Kisah Warga Amerika dan Asal-usul Foto Eksekusi Letkol Untung

Kisah Warga Amerika dan Asal-usul Foto Eksekusi Letkol Untung

Tya Eka Yulianti, Yudha Maulana - detikJabar
Senin, 03 Okt 2022 10:57 WIB
Jacob Cass dan foto jelang eksekusi Letkol Untung
Jacob Cass memperlihatkan foto jelang eksekusi Letkol Untung. (Foto: dok pribadi Jacob Cass)
Bandung -

Detik-detik jelang eksekusi pimpinan Gerakan 30 September (G30S) PKI, Letkol Untung bin Syamsuri di Lembang, terlukis dalam jelas dalam suatu bingkai foto langka.

Di dalam foto itu terlihat, Komandan Batalyon I Tjakrabirawa itu mengenakan baju berwarna putih, kemudian tangannya seperti diikat di tiang pancang. Sementara, matanya ditutup kain.

Dalam foto tersebut juga terlihat ada dua orang yang mengenakan seragam dan helm bertuliskan 'PM'. Kedua orang itu berada di sisi kiri dan kanan Letkol Untung, seperti tengah memastikan kerekatan ikatan di tiang pancang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah ditelusuri, foto langka tersebut ternyata dimiliki oleh Jacob Cass. Seorang warga Amerika, yang berdomisili di Washington DC. Lalu dari mana foto langka itu ia dapatkan?

Kepada detikJabar, akhir September 2022, Jacob mengaku mendapatkan foto itu dari seorang pedagang besar (wholesaler) yang menjual foto-foto arsip perusahaan-perusahaan media. Ketika itu, mengeluarkan kocek sebesar $50 atau Rp 764 ribu (dengan kurs $1 sama dengan Rp 15.283). Bagian menariknya, pria yang memiliki istri seorang WNI itu menebak-nebak tentang foto yang akan didapatkannya.

ADVERTISEMENT

"Mereka hanya punya deskripsi foto dan saya tidak bisa lihat foto, jadi saya email dan tanya mereka tentang foto itu dan jika deskripsi benar. Mereka memastikan deskripsi itu benar dan karena saya belum pernah melihat foto eksekusi Letkol Untung, saya membelinya sebelum melihatnya. Ha ha ha, saya beli foto itu harganya sekitar $50 setelah shipping dan saya beli karena foto-foto begitu pasti langka," tutur Jacob melalui surat elektronik.

Potret jelang eksekusi Letkol Untung itu sempat ia unggah di akun instagramnya, @koleksi_sejarah_indo. Pada foto itu terlihat ada dua buah lubang, di bagian belakang foto tersebut ada keterangan berbahasa Prancis yang menyebutkan proses eksekusi Letkol Untung di Lembang. Di bagian keterangan itu, tertera tulisan 'Belgia, AFP, 5 Oktober 1967'.

Jacob Cass dan koleksi foto Letkol UntungJacob Cass dan koleksi foto Letkol Untung. (Foto: dok pribadi Jacob Cass/@koleksi_sejarah_indo)

Walau berasal dari kantor berita AFP, Jacob sendiri belum bisa memastikan asal-usul foto itu sebelum berada di tangannya. Ia hanya bisa menduga-duga, apakah ada wartawan yang memotret langsung di lokasi eksekusi atau ada sumber dari militer yang memberikan foto tersebut ke media.

"Masih misterius," ujarnya.

Menyukai Sejarah Indonesia

Rasa cinta Jacob kepada Indonesia tumbuh, ketika ia mulai mengenal istrinya Annesa. Beberapa tahun lalu, ia pun pernah mengunjungi kampung halaman istrinya. Dalam kunjungannya, ia langsung terpikat dengan kuliner dan kebudayaan Indonesia, momen kunjungannya pun ia unggah di channel Youtube-nya.

Tak hanya soal kuliner dan budaya, rupanya lama-lama sejarah Indonesia pun membuat Jacob tertarik. Ia mulai serius mempelajari sejarah Indonesia, termasuk mengumpulkan lima foto Soekarno, yang menjadi koleksi pertamanya. Foto itu, ia dapatkan dari penjual arsip media.

"Istri saya dari Indonesia dan setelah berkunjung ke sana, saya jatuh cinta dengan negara kalian. Budaya, makanan dan orang-orang di sana luar biasa. Nanti saya mulai belajar sejarah di sana dan sejarah Indonesia seru sekali, jadi saya menjadi lebih dan lebih tertarik," ujar Jacob.

Selain foto soal eksekusi Letkol Untung, Jacob juga memiliki sekitar 25 koleksi foto terkait peristiwa 1965. Mulai dari foto penangkapan Pemuda Rakjat yang merupakan organisasi pemuda dari PKI hingga foto-foto tahanan komunis.

"Jika Anda juga memasukkan peristiwa nanti, saya punya lebih seperti di pengadilan Untung, Omar Dhani, dan Subandrio. Saya juga memiliki foto-foto seperti tahanan komunis dan protes lanjutan terhadap Kedutaan Besar China dari tahun 1967. Semua yang merupakan akibat langsung dari peristiwa-peristiwa pada tahun 1965," katanya.

Jacob Cass dan koleksi foto Letkol UntungJacob Cass dan koleksi foto Letkol Untung Foto: dok pribadi Jacob Cass/@koleksi_sejarah_indo

Sejarah Indonesia tak hanya ia pelajari lewat foto, tetapi juga sumber literatur lainnya dan sebagian file dari CIA yang sifatnya tak rahasia dan makalah penelitian tentang dokumen bekas Soviet dan Cina.

