Jalan Nyimas Gandasari, Desa Jungjang, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon dipadati oleh tumpukan sampah hingga sepanjang sekitar 200 meter. Selain merusak pemandangan, sampah-sampah yang menumpuk di jalan itu pun menimbulkan bau yang sangat tidak sedap.
Pantauan detikJabar di lokasi, kondisi ini pun nampak menganggu para pengguna jalan yang melintas. Tidak sedikit pengguna jalan yang terlihat menutup hidung karena bau yang sangat menyengat.
Sekadar informasi, Jalan Nyimas Gandasari yang dipenuhi oleh tumpukan sampah ini merupakan akses yang menghubungkan antara Desa Jungjang, Kecamatan Arjawinangun dengan Desa Kalianyar, Kecamatan Panguragan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kaur Keuangan Desa Jungjang, Abdul Maulik Yani mengatakan, kondisi jalan Nyimas Gandasari yang dipenuhi tumpukan sampah telah berlangsung selama bertahun-tahun. Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh pemerintah desa setempat. Mulai dari pengangkutan hingga memasang spanduk yang berisikan imbauan.
Mirisnya, meski sempat diangkut dan dibersihkan, namun penumpukan sampah di jalan tersebut kembali terjadi. Padahal, kata Abdul, tidak jauh dari lokasi itu tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
"Dulu sudah sempat dikuras (dibersihkan). Tapi sorenya itu sudah kotor lagi. Memang dulunya di lokasi itu ada TPS. Karena terlalu membeludak sampahnya, kemudian TPS-nya dipindah agak masuk ke dalam. Masih dekat," kata Abdul di Cirebon, Selasa (11/10/2022).
Abdul menyebut, sampah-sampah yang mengotori Jalan Nyimas Gandasari, Desa Jungjang merupakan sampah dari sebagian masyarakat yang melintas di jalan tersebut.
"Kalau sampah-sampah ini berasal dari masyarakat yang lewat di jalan ini. Biasanya mereka membuangnya di malam hari saat kondisi jalan sepi," ucap Abdul.
Abdul mengatakan, terkait dengan banyaknya sampah yang mengotori Jalan Nyimas Gandasari, pihaknya sudah sempat menyurati Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon. Hanya saja, proses pengangkutan sampah belum bisa dilakukan karena terkendala belum tersedianya alat berat.
"Sementara ini kami sudah menyurati (DLH) untuk dilakukan pengurasan. Tapi berhubung terkendala di alat berat yang belum ada, jadi belum sempat terlaksana untuk pengurasannya," kata Abdul.
(dir/dir)