Kisah Guru Honorer Bandung yang Aktif di Musik Underground

Kisah Guru Honorer Bandung yang Aktif di Musik Underground

Yuga Hassani - detikJabar
Rabu, 05 Okt 2022 20:30 WIB
Wildan (paling kanan) Guru sekaligus musisi underground.
Wildan (paling kanan) Guru sekaligus musisi underground (Foto: Istimewa)
Kabupaten Bandung -

Wildan Rizkillah Widjaja (25) merupakan seorang guru honorer di SMK Pasundan Majalaya, Kabupaten Bandung. Namun di luar aktivitasnya sebagai pengajar, ternyata dirinya aktif sebagai musisi band beraliran Blackened Crust Hardcore.

Dalam kesehariannya di sekolah, Wildan dikenal dekat dengan para muridnya. Apalagi dirinya mengajar dalam pelajaran olahraga.

Melalui olahraga, dirinya melabuhkan kehidupannya sebagai pengajar di SMK Pasundan Majalaya. Namun meski begitu saat ini dirinya masih berstatus sebagai guru honorer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pertama ngajar dari tahun 2015 akhir, saat masih kuliah semester 4. Jadi sambil kuliah kelas karyawan, dan berjalan sampai sekarang 2022 alhamdulillah. Saya kuliah STKIP Pasundan angkatan 2014," ujar Wildan kepada detikJabar, Rabu (5/10/2022).

Karirnya sebagai pengajar dimulai saat menjalani magang di sekolah tersebut. Namun setelah selesai magang dirinya malah ditawari untuk terus mengajar.

ADVERTISEMENT

"Soalnya guru olahraganya yang sebelumnya jadi wakasek bidang kurikulum, jadi sibuk. Terus aja jam (ngajar) dia dikasihkan ke saya. Kuliah itu saya jurusan Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR), olahraga. Awal ngajar juga langsung olahraga," katanya.

Ketika memulai mengajar di sekolah dirinya tidak langsung bisa lancar dalam mengajar. Apalagi pada saat itu dirinya masih pertama.

"Pas ngajar pertama memang kesulitannya adalah cara berbicara dengan anak-anak. Apalagi pada saat itu kan masih awam dalam hal mengajar. Tapi kalau udah biasa, sekitar satu dua bulan juga udah mulai adaptasi dengan anak-anak. Mulai aja aman dengan anak-anak, sudah bisa sambil bercanda, jadi enak menyampaikannya juga," jelasnya.

Pihaknya mengaku dalam satu pekan bisa mengajar beberapa kelas. Kelas yang diisi oleh dirinya adalah kelas 10 dan 11.

"Saya sekarang ngajar kelas 10 ada empat kelas, kelas 11 saya ngajar dua kelas. Terus jadwal saya itu dari Senin, Selasa, Rabu, dan Jumat. Kamisnya kosong, cuma piket aja," ucapnya.

Dalam pendidikannya, Wildan telah berhasil menyelesaikan pendidikannya hingga S2 di STKIP Pasundan dengan jurusan yang sama.

"Saya lulus S1 2019, S2 lulus sekitar tahun 2022 awal. S2nya saya nerusin lagi ke PJKR, jadi linier lah, masih di STKIP Pasundan," tuturnya.

Wildan menyebutkan hingga saat ini statusnya masih sebagai guru honorer. Dengan gaji yang dibilangnya masih cukup.

"Sekarang masih honorer. Kalau gaji lumayan lah buat yang masih sendiri mah. Tapi dari gaji ngajar mah bersihnya sekitar Rp 500 sampai Rp 700 ribu, soalnya disesuaikan dengan jam juga. Tapi darisitu juga ada tambahan seperti, jadi walikelas, terus kalau piket. Total perbulan mah kurang lebih sekitar Rp1,5 juta per bulan," kata Wildan.

Dibalik kesibukannya sebagai guru honorer, Wildan aktif di salah satu band yang bernama Altanigrum. Menurutnya waktunya dalam bermusik tidak pernah terganggu meski bekerja sebagai guru honorer.

"Selama ini alhamdulillah saya bisa ngebagi waktunya dengan ngeband. Saya ngajar kan dari Senin sampai Jumat, nah hari Sabtu Minggu gak bisa diganggu gugat sama kerjaan. Jadi Sabtu Minggu itu dipakai buat ngeband," ucap Wildan.

Wildan mengungkapkan sempat berhenti dalam berkarya dibidang musik. Namun, kata dia, dilanjutkan kembali saat dirinya meneruskan kuliah S2.

"Terus berhenti aja ngeband sampai lulus kuliah S1, tapi kalau nonton band mah masih. Mulai lagi ngeband pas mau nerusin S2 tahun 2019 akhir sampai tahun 2022," bebernya.

"Di alta itu tahun 2021 akhir, nah pas tahun 2019 mah bikin sama temen-temen yang suka sepedahan dulu. Aliran bandnya deathmetal lah," tambahnya.

Dalam berkarya sebagai musisi, dirinya memiliki kemampuan pada alat musik bass.

"Dari band sebelumnya sampai yang sekarang saya main bass. Memang saya suka main bass, soalnya menurut saya main bass itu paling simple. Jadi udah aja saya memilih alat musik itu," ungkapnya.

Dia menambahkan di lingkungan sekolahnya ada beberapa orang yang mengetahui dirinya sebagai musisi. Bahkan anak didiknya pun ada yang mengetahuinya.

"Sebagian ada yang tahu, ada juga yang gak tahu. Tapi yang tahu saya main musik itu biasanya yang mengikuti saya di sosial media. Soalnya saya juga di sekolah jarang menceritakan pribadi ke anak-anak didiknya," kata Wildan.

"Lucunya adalah saya pernah ketemu dengan anak didik ketika menonton konser. Saay bertemu pun anak tersebut menanyakan, naha aya didieu, nya saya ge sama reuseup musik kieu. Mulai dari situ anak itu jadi akrab sama saya, meskipun dia udah lulus," lanjutnya.

Wildan menginginkan kesejahteraan para guru honorer bisa diperhatikan pemerintah. Apalagi saat ini merupakan hari guru sedunia.

"Kalau kata saya mah di hari guru ini, para guru honorer bisa disejahterakan. Terus nanti pas pembukaan P3K mudah-mudahan dinaikkan derjatnya bagi guru-guru honorer semuanya," ucapnya.

Pihaknya menuturkan sarana dan prasarana di sekolahnya bisa lebih ditingkatkan kembali. Sehingga para guru dan murid bisa melakukan pembelajaran dengan semangat.

"Karena saya mah ngajar olahraga, jadi banyaknya di lapangan. Terus sarana prasananya memang saat ini kurang, contohnya kalau di sekolah negeri mah bola juga punya banyak. Kalau di saya sarana dan prasarananya kurang, lapangan juga masih belum luas, paling itu di guru olahraga mah," tuturnya.

"Kalau kaya gitu, menanggulanginya biasanya gimana kreatifnya para guru. Ibaratkannya kan saya ngajar bola voli, ya biasa lah bisa pakai bola yang lain lah, bisa dimodifikasi lah. Sebisa mungkin pembelajaran tetap berlangsung lah, daripada gak ada banget," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kisah Saryono, Guru yang Sudah Mengajar 33 Tahun Ditemani Motor Tua"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)


Hide Ads