"Saya bukan ahlinya, tetapi telah menghabiskan waktu banyak jam dengan berbagai sumber," ujarnya.

Jacob sendiri saat ini telah memiliki 1.000-an foto, 50 buku bersejarah, 100 dokumen saham pada perusahaan di era Hindia Belanda dan sejumlah prangko. Bila dihitung-hitung, ia memiliki sekitar 2.000-an koleksi bersejarah tentang Indonesia di masa silam.

Saat ditanya, apakah benda-benda tersebut akan dibuatkan menjadi buku atau dipublikasikan, Jacob sendiri mengaku belum tahu. Sebab, ia cukup menikmati saat mengumpulkan dan menunjukkan koleksinya kepada orang-orang.

"Saat ini saya sedang mencari foto mana yang masih memiliki hak cipta dan mana yang tidak pernah diperbarui dan bisa saya gunakan secara bebas, tapi semua itu melelahkan. Saya hanya menjalani hari demi hari dengan semua ini. Saya masih mencari foto, saya ingin mencari foto para pahlawan awal Perang Kemerdekaan atau hanya foto umum yang menceritakan kisah menarik yang orang tidak tahu atau belum pernah melihat fotonya," ujar Jacob.

Selain mengoleksi foto-foto bersejarah Indonesia, Jacob juga kerap mengunggah konten-konten berbau Indonesia yang ia tayangkan di channel Youtube-nya.

Selanjutnya Siapa Letkol Untung ?

Siapa Untung dalam G30S PKI sebenarnya? Berikut ini informasi yang dirangkum detikcom melalui penelusuran jejak masa kecil Untung di desa kelahirannya yakni Desa Sruni, Kedung Bajul, Kebumen, Jawa Tengah.

Letkol Untung Syamsuri lahir di Desa Sruni, Kedung Bajul, Kebumen, Jawa Tengah pada 3 Juli 1926 dengan nama kecil Kusmindar alias Kusman. Mbah Sadeli (85), warga RT 01/ RW 02, Dusun Kedung Bajul, Desa Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen menceritakan masa kecil Untung alias Kusmindar

Orang tua Untung berpisah saat dirinya berusia 10 tahun. Untung kecil lalu pindah ke Solo dan diasuh oleh adik ayahnya, Samsuri yang tak punya anak. Karena itu, dirinya lebih dikenal sebagai Untung bin Samsuri.

Pada 1943, saat Untung berusia 18 tahun, dia mendaftar organisasi militer di masa pendudukan Jepang, Heiho. Dua tahun kemudian, Untung bergabung dengan Batalyon Sudigdo yang bermarkas di Wonogiri, Jawa Tengah.

Pada 1947 Batalyon Sudigdo yang berada di bawah Divisi Panembahan Senopati berhasil ditarik menjadi pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI). Bersama anggota Batalyon Sudigdo dan prajurit TNI saat itu, Untung mendapat pengetahuan tentang paham komunisme langsung dari elite PKI, Alimin. Hal ini menjadikan Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman khawatir.

Letkol Untung bin SamsuriLetkol Untung bin Samsuri (Foto: Wikipedia)

Jenderal Soedirman pun memerintahkan Letkol Soeharto untuk meyakinkan sejumlah prajurit Divisi Panembahan Senopati agar tidak ikut paham komunis. Namun, Untung dan sejumlah prajurit dari Divisi Panembahan Senopati gagal dibujuk. Pada 18 September 1948, PKI melakukan pemberontakan di Madiun, Jawa Timur.

Untung dan sejumlah prajurit dari Divisi Panembahan Senopati tak mendapat hukuman atas pemberontakan tersebut. Bahkan Untung kemudian masuk TNI melalui Akademi Militer di Semarang. Di sinilah nama Kusmindar alias Kusman berganti menjadi Untung.

Pada 1964, atas rekomendasi Panglima Kostrad Mayor Jenderal Soeharto, Letkol Untung direkomendasikan sebagai Komandan Grup Batalyon I Tjakrabirawa. Setahun kemudian, pada 30 September 1965 Untung yang pernah terlibat dalam pemberontakan PKI Madiun memimpin pasukan Gerakan 30 September 1965 (G30S) yang menculik 6 jenderal dan 1 perwira menengah TNI AD.

Menurut biografi Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia's Second President, Soeharto mengaku kenal Untung sejak 1945. "Saya mengenal Untung sejak 1945 dan dia merupakan murid pimpinan PKI, Alimin. Saya yakin PKI berada di belakang gerakan Letkol Untung," kata Soeharto dalam buku yang ditulis Retnowati Abdulgani Knapp.

Mengutip dari laman Kemdikbud, operasi penumpasan G30S/PKI berlangsung sejak tanggal 1 Oktober 1965. Penumpasan G30S/PKI yang dipimpin oleh Mayjen Soeharto tersebut berlanjut dengan penumpasan pihak-pihak yang dianggap terlibat dan bertanggung jawab atas pemberontakan G30S/PKI, termasuk Letkol Untung Syamsuri.

Akhirnya, pada 11 Oktober 1965, Letkol Untung Syamsuri pemimpin pasukan Gerakan 30 September 1965 (G30S) sekaligus pemimpin Dewan Revolusi Indonesia, berhasil ditangkap di Tegal. Letkol Untuk ditangkap ketika dirinya hendak melarikan diri ke Jawa Tengah.

Demikian informasi tentang siapa Untung dalam G30S PKI yang disebut sebagai sosok pemimpin pasukan G30S yang berperan besar dalam meletusnya tragedi pemberontakan G30S/PKI.

Halaman 2 dari 2
(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads