Pertempuran Kubang menjadi salah satu pertarungan yang paling diingat warga Garut. 37 pemuda hebat gugur dalam perang selama dua jam tersebut.
Pertempuran Kubang, terjadi di tahun 1945, tepatnya pada tanggal 12 Oktober di kawasan Lembah Kubang, yang sekarang dikenal menjadi wilayah Tanjung, Kecamatan Tarogong Kaler.
Pertempuran tersebut terjadi, atas dasar balas dendam yang dilakukan tentara Jepang kepada warga Garut, setelah 60 orang anggotanya yang menjaga Pabrik Tenun Garut (PTG) dibantai para pejuang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertarungan itu, berlangsung selama dua jam, pada hari Jumat, kala itu. Ratusan pasukan Jepang yang hendak meluluhlantakkan kota Garut, diadang seratusan pemuda pemberani di lokasi kejadian.
Tak ayal, pertarungan pun tak terhindarkan. Meskipun hanya bermodal bambu runcing dan golok, tapi para pahlawan menyerang tak kenal takut. Mereka menghadapi ratusan tentara Jepang, yang bersenjatakan senapan hingga tank baja.
Meskipun membuat Jepang kerepotan, tapi perlawanan mereka harus selesai. Para pahlawan, gugur usai mendapat serangan bertubi-tubi dari pasukan Negeri Sakura.
"Ada 37 orang yang gugur dari kita," ungkap sejarawan asal Garut, Warjita.
Warjita mengungkapkan, ada sejumlah tokoh sentral yang merepresentasikan para pejuang Garut pada Pertempuran Kubang. Di antaranya adalah Suherman.
Suherman, yang saat ini dikenal warga Garut sebagai salah satu nama jalan yang ada di Tarogong Kaler, ternyata merupakan salah satu pejuang yang memimpin gerakan pada Pertempuran Kubang.
"Dia menghimpun warga, mengajak agar masyarakat melakukan perlawanan dan pencegatan di Kubangan," kata Warjita.
Selain Suherman, ada juga nama Adung. Pemuda asli asal Tarogong, yang jadi pentolan pergerakan Pertempuran Kubang. Adung yang dikenal pemberani itu, kini diabadikan namanya menjadi nama jalan juga.
Nama-nama pemuda berusia 20-40 tahunan, ya terlibat dan gugur dalam Pertempuran Kubang itu diabadikan, dalam monumen Pertempuran Kubang, yang berada di Jalan Otista, Tanjung.
![]() |
Ada 37 nama yang tertulis di dalamnya. Mulai dari Adung, Entur Kamsur, hingga Enoh dan Sastra. Nama-nama para pahlawan, diletakan di bagian bawah tugu, persis di bawah patung orang yang membawa bambu runcing.
Selain ke-37 pemuda yang gugur dalam pertempuran, sebenarnya ada beberapa dari mereka yang berhasil selamat. Beberapa saksi hidup peristiwa tersebut, bahkan sebenarnya masih eksis beberapa waktu lalu. Salah satunya, adalah Ubun Sjahbun. Namun, beliau dikabarkan wafat beberapa tahun lalu.
Tugu Harus Diperbaiki
Warjita menyorot Tugu Pertempuran Kubang. Menurut Warjita, ada hal yang harus diperbaiki dalam tugu tersebut. Salah satunya adalah waktu pertempuran.
"Jadi, saya pernah mewawancarai Pak Ubun (saksi Pertempuran Kubang). Beliau mengatakan, jika peristiwa terjadi di bulan Oktober 1945. Bukan di bulan September," kata Warjita kepada detikJabar belum lama ini.
Warjita mengatakan, kesalahan tersebut harus diperbaiki. Sebab, mengganggu kesakralan Tugu Pertempuran Kubang itu sendiri.
Selain menanggapi kesalahan penulisan waktu peristiwa dalam Tugu Pertempuran Kubang, Warjita juga menyarankan agar monumen tersebut dipindahkan.
Warjita menyarankan agar Tugu Pertempuran Kubang dipindahkan lokasinya, ke titik awal Jalan Ibrahim Adjie yang tak jauh dari lokasi.
"Supaya terlihat dengan jelas oleh yang datang ke Garut. Ada peristiwa itu di masa lampau," ungkap Warjita.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, hal tersebut bisa direalisasikan.
"Saya sudah izin ke Angkatan 45, itu memang harus dipindahkan karena enggak pas. Artinya sangat memungkinkan," ungkap Helmi.
(yum/yum)