Syam Permana atau dikenal dengan Syamsudin harus menjalani kehidupan yang berat di usia senjanya. Saking beratnya, Syam tidak bisa menyekolahkan putri keduanya.
Padahal Syam dulunya merupakan pencipta lagu handal. Karyanya banyak dipakai artis-artis dangdut top tanah air. Namun, kini pria 62 tahun asal Sukabumi ini harus merana dan butuh bantuan dermawan.
Berikut fakta-faktanya Syam sang pencipta lagu Inul Daratista:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Putri Kedua Putus Sekolah
Nama Syam sempat hangat diperbincangkan pada 2021 lalu karena hidupnya jauh dari kata mapan. Setahun berlalu, tak banyak yang berubah dari kehidupannya. Justru saat ini, ia membutuhkan uluran tangan dermawan untuk membantu biaya pendidikan putri keduanya yang terpaksa putus sekolah.
"Iya anak saya yang perempuan, ini kan setelah keluar dari SMP mau lanjut ke SMA. Akhirnya anak masuk di SMK, cuman karena posisinya jauh, di samping itu kita berat untuk ongkos sehari Rp 30 ribu. Akhirnya anak putus sekolah," kata Syam saat ditemui detikJabar di rumahnya, di Kampung Babakan Jawa, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi, Senin (7/11/2022) malam.
2. Lagunya Dinyanyikan Pedangdut Tersohor
Masih jelas diingatan Syam ketika lagu-lagu ciptaannya banyak dinyanyikan artis terkenal. Nama pedangdut sohor seperti Imam S Arifin, Inne Chintya, Ona Sutra, Asep Irama hingga Inul Daratista pernah ia buatkan lagu
"Awal saya buat lagu waktu itu tahun 1982. Waktu itu baru bisa main gitar juga, coba-coba bikin lagu, saya nggak sangka juga bisa diterima. Inul Daratista waktu itu ada rekan pencipta lagu pop mengajak saya untuk ikut proyek Inul katanya, kita bikin bareng, coba bikin, alhamdulillah jadi (lagu), judulnya Terima Kasih," ujarnya.
3. Hancur karena Kaset Bajakan
Bak roda berputar, kehidupannya sebagai pencipta lagu tak bertahan lama. Tepatnya saat krisis moneter, kaset bajakan bertebaran dan tak ada produser yang melirik pencipta lagu. Itu membuat Syam jatuh dan meninggalkan gemerlap ibu kota untuk kemudian pulang ke Sukabumi.
"Waktu itu, krisis moneter, di samping bajakan berkembang banyak. Pencipta lagu juga susah buat jual lagu. Produser bilang 'gimana mau beli lagu, kalau udah banyak pembajak' kehidupan kita juga susah, ngontrak kemana-mana, akhirnya sama istri pindah ke Sukabumi," ungkapnya.
4. Bekerja Serabutan
Di Sukabumi, ia pun bekerja serabutan. Hingga saat ini, ia bahkan belum pernah menikmati hasil dari royalti lagu yang ia ciptakan.
"Dulu orang membeli lagu saya paling besar Rp 500 ribu. Itu cukup di situ saja (tidak ada royalti berkepanjangan) jadi pembayaran dibuktikan kwitansi saja. Buat lagu sudah nggak begitu (produktif), akhirnya kita kerja serabutan buat keluarga," tuturnya.
Syam mengatakan, sempat ada pengacara yang ingin membantunya untuk memperjuangkan royalti. Akan tetapi, mereka menghilang dan tak ada kabar sejak pemberitaannya ramai pada tahun lalu.
Di usianya yang tak lagi muda, Syam mengisi kegiatan sehari-hari dengan membantu istrinya sebagai petani di sawah yang menggarap lahan milik orang lain.
5. Bakat Menurun ke Putrinya
Namun Syam punya pelipur lara. Ia senang saat mengetahui bakatnya turun pada putri pertamanya Yulis Airtika (33). Kurang dari satu tahun, Yulis sudah berhasil menciptakan tiga lagu terdiri dari dua lagu dangdut dan satu lagu rohani.
"Iya bakat turun ke anak. Awalnya saya lihat memang di situ dia bisa buat lagu, setelah saya lihat, lirik lagunya bagus, berarti ini ada bakat buat lagu, anak perempuan, anak pertama. Mudah-mudahan bisa berkembang," kata Syam.
Dengan gitar di tangannya, Syam dan istrinya pun melantunkan potongan lagu yang diciptakan sang anak. Lagu tersebut berjudul 'Mengapa Cuma Kamu.'
6. Berharap Dukungan untuk Anaknya
Syam mengatakan, anaknya merupakan seorang ibu rumah tangga yang tinggal tak jauh dari rumahnya. Dia berharap, lagu ciptaan anaknya itu dapat diterima oleh seluruh masyarakat dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.
"Ya mudah-mudahan bisa berkembang dan lagunya bisa populer," ucapnya.
7. Berjuang di Usia Senja
Syam Permana dan sang istri Yati Sarnip (50) harus banting tulang sebagai buruh tani hingga menjual kayu bakar di pabrik-pabrik tahu dan tempe. Di usia senja kedua pasangan ini, mereka masih harus menghidupi dua orang anak yang salah satunya terpaksa putus sekolah gara-gara keterbatasan ekonomi.
Yati Sarnip menceritakan, ia bertemu Syam saat masih berusia 14 tahun di Jakarta. Awalnya ia berniat untuk mengubah nasib di ibu kota dengan bekerja di pabrik. Akan tetapi, takdir merubah rencananya.
"Waktu itu masih 14 tahun ke Jakarta mau kerja di pabrik garment. Sama orang pabrik diusir karena masih kecil, ketemu sama bapak lagi main gitar," kata Yati.
8. Bikin Lagu Dibantu Istri
Yati tak menyangka akan berjodoh dengan Syam. Singkat cerita, mereka membina rumah tangga di Jakarta dan hidup sebagai pencipta lagu. Yati yang juga memiliki suara emas turut berkontribusi dalam beberapa lagu ciptaan Syam. Terkadang, ia menyumbang satu dua bait lagu di karya-karya sang suami.
"Mendukung dari dulu juga, ibu mendampingi. Kalo bikin lagu-lagu yang kurang suka nambahin," ujarnya.
9. Berharap Anak Kembali Sekolah
Himpitan ekonomi membuat salah satu anaknya yang duduk di bangku SMK swasta di Kecamatan Cisaat putus sekolah. Yati pun berharap anaknya bisa kembali melanjutkan sekolahnya.
"Pengennya sekolah lagi, rajin ke sekolah juga. Ongkos Rp 30 ribu sehari, berat. Anaknya mah rajin sekolah. Pengennya sekolah yang dekat," lirih Yati.
Yati juga berharap suaminya mendapatkan pekerjaan tetap. "Kepada pemerintah kalau bisa suami saya carikan pekerjaan apa saja, yang penting ada penghasilan buat sehari-hari," sambungnya.
(bba/iqk)