Bencana hidrometeorologi berupa longsor menjadi salah satu yang perlu diwaspadai oleh warga Kabupaten Sumedang seiring dengan meningkatnya intensitas hujan belakangan ini. Hal itu mengingat kondisi geografisnya yang didominasi pegunungan dan perbukitan.
Berdasarkan data dari BPBD Sumedang, tercatat sudah ada 5 kejadian longsor pada Oktober 2022 ini. Titik longsornya tersebar di 5 Kecamatan, yakni Cimanggung, Pamulihan, Sumedang Selatan, Sumedang Utara dan Ganeas.
Dikutip dari situs resmi bmkg.go.id, BMKG pun telah merilis terkait kewaspadaan terhadap cuaca ekstrim hingga sepekan ke depan dari 15 Oktober-21 Oktober 2022. BMKG memprediksi potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir serta angin kencang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, salah satunya di Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai upaya antipasi dari dampak bencana, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi di Kabupaten Sumedang.
"Untuk mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, gerakan tanah, longsor dan angin puting beliung pada musim hujan ini, ditetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi di Sumedang," ungkap Dony sebagaimana yang ditulis dalam akun Instagram miliknya.
Dony mengimbau kepada sekolah-sekolah serta komunitas agar menunda kegiatan-kegiatan outdoor di zona aliran sungai, air terjun dan danau di tengah cuaca ekstrem yang tengah berlangsung.
"Semua unsur harus mampu mempersiapkan penanggulangan bencana dengan standar dan prosedur kesiapsiagaan," terangnya.
Sebagai upaya pencegahan dini dari bencana, dikatakan Dony, pihaknya telah memasang alat pengukur curah hujan dan Early Warning System (EWS) peringatan dini resiko bencana iklim di beberapa titik.
Bagi warga Sumedang yang memerlukan bantuan jika terjadi bencana bisa menghubungi call center 24 Jam pada nomor 08112065733 (BPBD Sumedang).
(mso/mso)