Sepak terjang Deni Solang pengelola panti rehabilitasi mental Aura Welas Asih di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi beberapakali membuat geger publik dengan aksi-aksi nyelenenhnya.
Namun apa yang dilakukan pria yang kini mengalami stroke itu adalah untuk kepentingan penghuni pantinya. Sekadar diketahui, Deni Solang lebih dahulu dikenal dengan rentetan aksinya melakukan razia terhadap penyandang gangguan jiwa di Palabuhanratu.
1. Dikenal Dengan Julukan Teman Orang Gila
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) bukan untuk di jahati, jadikan mereka teman maka kesembuhan akan datang menghampiri", kutipan kalimat inilah yang menjadi dasar bagi Deni Solang, untuk aktif menjadi relawan sosial khusus penderita gangguan kejiwaan.
Ada puluhan orang yang berhasil disembuhkan Deni. Rata-rata penderita gangguan jiwa yang disembuhkan Deni sengaja diambil dari jalanan, pasar hingga dijemput dari keluarganya dalam kondisi terpasung.
"Kalau penderita gangguan jiwa ini kita galakin maka dia akan beringas, karena mereka itu memiliki sifat pendendam. Ketika kita jadikan mereka sebagai teman maka pikiran mereka akan lebih terbuka dan ini yang mempermudah proses penyembuhan," kata Deni di Panti Aura Welas Asih, yang saat itu masih berada di Kampung Cangehgar Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (22/10/2017) silam.
2. Bangun Panti Modal Sendiri
Panti Aura Welas Asih berdiri di atas lahan seluas 1.600 meter persegi, lahan bekas perkebunan itu sengaja disulap Deni untuk menampung Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Ada alasan yang mendasari Deni membangun panti sosial tersebut.
Di atas tanah tersebut berdiri tiga bangunan, bangunan pertama adalah Musala tempat pengajian dan rukiah, kemudian bangunan penjaga panti dan dapur dan terakhir satu bangunan berisi tiga ruang memanjang yang berisi penderita gangguan jiwa.
"Sekitar tahun 2008 saya sering berkeliling ke pasar tradisional, terminal dan dermaga ikan Palabuhanratu. Setiap sore saya rutin kasih makan ke penderita gangguan jiwa, nah persoalan yang saya hadapi saat itu adalah para penderita ini jarang diam di satu tempat pas saya mau kasih makan mereka sudah geser lokasinya," tutur Deni kala itu.
Hal itu membuat Deni berpikir keras, hingga sedikit demi sedikit dia mulai menyisihkan rezeki miliknya. Mulai dari membeli tanah sampai mendirikan bangunan, sampai akhirnya sekitar tahun 2014 mimpinya tercapai.
"Sisa lahan masih banyak, ada mimpi lainnya yang perlahan sedang saya wujudkan yaitu panti asuhan anak Insya Allah November mulai aktif. Kemudian panti rehabilitasi korban narkoba dan anak nakal," lanjut Deni.
3. Panti Terancam Tutup
Panti Aura Welas Asih yang merawat puluhan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) terancam tutup beroperasi, tingginya biaya operasional jadi salah satu alasan kenapa panti yang memulai operasinya pada tahun 2014 itu terpaksa tutup.
"Satu bulan saya mengeluarkan uang pribadi hampir mencapai Rp 20 juta sampai Rp 25 juta, sementara dari dermawan bantuan hanya Rp 3 juta sebulan. Kalau terus mengandalkan uang pribadi ada kalanya saya mengalami keterpurukan ekonomi, tidak full merawat," kata Deni Solang, pemilik dan pengelola Panti Aura Welas Asih melalui sambungan telepon dengan detikcom, Rabu (20/12/2017) silam.
Deni menyesalkan minimnya apresiasi dan perhatian dari pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi, selama ini pihaknya merasa telah membantu pengentasan orang gila di jalanan.
"Mereka (Dinas) hanya jago memberikan wacana dan janji - janji, sementara realitanya kami hanya sendirian bersama para dermawan," lanjut pria yang dikenal dengan sebutan teman orang gila tersebut.
4. Pancing Kepedulian Warganet #SaveTemanOrangGila
Warganet di Sukabumi bereaksi atas rencana penutupan Panti Aura Welas Asih yang dikelola Deni Solang, relawan sosial dari Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Komentar warganet beragam.
Mereka menyesalkan rencana penutupan panti yang khusus menampung Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tersebut. Bukan hanya itu, warganet menyinggung pemberian penghargaan yang diraih Pemkab Sukabumi sebagai kabupaten Peduli Hak Asasi Manusia (HAM) dari Kementerian Hukum dan HAM.
"Kami menyesalkan rencana penutupan panti oleh pemilik dan pengelolanya. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi kalau benar-benar di tutup Sukabumi akan kembali dibanjiri oleh penderita gangguan jiwa di jalanan," kata Dede Abdul Latif, salah satu warganet yang menggelorakan tagar #SaveTemanOrangGila, kepada detikcom via telepon, Rabu (20/12/2017).
Belasan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) akhirnya dilepas pemilik Panti Aura Welas Asih, Deni Solang Kamis (21/12/2017) malam tadi. Deni merasa tidak diakomodir oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi, minimnya biaya perawatan memaksanya untuk menyerah.
