, lokasi tikungan ini beberapa ratus meter sebelum Masjid Persis Ciawi.

Masyarakat meminta pemerintah melengkapi kawasan itu dengan rambu-rambu yang cukup. Selain itu warga juga meminta tikungan tajam itu dilengkapi penerangan dan fasilitas penunjang keselamatan lainnya.

ADVERTISEMENT

"Sudah sering, sudah tak terhitung banyaknya kejadian kecelakaan di tikungan ini. Bukan hanya yang videonya viral saja," kata Ausi Susilo, pemilik warung yang berada di dekat tikungan Panyusuhan, Selasa (15/1/2022).

Tahun ini saja seingat dia, ada 5 kecelakaan yang terjadi di tikungan Panyusuhan tersebut. "Yang tahun ini saja ada mobil Grandmax masuk jurang, truk tronton pengangkut air mineral juga masuk ke jurang, tabrakan motor anggota TNI, mobil bak menabrak rumah, anak sekolah yang bawa Mio juga masuk ke jurang. Sudah banyak lah," ujar Ausi.

"Bahaya dari kedua arah. Kami berharap ada perhatian dari pemerintah. Dipasang rambu, diberi lampu kuning kemudian penerangannya juga. Atau kalau bisa dipasang juga barrier agar masyarakat yang di sini juga tidak waswas," ungkapnya.

Dia mengatakan beberapa tahun lalu, rumahnya pun sempat diseruduk bus yang datang dari arah Bandung. "Bus harusnya nikung malah lurus langsung menabrak rumah saya. Tapi itu kejadiannya sudah lama, sebelum saya membangun warung," tutur Ausi.

Karena was-was kejadian serupa terulang, dia kemudian membangun dua patok beton di depan rumahnya sebagai perisai. Ausi juga mengaku kehilangan 2 orang keponakannya yang tertabrak di dekat tikungan itu.

"Keponakan saya juga meninggal karena tertabrak di sini. Jadi mobil dari arah Bandung mabal (oleng), keponakan saya yang mau berangkat mengaji tertabrak," ujar Ausi.

Dia melalui pemerintahan setempat sudah berkali-kali mengajukan permohonan agar tikungan itu diberi rambu atau fasilitas penunjang keselamatan, tapi hingga kini tak kunjung ada perhatian.

"Pengajuan mah sudah, tapi belum ada realisasi. Ya masyarakat mah minta bagaimanalah caranya, pasang rambu, lampu atau apa pun asal risiko kecelakaan bisa ditekan. Kan kita harus ikhtiar," kata Ausi.

Nana Rukmana warga lainnya mengatakan tinggal di tikungan rawan kecelakaan membuat dirinya harus selalu punya P3K. "Saking seringnya saya sampai sedia betadine di rumah, kan kasihan kalau ada yang celaka, harus kita tolong," kata Nana.

(orb/orb)


Hide Ads