Camat Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi Ali Iskandar meninjau lokasi tembok jebol di area Perumahan Pesona Farida Regency. Di tengah kegiatan seorang perempuan berhijab tiba-tiba menghampiri Camat Ali dan mengadukan soal ganti rugi rumahnya yang terdampak jebolnya tembok penahan tanah dari area perumahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan itu belakangan diketahui Nur Alsa Aulia Dimyati, lokasi tempat dia tinggal bersebelahan dengan jebolnya tembok penahan tanah (TPT) milik perumahan. Alsa memberanikan diri mengadu ke camat karena ia butuh kepastian soal kerusakan yang menimpa rumahnya.
"Ketika hujan juga enggak tau ini rumah itu terbengkalai sudah satu tahun lebih diantara yang saya inginkan bukan menguntungkan diri sendiri, bukan juga menguntungkan orang lain. Kita sama sama ingin membebaskan saja supaya di saya enak, pihak direksi (perumahan) enak dan perumahan juga akan terus tetap berjalan," kata Alsa kepada awak media, Senin (24/10/2022).
Alsa berharap pihak perumahan segera melakukan pembebasan lahan yang di atasnya terdapat rumahnya. Ia menyebut sudah tiga kali banjir menerjang rumahnya itu, bahkan material bekas banjir juga masih menumpuk di dalam rumah dua lantai miliknya.
"Kalau masalah pembebasan mungkin bisa dilihat ya, bagaimana keadaan ini rumah, kemarin sebelah sini yang jebol, terakhir itu kemarin semalam hujan dan itu mengakibatkan dampak ke rumah sana. Dulu ada bak air tapi itu tidak bisa menampung air yang dari atas begtu dan jebol," ujarnya.
"Kalau kebanjiran saya sudah tidak terhitung sudah beberapakali, kali tapi selagi masih bisa beresin sendiri saya beresin sendiri. Tapi hari itu tanggal 8 bulan September itu benar-benar banjirnya bandang banget. Bukan jebol lagi tapi hancur, jendela tengah rumah, sama dapur hancur, jendela alumunium ancur, pintu hancur dan air juga sudah berserakan di luar," sambung dia.
![]() |
Alsa menyebut rumah itu awalnya akan ditinggali bersama suami dan keluarganya dan masih dalam tahap pembangunan. Hanya tersisa 20 persen lagi menuju selesai, namun tiba-tiba banjir dari perumahan datang dan kembali menghancurkan rumahnya.
"Bukan renovasi sudah saya tempatin (pembangunan) tinggal 20 persen saja, udah siap untuk ditempatin. Sebelum terjadinya seperti ini saya sudah sering wanti-wanti kenapa harus menjaga ini (tembokan) ini bukan dataran tinggi rumah saya dataran rendah. Yang pertama kali saya kagetkan adalah pembangunan tembokan kenapa terlalu dekat, kalaupun memang hak yang punya tanah kenapa harus mengambil kesepakatan sendiri, kenapa enggak komunikasi dulu," sesalnya.
Pantauan detikJabar, lokasi bangunan tempat tinggal milik Alsa memang berada paling dekat dengan TPT perumahan, hanya beberapa sentimeter.
"Kalaupun komunikasi pun harus ada hitam di atas putih. Itu yang menjadi pembahasan, memang ada tapi tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kan harus ada dua belah pihak, tidak sepihak saja," pungkasnya.
Saat dikonfirmasi, Camat Ali Iskandar membenarkan soal warga yang mengadukan soal ganti rugi rumah dan tanah miliknya.
"Tadi ada warga yang sepertinya sih memang berdekatan atau bersentuhan dengan lokasi perumahan yang tadi beliau meminta untuk apa musyawarah menyelesaikan persoalan begitu kaitan dengan lahannya bisa di miliki oleh perusahaan. Nanti kita coba diskusikan, karena memang sudah dibahas sebelumnya tinggal mungkin menentukan titik kesepahaman saja," kata Ali.
Camat Ali Iskandar terlihat memantau langsung beberapa lokasi yang dibangun TPT oleh pihak perumahan. Ia datang bersama perwakilan dari Dispekrim, pihak pengembang, Dinas Lingkungan Hidup, Satpol PP dan Lurah Palabuhanratu.
Diberitakan sebelumnya, Tembok Penahan Tanah (TPT) jebol di area perumahan diduga jadi pemicu banjir disertai lumpur yang menerjang pemukiman warga pada Sabtu (22/10/2022). Diketahui ada belasan rumah warga yang terdampak akibat banjir tersebut.
Pantauan detikJabar, warga masih melakukan bersih-bersih di area rumah mereka pasca banjir bercampur lumpur yang terjadi malam tadi. Tumpukan material pasir dan batu kecil mereka tumpuk di depan rumah.
Salah seorang warga, Supariadi mengaku rumah orang tuanya di RT 3 Kampung Kuta Mekar, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu mengalami kerusakan akibat meluapnya Sungai Cibelang. Ruang kamar mandi dan dapur rumah orang tuanya itu ambruk ke sungai.
(sya/yum)