Timelapse Ngerinya Laut Jawa Melahap 'Atlantis' di Karawang

Timelapse Ngerinya Laut Jawa Melahap 'Atlantis' di Karawang

Baban Gandapurnama, Yudha Maulana, Irvan Maulana - detikJabar
Jumat, 28 Okt 2022 08:15 WIB
Pantai Pisangan, Cemarajaya, Karawang dari citra satelit
Pantai Pisangan, Cemarajaya, Karawang dari citra satelit (Foto: Google Earth)
Karawang -

Dampak abrasi atau pengikisan tanah di pesisir akibat gelombang laut terjadi di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Perlahan deburan ombak membuat lahan dan bangunan terkikis sehingga memunculkan kisah Atlantis.

Kaur Umum Desa Cemarajaya Pendi Aryanto mengatakan, abrasi parah terjadi sejak tahun 2007 silam. Menurutnya, tanah yang dulunya perkampungan di Desa Cemarajaya tergerus ombak dan tenggelam.

"Abrasi parah terjadi sejak tahun 2007, tanah Cemarajaya itu sudah mulai tergerus abrasi," kata Pendi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengungkap ada beberapa dusun yang tenggelam di Cemarajaya, alhasil ratusan warga yang terdampak harus direlokasi ke tempat yang lebih aman. Warung-warung di Pantai Pisangan yang biasanya ramai dikunjungi oleh penduduk pun kini tak tersisa.

"Selain rumah, ada lebih dari 100 warung yang sudah habis, karena mengingat awal tahun 2003 Pantai Pisangan di Cemarajaya ini sempat jadi tempat wisata yang cukup besar di Karawang," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Pendi menuturkan, abrasi tak hanya menggerus perumahan warga dan nelayan setempat. Namun juga tempat pemakaman umum (TPU) mulsim, tanah lapangan yang dijadikan warga untuk bermain bola di bibir pantai hingga sumur keramat yang konon peninggalan wali.

detikJabar menangkap fenomena abrasi ini dengan melihat perubahan morfologi di bibir Pantai Pisangan melalui citra satelit yang ditampilkan Living Atlas. Redaksi menjadikan Masjid Nurul Jannah 2 yang letaknya dua kilometer di barat laut Kantor Desa Cemarajaya sebagai patokan.

Suasana rumah relokasi dari di Cemarajaya, Cibuaya, KarawangMasjid Nurul Jannah 2. (Foto: Irvan Maulana/detikJabar)

Sebab, Masjid Nurul Jannah 2 kini berada di sebuah tanjung yang menjorok ke lautan pada citra satelit tahun 2022. Jika dilihat lebih dekat, pembatas masjid dan laut hanya berupa tanggul dengan selisih ketinggian beberapa meter saja dari muka air.

Sedangkan pada citra satelit tahun 2014 atau 8 tahun silam, Masjid Nurul Jannah 2 belum terbangun, tetapi dapat dipastikan bahwa di samping kiri dan kanan lahan yang dijadikan masih masih berderet bangunan-bangunan dan masih ada pasir di bibir pantai.

Tak hanya di sekitar Masjid Nurul Jannah 2 (yang ditandai lingkaran warna merah di gambar), bibir pantai yang bersinggungan langsung dengan Laut Jawa juga tampak terkikis perlahan oleh ombak. Puing-puing bekas bangunan juga terlihat dan menambah kesan peninggalan 'Atlantis' di Karawang.

Secara umum fenomena abrasi ini juga tak hanya terjadi di wilayah Cemarajaya, tetapi juga hampir di seluruh wilayah pesisir di Karawang. Hal itu terlihat dari citra satelit yang ditampilkan Google pada rentang 36 tahun, tepatnya pada 1984 hingga 2020.

Timelapse pesisir Karawang yang terdampak abrasi pada periode 1984-2020Timelapse pesisir Karawang yang terdampak abrasi pada periode 1984-2020. (Foto: Google Earth Engine)

Terlihat perubahan yang cukup drastis pada rentang waktu 2,5 dasawarsa. Dimana terlihat air laut tampak menginvasi ke daratan. Sungai Citarum yang bermuara dan menghilir di Pantai Sedari Karawang juga terlihat seperti menyusut panjangnya karena abrasi.

Pantai Sedari ini bila dihitung dengan perhitungan jarak di Google Maps sekitar 10 kilometer dari Pantai Pisangan yang menjadi memunculkan cerita 'Atlantis' dari Karawang. Tentu saja ancaman abrasi ini tak hanya terjadi Karawang, tetapi juga di sepanjang pesisir Pantai Utara Jawa Barat yang berdampingan dengan Laut Jawa seperti Bekasi, Subang, Cirebon, dan Indramayu.

Titik berwarna merah menunjukkan daerah-daerah di Pantura Jabar yang terancam tenggelam pada 2030Titik berwarna merah menunjukkan daerah-daerah di Pantura Jabar yang terancam tenggelam pada 2030 Foto: Climate Central

Sebelumnya, Kelompok ilmuwan dan jurnalis sains dari Climate Central, merilis peta prediksi tentang pesisir Pantura yang akan tenggelam dalam kurun waktu 8 tahun lagi. Potensi abrasi itu pun bisa dilihat dari peta Climate Central mengenai sebaran wilayah yang akan tenggelam pada 2030.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads