Kejadian kebakaran tentu menyisakan kenangan yang memilukan bagi korban. Seperti salah satunya yang dialami oleh Eman Sulaeman, warga Warudoyong, Kota Sukabumi yang saat ini mengungsi di rumah Tempat Evakuasi Sementara (Tesa).
Eman menceritakan, rumah yang dihuni bersama tujuh anggota keluarganya itu hangus dibakar api hingga rata dengan tanah pada Agustus lalu. Saat kebakaran terjadi, dia nyaris terkena reruntuhan bangunan yang terbakar ketika berusaha untuk menyelamatkan diri dan keluarganya.
"Kejadiannya itu nggak tahu pasti ya, karena dibangunin sama ibu jam 01.30 WIB api udah ada. Sepotong rumah udah habis kebakar. Kalau keadaan sadar, dari kasur sampai api ada satu meter setengah," kata Eman kepada detikJabar saat ditemui di rumah singgah, Jalan Pajagalan, Kota Sukabumi, Jumat (21/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski api sudah membakar setengah rumahnya, Eman mengaku tak merasakan panas atau sesak. Dia mengatakan, reruntuhan wuwung asbes yang terbakar bahkan sempat jatuh tepat dibelakang tubuhnya.
"Alhamdulillah nggak kerasa panas. Nggak punya amalan apapun. Alhamdulillah bapak masih selamat, nggak ada luka bakar, itu dua langkah dari dapur langsung bek wuwung jatuh, pas banget di belakang punggung," tuturnya.
Tidak ada satu pun barang yang berhasil diselamatkan. Dia mengutamakan keselamatan diri dan keluarganya. "Yang tersisa hanya yang saya pakai, kaos dan celana pendek saja," ujarnya.
![]() |
Setelah kejadian tersebut, keluarganya diungsikan ke tempat evakuasi sementara. Sedangkan rumahnya yang hangus, saat ini dalam tahap pembangunan atas bantuan Polres Sukabumi Kota.
"Lebih dari layak tinggal di sini. Datang ke sini cuman baju yang dipakai sama kolor. Di sini keluarga berlima yang mengungsi. Iya alhamdulillah dapat bantuan dibuatkan rumah, peletakan batu pertamanya sama Kapolres, sekarang masih dibangun," ucapnya.
"Harapannya satu saja yang penting sehat, bisa sehat, bisa beraktivitas ya sedikit-sedikit bisa cari nafkah buat anak istri. Karena sekarang tulang punggung keluarga istri jualan," sambungnya.
Si Tesa Tempat Berlindung Penyintas Bencana di Kota Sukabumi
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Imran Wardhani mengatakan, keberadaan tempat evakuasi sementara (Tesa) ini sudah ada sejak dua tahun yang lalu. Pemda menyewa tempat untuk dijadikan sebagai rumah singgah para korban bencana seperti bencana longsor, banjir hingga kebakaran.
Rumah tersebut memiliki fasilitas 7 kamar, 4 kamar mandi, ruang tamu, dapur umum dan listrik gratis. Para penyintas berkesempatan untuk tinggal di sana selama tiga bulan, terkecuali yang mendapatkan bantuan pembangunan rumah.
"Tiga bulan itu pengungsi diberi waktu untuk mencari tempat tinggal baru atau seperti Pak Eman menunggu rumahnya dibangun hasil dari bantuan polres. Terus yang dua korban longsor ini lagi dibangunkan rumahnya melalui program Rutilahu. Rata-rata mereka tidak lebih dari tiga bulan," kata Imran.
Dia mengatakan, saat ini rumah singgah ditempati oleh 17 jiwa dengan enam kepala keluarga. Mereka merupakan korban bencana alam longsor dan kebakaran.
Imran mengatakan, tak semua korban diungsikan ke rumah tersebut karena ada beberapa pertimbangan. "Kadang juga kita tawarkan dulu ke yang bersangkutan, karena pertimbangan mereka lokasi pekerjaan dan sekolahnya yang jauh, mungkin masih ada sodara dan lain-lain, kalau tidak ada maka kita tampung di sini," jelasnya.
(yum/yum)