"Kemarin itu saya pikir ulang, kalau saya lepas mereka begitu saja di jalanan depan Dinas Kesehatan (Dinkes) jelas tidak tega. Akhirnya semalam saya buka aja pintu pagar depan panti, ada 12 orang yang semalam keluar sendiri, saat ini mungkin mereka kembali kelayapan di pasar, dermaga, dan jalanan Palabuanratu," kata Deni Solang via telepon dengan detikcom, Kamis (21/12/2017).
Saat ini dikatakan Deni ada sekitar 12 ODGJ yang bertahan di panti, selain sudah jompo sebagian yang bertahan adalah ODGJ yang mengalami luka. "Yang jompo dan cacat atau luka masih bertahan. Jelas ini masih menjadi tanggung jawab kami," lanjut Deni.
Selain dilepas, ada 21 ODGJ yang diserahkan ke Yayasan Panti Sosial Palamartha dan RS Marzuki Mahdi Bogor. Belasan ODGJ yang keluar dari panti adalah mereka yang berstatus masih belum maksimal mendapat perawatan di Panti Aura Welas Asih.
6. Ancam Cari Mensos Saat Kunjungan Jokowi
Rencana kedatangan Presiden Joko Widodo tahun 2018 lalu ke sejumlah tempat di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mendapat respons positif dari Deni Solang, pria yang akrab dengan sebutan 'Teman Orang Gila' itu berharap ada pihak Kementrian Sosial (Kemensos) yang ikut dalam rombongan presiden.
Deni beralasan pihak Kemensos pernah menjanjikan akan memberikan bantuan pangan untuk ODGJ di Panti yang dia kelola.
"Saya pernah diwawancarai secara live di metro TV pada Desember tahun lalu, saat kami berencana akan menutup panti. Kebetulan saat itu di studio ada dari Kemensos yaitu Pak Nahar, melalui sambungan video beliau mengatakan akan memberikan bantuan," kata Deni kepada detikcom, Jumat (6/4/2018).
"Saya akan mencari Menteri Sosial, saya mau tagih janji karena itu ditonton secara nasional dan live. Jadi apa yang staf beliau utarakan semoga bukan sekedar pemanis di televisi saja syukur-syukur Pak Jokowi langsung yang menengok ke panti kami," kata Deni saat itu.
Namun ancaman Deni mencari Mensos urung dilakukan. Panti yang biasa menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) itu kedatangan bantuan tak terduga dari Presiden Joko Widodo, Sabtu (7/4/2018).
Sebuah truk boks berukuran besar berisi 50 karung matras (kasur lipat), 1 ton beras, dan ratusan kardus mi instan tiba-tiba masuk ke area halaman dalam panti.
"Alhamdulillah, seluruh penghuni panti hari ini berbahagia. Kepada Bapak Presiden kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk perhatiannya kepada kami," kata Deni Solang melalui sambungan telepon dengan detikcom.
7. Ajak Penderita Gangguan Jiwa Demo ke Pemkab Sukabumi
Ratusan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) melakukan unjuk rasa menagih janji relokasi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (31/7/2018).
Deni Solang, pemilik sekaligus pengelola Panti Aura Welas Asih mengaku terpaksa melakukan aksi pasalnya bangunan dan lahan miliknya yang berada di Kampung Cangehgar RT 02 RW 02 Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu dihancurkan seiring pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pemkab Sukabumi.
"Lahan dan bangunan itu dibangun dengan cara dicicil dan bertahap dari tahun 2010 hingga 2016, kalau secara materi habis lah sekitar Rp 250 Juta. Sebelum relokasi kita dibujuk dengan janji akan dicarikan tempat berikut bangunan permanen untuk perawatan," kata Deni kepada detikcom, Selasa (31/7/2018).
Deni membangun beberapa ruang perawatan di lahan seluas 1.600 meter persegi tersebut, ratusan ODGJ silih berganti mengisi ruangan yang dibangun apa adanya mulai dari semi permanen hingga permanen.
Selama proses pembangunan RTH, Deni dan ratusan ODGJ menempati bangunan eks sekolah pelayaran di Cipatuguran.
"Kami menempati bekas bangunan sekolah, tapi entah sampai kapan. Karena saya juga dihantui rasa waswas bangunan ini akan kembali digunakan, sementara nasib kami masih belum jelas," lanjutnya.
Menagih janji menurut Deni satu-satunya solusi, kedatanyan Menteri Idrus Marham pada 25 Mei 2018 lalu menjadi landasannya melakukan aksi bersama ratusan pasiennya.
"Saat kedatangan Pak Mensos ada perwakilan Pemkab Sukabumi, semua ngiming-imingi mau relokasi dan dibangunkan ruang yang layak. Sekarang jangankan bangunan, lahan saja kita masih gelap mau kemana, hari ini ada 120 ODGJ yang akan ikut unjuk rasa," tandas dia.
Simak Video "Video: Mensos Tanggapi soal ODGJ Dapat Bansos Seumur Hidup"
[Gambas:Video 20detik]
(sya/dir)