Aksi pelemparan batu yang berakibat pecahnya kaca jendela di Taman Pendidikan Sarwendah, yang dikelola keluarga pesohor Ruben Onsu viral di media sosial.
Sejumlah fakta terungkap termasuk rentetan aksi pelemparan yang seolah meneror pengelola dan warga yang putra-putri mereka mengenyam pembelajaran di lokasi tersebut.
1. Berawal Dari Unggahan Instagram Ruben Onsu
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di unggahan akun instagram milik @ruben_onsu, Ruben terlihat gusar dengan aksi perusakan tersebut. Ia mengutarakan unek-uneknya.
"Udah 3x Taman Pendidikan Sarwendah yg terletak di Cipetir Cikidang mendapat perlakuan dari org2 yg tidak bertanggung jawab, dng cara menghancurkan kaca2 baik dgn melempar batu atau benda apapun untuk menghancurkan kaca2. Dimana pelaku menghancurkan kaca di saat anak2 sedang belajar, sedih sekali pasti anak2 belajar di situasi yg cemas krn takut di lempar Ig, semoga pelaku bisa tau betapa bahaya nya untuk anak2 yg belajar akan menimbulkan Trauma," tulis Ruben seperti dilihat detikJabar, Senin (14/11/2022).
Di statusnya tersebut, Ruben juga mengucapkan terimakasih kepada personel Polsek Cikidang, aparat desa dan sejumlah orang lainnya.
2. Polisi Melakukan Penyelidikan
Ditemui di lokasi, Kapolsek Cikidang AKP Aah Hermawan membenarkan perihal adanya kaca jendela Taman Pendidikan Sarwendah yang dirusak.
"Kami dari Polsek Cikidang dan kepala desa selaku pemangku wilayah betul ada kerusakan di bagian jendela kaca dua biji itu temuan sementara dari TKP, kami melakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Aah kepada awak media.
Posisi sekolah dikatakan Aah berada di jalan yang kerap dilintasi masyarakat. Tidak ada pagar pengaman di lokasi tersebut, kepolisian sendiri mendatangi lokasi setelah menerima informasi soal adanya kerusakan di Taman Pendidikan Sarwendah.
"Untuk sekolah kita ketahui (posisinya) dari jalan yang dilalui masyarakat langsung. Tidak ada pembatas pagar dan tidak ada pintu gerbang dari depan langsung ke lokasi sekolah. Sementara kami cek TKP mencari saksi-saksi dan melakukan penyelidikan," ujarnya.
3. Dilaporkan Pihak Sekolah
Sementara itu, Kades Cipetir Ramdan Rustarmono mengaku sudah mendapat laporan dari pihak taman pendidikan.
"Kebetulan hari ini kami turun ke lokasi, atas laporan dari guru juga sempat komunikasi hari ini ada pak kapolsek mendampingi. Disini ada kaca jendela dari Taman Belajar Sarwendah yang pecah memang ada di wilayah kami di desa Cicareuh, Kecamatan Cikidang," ungkap Ramdan.
Menurut Ramdan kejadian perusakan itu berulang, sudah beberapa kali terjadi perusakan di sekolah tersebut.
"Berdasarkan laporan dari guru terjadi setelah waktu pembelajaran bertahap tidak sekaligus ada beberapakali kejadian seperti itu," pungkasnya.
![]() |
4. Teror Pecah Kaca 3 Kali Terjadi
Aksi perusakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Rengganis, Bimbel dan Taman Bacaan itu sudah terjadi sebanyak tiga kali. Hal itu diungkap Heni Herlianti Kepala Sekolah Paud Rengganis.
"Setahu saya (perusakan) sudah tiga kali, ya saya enggak tahu sih pertama kan itu perusakan dikira saya tidak seperti itu karena saya kira hanya kenakalan anak ataupun iseng. Enggak berpikiran apa-apa, hanya aneh saja gitu kok sampai bisa sih dilempar itu kaca," kata Heni kepada detikJabar, Senin (14/11/2022).
5. Motif Masih Misterius
Kepala Sekolah PAUD Taman Pendidikan Sarwendah, Heni mengaku sudah sering membersihkan bekas pecahan kaca di jendela ruangan. Ia khawatir pecahan itu melukai anak didik di Paud. Heni menyebut aksi perusakan itu terjadi pekan kemarin. Namun mulai ramai setelah pihak pendidik melaporkan hak itu ke manager Ruben Onsu.
