Kabinet Kian Panas Usai Hasto PDIP Dituding Minta NasDem Keluar Koalisi

Kabar Nasional

Kabinet Kian Panas Usai Hasto PDIP Dituding Minta NasDem Keluar Koalisi

Tim detikNews - detikJabar
Jumat, 21 Okt 2022 13:46 WIB
Waketum NasDem Ahmad Ali
Waketum NasDem Ahmad Ali (Foto: Xenos Zulyunico).
Jakarta -

Kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin saat ini sedang memanas. Penyebabnya karena NasDem yang mendapat jatah beberapa kursi menteri, menyinggung soal adanya beberapa pihak yang meminta dilakukannya reshuffle hingga mendesak NasDem supaya keluar dari koalisi.

Dilansir detikNews, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali buka suara soal adanya pihak yang mendorong dilakukannya reshuffle kabinet. Dia menyebut orang tersebut yang juga meminta NasDem untuk keluar dari koalisi.

Ahmad Ali awalnya bicara terkait pernyataan Ketua Umum NasDem Surya Paloh soal adanya pihak yang meminta NasDem untuk keluar. Dia menyebut dugaan-dugaan itu muncul ketika NasDem memutuskan untuk mengusung Anies Baswedan menjadi capres di Pilpres 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pernyataan Ketum marak itu tidak lepas dari ketika NasDem mengumumkan Anies sebagai capres. Itu diawali dengan ada bendera Belanda dirobek birunya," kata Ahmad Ali saat dihubungi, Kamis (20/10/2022).

Ahmad Ali lalu menyebut narasi itu kemudian berkembang kepada suara-suara bahwa ada partai pemerintah yang mau keluar dari koalisi. Hingga pada akhirnya, kata dia, ada saran secara terang-terangan dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

ADVERTISEMENT

"Terus kemudian ada partai pemerintah mau keluar dari koalisi, terus kemudian semakin ramai dan mulai terang-terangan katakan lah Mas Hasto kemudian meminta NasDem untuk keluar dari koalisi, ya kan?" ucap Ahmad Ali.

Ahmad Ali menyebut Hasto Kristiyanto mendorong adanya reshuffle kabinet bukan atas nama PDIP. Dia mengatakan Surya Paloh juga tidak menunjuk sosok partai, melainkan orang tertentu yang secara terang-terangan menyuarakan reshuffle kabinet.

"Kalau kemudian disampaikan Ketum kami bukan partai, tapi orang, itu tidak bisa untuk dikatakan itu, karena dikatakan secara terang-terangan," ujarnya.

Lebih lanjut, anggota Komisi III DPR ini menyebut keputusan reshuffle kabinet berada di tangan Jokowi. Dia menegaskan Jokowi tidak bisa didorong-dorong atas konteks politik apapun.

"Jadi apapun keputusan presiden tentang koalisi tidak bisa diterjemahkan dalam konteks politik, keputusan presiden tentang reshuffle dan lain-lain selalu saya lihat itu kebutuhan organisasi. Jadi ketika ada reshuffle, bukan Pak Jokowi tak suka partai ini lalu reshuffle, tapi lebih kepada efektivitas pemerintahan yang diperhitungkan," tutur dia.

Dia menekankan desakan reshuffle kabinet hingga dorongan agar NasDem keluar koalisi tidak hanya dirasakan NasDem. Menurutnya semua pihak bisa membaca maksud yang disampaikan beberapa pihak, termasuk Hasto Kristiyanto.

"Bukan NasDem rasakan, saya pikir semua orang Indonesia membaca itu, gimana kemudian macam-macam lah, terang-terangan untuk mencabut diri dari koalisi karena mendukung Anies," imbuhnya.

Pernyataan NasDem soal Reshuffle

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny G Plate merespons dorongan reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024. Plate mengatakan reshuffle merupakan hak prerogatif presiden.

"Itu hak prerogatif presiden. Bapak presiden yang punya kewenangan," kata Plate kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (20/10).

Plate meminta tak ada yang berupaya untuk mempengaruhi Jokowi untuk melakukan perombakan kabinet. Plate berbicara tantangan berat yang dihadapi saat ini.

"Jangan berusaha mempengaruhi di luar konteks, negara ini masih banyak tantangan," ujar Plate.

Artikel ini sudah tayang di detikNews dengan judul Waketum NasDem Tuding Hasto PDIP yang Minta Partainya Keluar dari Koalisi

(ral/mso)


Hide Ads