Jalan di Tasikmalaya Ini Tak Bisa Dilalui gegara Amblas

Jalan di Tasikmalaya Ini Tak Bisa Dilalui gegara Amblas

Faizal Amiruddin - detikJabar
Rabu, 19 Okt 2022 13:14 WIB
Jalan amblas di Jamanis Tasikmalaya
Jalan amblas di Jamanis Tasikmalaya (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Jalan Gombong di Kampung Nanggela Desa Geresik Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya terputus, karena sebagian ruas jalan amblas. Akibatnya kendaraan roda dua mau pun roda empat tidak bisa melewati jalan tersebut.

Kepala Dusun Nanggela Desa Geresik, Kecamatan Jamanis Asep Deni menjelaskan peristiwa amblasnya Jalan Gombong itu terjadi pada hari Minggu sore lalu.

"Memang sebelumnya aspal di sana sudah lama turun. Pas truk lewat, langsung amblas kecil," kata dia, Rabu (19/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika itu, amblasan jalan hanya berdiameter sekitar 50 sentimeter. Namun karena khawatir warga menutup sementara jalan itu. Besoknya kekhawatiran warga terbukti, jalan itu amblas besar sehingga sudah tak bisa dilalui kendaraan sama sekali.

"Setelah ditutup, besoknya baru amblas besar," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Kedalaman jalan yang amblas itu mencapai sekitar 5 meter, dengan panjang sekitar 6 meter dan lebar sekitar 2 meter. Di bawah jalan itu, terdapat gorong-gorong saluran air.

Menurut Asep, jalan itu milik Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. Pihaknya sudah melaporkan peristiwa itu dengan harapan Pemkab Tasikmalaya bisa segera memperbaiki.

"Sementara tidak bisa dilewati dulu. Warga mencari alternatif lain, tidak terlalu jauh. Paling beda 500 meter," kata dia.

Salah seorang warga sekitar Amas (40) mengatakan, jalan itu merupakan salah satu akses utama yang menghubungkan antara Kecamatan Jamanis dengan Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. "Ini jalan yang ramai, karena akses menuju Ciawi," kata Amas.

Sambil menanti bantuan pemerintah warga sekitar berinisiatif melakukan perbaikan secara swadaya. Perbaikan awal rencananya akan menggunakam bambu untuk menutup jalan yang amblas tersebut.

"Tapi kata Kapolsek itu berisiko. Jadi perbaikannya rencana gorong-gorong diganti, lalu disemen. Materialnya ada dari polisi, ada dari warga. Swadaya. Kalau menunggu dari PU lama," kata Amas. Setiap hari setidaknya ada 10 warga yang ikut membantu proses perbaikan. TNI dan Polri juga turut hadir membantu.




(dir/dir)


Hide Ads