Heni enggan menebak motif di balik kaca yang pecah diduga karena lemparan itu. Namun selain membersihkan bekas pecahan kaca, ia juga seringkali menemukan batu-batu kecil berserakan di dekat jendela. Diduga batu itu digunakan untuk melempar kaca.
"Batu itu tiap hari banyak, berserakan batu kecil itu tiap hari saya ngambilin batu itu. Kalau jendela yang pecah ada enam, tiga diantaranya sudah tidak ada kacanya sudah dibersihkan, selain kaca lampu juga sering hilang. Baru dipasang sudah hilang lagi," ujar Heni.
Taman Pendidikan Sarwendah ternyata merupakan hadiah ulang tahun pernikahan dari Ruben Onsu untuk sang istri Sarwendah. Lokasi itu sudah berdiri selama 3 tahun di Kampung Cipetir, Desa Cicareuh, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi.
Dari halaman 20detik, Ruben diketahui sengaja memberikan kado yang spesial dan berbeda dari sebelumnya, Ruben Onsu memberikan kado Sarwendah yaitu sebuah Taman Bacaan yang berlokasi di Sukabumi. Kado tersebut Ruben berikan sebagai hadiah di Hari Ulang Tahun pernikahannya yang ke-6.
"Sudah tiga tahun, semua pembiayaan pembangunan dari Pak Ruben ya. Kami mengelola, di lokasi itu ada Taman Bacaan, Paud dan Bimbel. Semua legalitasnya berikut perizinan ada," kata Heni Herlianti Kepala Sekolah Paud Rengganis kepada detikJabar, Senin (14/11/2022).
Heni mengatakan ada sekitar 30 siswa Paud yang kini mengenyam pendidikan di Taman Pendidikan Sarwendah. Karena perizinan lengkap, untuk gaji pendidik juga ditanggung oleh pemerintah dan ada juga bantuan dari Sarwendah.
"izin operasionalnya itu kita ada, (bantuan) dari APBD terus sama yang satu lagi dibantu juga sama bu Sarwendah," imbuh Heni.
7. Kerap Digunakan Untuk Aktivitas Sosial
Lokasi Taman Pendidikan Sarwendah berada tidak jauh dari jalan alternatif Cikidang, yang merupakan penghubung Cibadak - Palabuhanratu. Sekolah itu berada dekat dengan pemukiman warga.
"Bulan kemarin (Ruben Onsu dan keluarga) baru ke sini, sebelum Agustus kalau tidak salah. Karena lokasi ini kan sering juga dijadikan tempat aksi-aksi sosial Pak Ruben, suka ngadain sumbangan, bantuan anak yatim dan jompo juga untuk murid-murid," ungkap Heni.
8. 6 Kaca Jendela Pecah
Maria Anita Pengawas Taman Belajar Sarwendah juga menyesalkan kejadian tersebut.
"Ceritanya (kronologi) sih kita enggak tau, pokoknya tiba-tiba laporan ada jendela rusak, pertama dua, sudah dibetulin, tapi kemarin ada dua minggu yang lalu guru bilang ada rusak enam, tapi karena guru inisiatif dicopotin tuh kaca kaca karena takut kena anak-anak," ujar Anita.
"Akhirnya saya lapor ke asistennya pak Ruben yang nanganin taman pendidikan di sini, akhirnya kemarin sudah ketemu dengan kepolisian, Alhamdulillah ketemu dengan pak lurah, untuk kita sama sama saling menjaga, terus melihat, siapa tuh ini (pelakunya), tapi kan kita belum tahu," sambungnya.
Awalnya pengelola taman pendidikan membiarkan kejadian itu, namun lama kelamaan kaca yang pecah semakin banyak.
"Kalau kejadian awal sudah lama sih, hanya karena ah biarain lah guru-guru juga membiarkan, tapi makin lama jadi banyak. Jadi enam kaca, yang dua sudah bolong yang empat, iya itu yang bolong sudah di copotin soalnya kan riskan anak anak main di situ," pungkasnya.