Tanggal 17 Oktober 2022 mendatang Kota Tasikmalaya berulang tahun. Kota hasil pemekaran wilayah dari Kabupaten Tasikmalaya ini genap berusia 21 tahun.
Pemerintah Kota Tasikmalaya pun melakukan berbagai persiapan untuk peringatan hari jadi Kota Tasikmalaya tahun ini. Salah satunya meluncurkan logo resmi.
Yang menarik logo HUT ke 21 Kota Tasikmalaya ini terlihat berbeda dari biasanya. Dilihat dari situs resmi Pemerintah Kota Tasikmalaya, logo HUT Kota Tasikmalaya ini berbentuk lukisan yang didominasi bentuk payung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemilihan desain logo yang relatif out of the box ini, cukup menuai respons dari masyarakat, terutama kalangan seniman dan pelaku bidang desain grafis. Kolom komentar di akun media sosial Dinas Kominfo Kota Tasikmalaya yang merilis logo ini, ramai pro kontra terkait desain logo ini. Dilihat Kamis (6/10/2022) petang, jumlah komentar sudah lebih dari 850.
Pro kontra muncul karena umumnya logo berupa desain vector. Namun Pemkot Tasikmalaya memilih desain logo berupa lukisan.
Kalangan yang kontra menilai pemilihan desain berupa lukisan ini tak cocok dijadikan logo. Sementara kalangan yang pro menilainya sebagai sebuah pilihan anti mainstream dan memiliki nilai seni.
Rukmini Anak Pelukis Kondang
Desain logo ini merupakan karya dari pelukis Rukmini, yang juga istri Wali Kota Tasikmalaya M Yusuf. Rukmini merupakan putri dari pelukis ternama Affandi.
Salah seorang seniman Kota Tasikmalaya Nazharudin Azhar mengaku dirinya lebih memilih melihat hikmah dari pro kontra ini. "Bagus dan jelek bersifat subjektif, karena ini karya seni. Tapi hikmahnya masyarakat jadi lebih peduli terhadap hari jadi Kota Tasikmalaya. Akun media sosial Pemkot Tasik yang biasanya sepi jadi ramai," kata Nunu sapaan akrabnya.
Nunu mengatakan secara prinsip logo berbentuk lukisan susah diaplikasikan di media, karena bentuknya bukan vektor.
"Memang logo seperti itu sulit diaplikasikan di media karena bukan berupa vektor. Tapi menurut saya tak masalah, terkadang perlu juga desain yang di luar kebiasaan," kata Nunu.
Meski demikian dia juga menambahkan alasan logo itu bukan vektor sebenarnya bukan masalah prinsip di zaman digital seperti saat ini. "Sekarang zaman digital, kalau dulu zaman logo masih disablon mungkin iya jadi kendala. Kan sekarang metodanya sudah digital," kata Nunu.
Alasan lain yang menurut Nunu pro kontra ini tak perlu diperuncing adalah logo hari jadi Kota Tasikmalaya ini bersifat insidentil, tak selamanya dipakai.
"Ini desain logo insidentil, tidak terus-terusan dipakai. Tak masalah sekali-kali logonya berupa lukisan, kan jadi ramai tuh," katanya.
Nunu juga mengatakan banyak masyarakat yang tak tahu bahwa Rukmini terbiasa melukis seperti mendiang ayahnya Affandi.
"Ibu Rukmini ini melukis seperti Affandi, langsung dari tube catnya ditorehkan ke kanvas. Jadi paling tidak ini bisa jadi kenang-kenangan bahwa Kota Tasik pernah punya wali kota yang istrinya pelukis terkenal," kata Nunu.
Selain itu banyak pula warga yang belum tahu kalau pembuat logo HUT 21 Kota Tasikmalaya adalah karya Rukmini. "Walau pun itu tak menjadikan logonya "lebih bagus", tapi bisa mengubah cara pandang orang-orang terhadap nilai seni logo itu," kata Nunu.
(yum/yum)