Cerita Warga yang Pilih Menetap di 'Kampung Mati' Majalengka

Cerita Warga yang Pilih Menetap di 'Kampung Mati' Majalengka

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Sabtu, 22 Okt 2022 07:30 WIB
Aktivitas di Kampung Mati Majalengka.
Aktivitas warga di 'Kampung Mati' Majalengka. (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Majalengka -

Warga Majalengka mengenalnya sebagai 'Kampung Mati', itulah julukan yang disematkan untuk Blok Tarikolot, Desa Sidamukti, Kecamatan/Kabupaten Majalengka. Julukan ini melekat karena sejumlah rumah di kampung tersebut ditinggalkan oleh penghuninya akibat peristiwa bencana alam pergerakan tanah tahun 2006 lalu.

Saat detikJabar mencoba mengunjungi kampung tersebut, seketika pandangan yang dianggap sepi dan tidak berpenghuni itu berubah. Pasalnya, aktivitas warga di kampung tersebut tidak jauh berbeda seperti kampung pada umumnya. Seperti yang diketahui, pascabencana pergerakan tanah, warga di kampung tersebut direlokasi oleh pemerintah setempat ke Blok Buahlega, Sidamukti.

Namun, kenyataannya kampung tersebut tidak sepenuhnya ditinggalkan oleh warga setempat. Sebagian penduduk masih menghuni rumahnya yang berada di Blok Tarikolot itu. Bukan hanya rumah, musala, warung hingga pos ronda masih dapat ditemukan di sana. Bukan tidak enggan menghuni rumah relokasi. Namun, mata pencaharian jadi alasan warga masih beraktivitas di kampung tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya (direlokasi pasca bencana). Tapi itu juga enggak ditinggal sepenuhnya, karena punya kerjaan di sana. Soalnya jauh dari Buahlega ke Tarikolot, jaraknya ada sekitar 1,5 km," kata ketua RT/RW 02 Hendi (36) saat berbincang dengan detikJabar, Jumat (21/10/2022).

"Warga sini mayoritas petani mangga, kacang, dan padi, dan lahan yang garapannya pun itu ada di Blok Tarikolot, jadi ya enggak 'mati' aktivitas. Jadi kurang pas rasanya disebut 'Kampung Mati'," ucap dia menambahkan.

ADVERTISEMENT

Selain alasan pencaharian, bertambahnya jumlah anggota keluarga membuat mereka memutuskan kembali ke rumah lamanya. Mulai adanya warga yang memilih tinggal di Blok Tarikolot itu sekitar 3 tahun setelah bencana pergerakan tanah.

Aktivitas di 'Kampung Mati' Majalengka.Aktivitas warga di 'Kampung Mati' Majalengka. Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar

Hingga hari ini, kata Hendi, setidaknya ada sekitar 30 rumah yang diisi kembali. Rata-rata penduduk yang menempati rumah di Blok Tarikolot itu adalah warga yang berusia 30 tahun ke atas. "Rumah yang di sana (Blok Buahlega) tetap dihuni, tapi sama anak-anaknya. Jadi gini seiring berjalannya waktu anak-anaknya kan pada nikah pada punya cucu, anggota keluarga bertambah akhirnya orang tuanya balik lagi ke sini, iya otomatis ngalah buat anak," jelas dia.

Menurut Hendi, 30 rumah yang dihuni kembali itu berada di zona aman dari bencana pergerakan tanah. Akan tetapi, lanjut dia, rumah-rumah yang berada di zona rawan bencana tetap dikosongkan oleh pemiliknya. "Ada 180 rumah yang dikosongkan," ujar dia.

Senada seperti yang diceritakan Hendi, warga bernama Wasla (60) mengaku, masih menempati rumah lamanya itu karena alasan aktivitas dan jumlah anggota keluarga. "Sekitar tahun 2010-an di relokasi. Tapi aktivitas masih di sini, enggak dikosongkan banget. Iya menetap di sini, rumah di sana mah udah padet, sekarang mah udah punya cucu," kata Wasla.

Wasla yang beraktivitas sebagai petani sekaligus menjadi pedagang itu mengaku tetap merasa khawatir jika kembali terjadi bencana. "Khawatir mah ada, tapi kan saya nyari buat makan di sini, pagi sampai siang ke hutan ngontrol Mangga. Siang di rumah sampe sore jaga dagangan di sini. Malem istirahat udah gitu aja," ucap dia.

Meski Wasla menetap sebagai warga Blok Tarikolot, akan tetapi status kependudukan masuk ke warga Blok Buahlega. "Status kependudukan mah ikut ke Buahlega," ujar dia.

Sementara itu, ia berharap kampungnya itu tetap menjadi perhatian pemerintah. Sebab, di kampungnya itu masih ada aktivitas dan kehidupan. "Saya harap masyarakat sini juga harus diperhatikan, karena masyarakat sini juga masih bagian dari desa Sidamukti. Harus diprioritaskan segala sesuatunya, bantuan-bantuan dari pemerintah, agar kesejahteraan masyarakat sini juga terdorong," katanya.

(iqk/iqk)


Hide Ads