Bencana alam akhir-akhir ini kerap terjadi di wilayah Sukabumi. Salah satunya rumah milik Ahmad (60) yang berada di Kampung Warungkalapa, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi.
Rumah dua lantainya itu sudah dikosongkan sejak tiga pekan lalu. Bagian depan rumah sangat berdekatan dengan tebing setinggi 20 meter.
Tati (58) yang merupakan istri pemilik rumah mengatakan, tebing yang longsor di dekat pemukiman warga itu disebabkan oleh tergerusnya tanah oleh air sungai Cipelang. Kondisi itu semakin memburuk sejak cuaca ekstrem beberapa pekan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya sedikit-sedikit longsornya, terus saat dua minggu ke belakang itu sampai ke ujung tembok depan rumah. Tadi malam tebingnya longsor lagi dan habis rumah saya," kata Tati, Rabu (19/10/2022).
Dia mengatakan, rumah itu ditempati oleh tujuh orang. Kerugian pun ditaksir mencapai Rp 70 juta. Tati bersama suami dan kelima anaknya mengaku tidak akan menempati lagi rumah itu. Dia berharap, pemerintah segera membangun TPT di dekat tebing tersebut.
"Takut kalau tinggal di rumah itu lagi, ini juga memasak di dapur yang rubuh sebelah. Kalau sungai Cipelang airnya gede, kita juga pergi dari sini," tuturnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Imran Wardhani mengatakan, longsor di Kampung Warungkalapa itu memang kerap terjadi sejak 2019 lalu. Pihaknya sudah mengarahkan kepada warga untuk mengosongkan rumahnya.
"Terjadi sejak tahun 2019, tiap tahun ada laporan. BPBD telah mengarahkan agar melakukan evakuasi atau relokasi bagi warga sekitat lokasi longsor karena tiap tahun terus tergerus aliran sungai Cipelang dan diguyur cuaca ekstrim pada musim penghujan," kata Imran.
Pihaknya mengklaim sudah melakukan upaya penanganan dengan dinas terkait. Sementara itu, para korban yang tidak memiliki tempat tinggal diungsikan ke Tempat Evakuasi Sementara (Tesa) yang disediakan oleh Pemkot Sukabumi yang berlokasi di Jalan Pajagalan, Kelurahan Nyomplong, Kota Sukabumi.
"Kami evakuasi warga terdampak dan saat ini mengungsi di Rumah Tempat Evakuasi Sementara (TESA) menempati 2 kamar. Betul (milik Pemkot Sukabumi) ada 7 kamar dan 4 kamar mandi, ruang tamu dan dapur. Saat ini ada 9 jiwa, 4 jiwa korban longsor dan 5 Jiwa korban rumah kebakaran," ujarnya.
"Karena sungai tersebut aliran yang merupakan kewenangan provinsi (PSDA Provinsi) sehingga perlu kolaborasi penanganan secara bersama," kata Imran.
(dir/dir)