Seorang pria inisial ES (43) tewas tertimpa reruntuhan tembok penahan tanah (TPT) di Kampung Pamandian, Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung. Ini terjadi saat hujan dengan intensitas tinggi terjadi di wilayah tersebut.
"Iya betul ada kejadian di Sugihmukti, kejadiannya jam 19.00 WIB," ujar Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Pahala Tua, kepada detikJabar, Senin (14/11/2022) malam.
Pihaknya menjelaskan peristiwa tersebut bermula saat hujan deras menimpa kawasan tersebut sejak pukul 17.00 WIB. Saat itu, ES membetulkan saluar air di belakang rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kronologinya pas lagi hujan gede, korban lagi benerin saluran air di belakang rumahnya. Cuma TPT nya langsung ngagebrus aja ke rumahnya," katanya.
Pahala menyebutkan bangunan TPT tersebut kontruksinya kurang baik. Sehingga saat hujan besar datang langsung roboh.
"Jadi di belakang rumahnya ada TPT, saluran airnya di bawah TPT sejajar dengan rumah. Jadi korban lagi benerin saluran air dari sengkedan bangunan yang ada di atasnya. Mungkin kontruksinya gak kuat, yaudah aja kejadian itu," jelasnya.
Dia mengungkapkan TPT tersebut menimpa satu rumah yang dimiliki ES. ES pun tak bisa selamat karena tertimpa reruntuhan. Usai dievakuasi, ES dibawa keluarganya untuk disemayamkan.
"Kerusakan satu rumah roboh tertimpa TPT, dan satu motor tertimbun. Korban udah langsung dibawa ke rumah orang tuanya," tuturnya.
Pahala menambahkan kondisi saat ini hujan telah berhenti. Namun beberapa petugas dari pemerintahan setempat telah melakukan penjagaan guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
"Sekarang hujan udah berhenti dari tadi jam 9-an malem. Cuma dari Pak Kades, Pak Camat, Babinsa, Polsek, Linmas Pasirjambu lagi jaga di lokasi. Para warga juga sekarang lagi siaga aja. Mudah-mudahan nggak ada hujan lagi, apalagi tadi hujannya dari jam 17.00 WIB," pungkasnya.
Banjir Bandang di Kutawaringin
Sementara selain TPT ambruk, bencana juga melanda di titik lain di Kabupaten Bandung. Terjadi banjir bandang menimpa di Kampung Ciseah RW 01 Desa Pameuntasan, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung akibat luapan Sungai Ciwidey.
Relawan Baraya Walungan, Dadang Hermawan atau lebih akrab disapa Dacis mengatakan hingga saat ini genangan banjir masih terjadi di kediamannya. Menurutnya air datang ke pemukiman di wilayah tersebut sekitar pukul 21.00 WIB.
"Iya masih banjir, kedalaman mah sekitar bervariatif dari 50 cm sampai 1 meter mah ada. Terus airnya masuk rumah," ujar Dacis, kepada detikJabar, Senin (14/11/2022) malam.
Menurutnya banjir tiba-tiba muncul dengan besar dari arah hulu. Air kemudian langsung merendam pemukiman warga.
"Yang terdampak mah, ya Kampung Ciseah, RW 1, RT 1, terus Kampung Ciseah mekar RW 11. Jumlah rumah belum teridentifikasi. Pas tadi hujan deras di hulu we," katanya.
Dacis menyebutkan pihaknya bersama warga lainnya tidak sempat mengevakuasi barang-barang yang ada di dalam rumah. Pasalnya banjir datang secara tiba-tiba.
Menurutnya kejadian banjir bandang kali ini berbeda jauh dengan pada saat banjir bandang tahun 2012 silam. Banjir bandang kali ini air langsung tiba-tiba datang.
"Ini beda sama tahun 2012, tapi bulannya sama November. Beda airnya, ini mah langsung kayak disekaligusin," bebernya.
Dacis mengungkapkan banjir bandang di wilayah tersebut seakan menjadi siklus 10 tahunan. Pasalnya banjir bandang terakhir terjadi pada tahun 2012 silam.
"Ini mah siklus 10 tahunan, dulu 2012, tanggal 28 November. Sekarang mah tanggal 14, di bulan yang sama beda tanggal. Kalau tiap tahun mah tidak," bebernya.
"Banjir bandang sekarang ini baru 2 kali kejadian. Kalau kemarin-kemarin paling macam-macam di jalan. Ini Luapan Sungai Ciwidey," tambahnya.
Dacis menuturkan hingga saat ini warga masih melakukan evakuasi. Terutama barang-barang yang ada di rumah.
"Situasi warga sudah dievakuasi semua, cuman harta benda banyak yang tak terselamatkan, kalau nyawa alhamdulillah gak ada. Motor juga ada yang terselamatkan atau tidak, terendam di rumah," pungkasnya.
(orb/orb)