Ikhtiar Pesantren Tunanetra di Bandung Cetak Santri Berkualitas

Ikhtiar Pesantren Tunanetra di Bandung Cetak Santri Berkualitas

Bima Bagaskara - detikJabar
Minggu, 23 Okt 2022 16:00 WIB
Pesantren Tahfizh Quran Tuna Netra Saman Darushudur punya program khusus untuk mengajarkan santri untuk bisa mengoperasikan komputer hingga smartphone.
Pesantren Tahfizh Quran Tuna Netra Sam'an Darushudur punya program mengajarkan santri untuk bisa mengoperasikan komputer. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Telah banyak alat bantu bagi penyandang tunanetra agar tetap bisa melakukan banyak hal, termasuk mengoperasikan komputer. Di Bandung, Pesantren Tahfizh Quran Tuna Netra Sam'an Darushudur punya program khusus mengajarkan santri-santri di sana yang merupakan penyandang tunanetra untuk bisa mengoperasikan komputer hingga smartphone.

Disela-sela kegiatan mereka belajar ilmu agama, para santri di pesantren yang berada di Cimenyan, Kabupaten Bandung ini juga menyempatkan diri untuk belajar digital. Sebanyak 27 santri belajar di pesantren ini.

Edi Sumanto kepala bagian IT Pesantren Tahfizh Quran Tuna Netra Sam'an Darushudur menjelaskan bagaimana santri di sana bisa mempelajari komputer. Edi mengatakan ada alat bantu khusus yang digunakan dalam proses mengajarkan santri-santri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alat bantu itu ialah screen reader (pembaca layar). Aplikasi tersebut prinsipnya adalah membacakan tiap teks yang ada di layar. Sehingga, apa yang diketikkan di layar, akan menjadi sebuah suara yang yang didengar oleh yang para santri.

"Mengajarkan santri tunanetra untuk belajar komputer hingga smartphone itu ada aplikasi screen reader, aplikasi pembaca layar. Jadi di gadget itu diinstal, apapun yang ada di layar akan dibacakan, outpunya berupa suara," kata Edi belum lama ini.

ADVERTISEMENT

Menurut dia, yang pertama kali diajarkan oleh santri adalah bagaimana santri-santri bisa menguasai 10 jari mereka untuk mengoperasikan komputer. Setelah itu, santri-santri baru diajarkan program dasar seperti Microsoft Office.

Tidak hanya dasar, Pesantren Tahfizh Quran Tuna Netra Sam'an Darushudur juga akan membimbing santri untuk bisa mahir di bidang digital marketing bahkan programing.

"Untuk yang diajarkan pertama itu, dilatih untuk menguasai 10 jari, diajarkan basic, Microsoft office bahkan ada yang masuk pembelajaran digital marketing dan programing," ujarnya.

Untuk bisa menguasai komputer dan smartphone, menurut Edi santri biasanya memerlukan waktu rata-rata satu bulan lebih. Namun untuk program dasar, bisa sampai enam bulan.

Prosesnya, diperlukan waktu satu hingga dua bulan untuk menguasai 10 jari. Sementara untuk office enam bulan dan untuk programing sampai satu tahun. Namun untuk programing, perlu waktu yang lebih lama.

"Untuk menguasai 10 jari ada yang satu bulan, dua bulan tergantung masing-masing. Untuk office enam bulan dan untuk programing sampai satu tahun," jelas dia.

Masih Kata Edi, untuk mengajarkan santri-santri bisa komputer dan smartphone, kesulitan yang paling sering dihadapi adalah ketika mengajarkan mereka yang belum tahu sama sekali bentuk dan cara kerja dari alat tersebut.

"Kesulitannya paling yang belum pernah sama sekali menyentuh laptop atau smartphone. Jadi harus lebih sabar lagi. Diajak senang jangan sampai ditekan, diajak ngobrol, ketika motivasinya sudah naik cepat belajar," tutup Edi.

(bba/iqk)


Hide Ads