Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Jika Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Aksi perempuan usia 16 tahun berinisial T yang melakukan aksi percobaan bunuh diri dengan memanjat tower saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) di Kampung Sudimara Kelurahan Karikil Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya, Selasa (27/9/2022), menyita perhatian masyarakat dan mengundang tanya terkait latar belakangnya.
Aksi nekat T itu diduga berkaitan dengan kondisi psikologinya yang mengalami perubahan. "Mungkin mengalami depresi akibat permasalahan keluarga, termasuk masalah hubungan asmaranya," kata Deni Romdoni Ketua Rt setempat.
Deni mengatakan pada Sabtu (24/9/2022) malam lalu, T hendak dinikahkan dengan A, lelaki pujaan T yang merupakan warga Kecamatan Kawalu. "Malam minggu lalu T dan A mau dinikahkan, nikah siri. Kan keduanya masih di bawah umur. Tapi ketika mau dinikahkan T sempat diminta mengubah perilakunya oleh calon mertua. Nah ternyata T malah mengamuk, dia berbicara kasar sehingga menyebabkan orang tua T memutuskan untuk membatalkan pernikahan itu," kata Deni. Kegagalan nikah itu yang diduga turut memicu aksi nekat yang dilakukan oleh T dengan memanjat tiang SUTET.
Jauh sebelum kejadian tersebut, T memang sudah melakukan serangkaian aksi nekat lain dan cukup meresahkan masyarakat.
"Dia mulai terlihat labil setelah neneknya meninggal dunia. Dia sekarang tinggal sendiri di rumahnya, ayahnya sudah meninggal kemudian ibunya pun tinggal di tempat berbeda dengan suami barunya," kata Deni.
Pada awal tahun 2022 T pernah menenggak cairan sabun cuci piring di makam neneknya. "Beberapa bulan lalu dia pernah minum Sunlight di makam neneknya. Beruntung berhasil diselamatkan, keburu dibawa ke Puskesmas," kata Deni.
Menurut Deni, T selama ini mendapat kasih sayang dari neneknya, karena kedua orangtuanya bercerai. Meninggalnya sang nenek membuat T seakan kehilangan perhatian dari orang yang menyayanginya. T juga tak melanjutkan pendidikannya, dia sekolah hanya sampai SMP. Dia juga tinggal sendirian di rumahnya. Untuk kebutuhan makan dan jajan dia kerap bolak-balik ke kontrakan ibunya.
Menurut Deni, T sempat hendak diadopsi oleh salah seorang warga. Tapi tak bertahan lama, karena ketika dimasukkan ke pesantren T malah kabur dan ditemukan terlantar di jalanan. "Sempat ada yang mau mengurus dipesantrenkan, tapi dia kabur. Dia ditemukan di jalanan karena terlantar," kata Deni.
Kemudian beberapa bulan terakhir T menjalin hubungan asmara dengan A, seorang remaja seusianya warga Kawalu. "Berpacaran dengan A mungkin membuat T seakan menemukan kasih sayang. Tapi karena tidak terkelola dengan baik, T menunjukan prilaku tak biasa," kata Deni.
Kecintaan T terhadap A seolah membuatnya gelap mata. T sering mengamuk bila tak ada A disampingnya. "Tapi kalau lagi bareng sama A, dia baik-baik saja. Biasa, nggak aneh-aneh," kata Deni.
Pernah suatu ketika, jam 2 malam T mendatangi rumah A. Dia kemudian berteriak-teriak memanggil A di kampungnya. "Warga di sana resah, kemudian memanggil kami. Karena sulit diamankan akhirnya kami memanggil polisi, setelah ada polisi baru bisa dibawa pulang," kata Deni.
Pada kesempatan lain, T mengamuk di rumahnya. Deni kemudian mendatangkan A agar T bisa tenang kembali. "Pernah suatu waktu si A kami temani selama 2 hari 2 malam disini, karena T mengamuk," kata Deni.
Akhir-akhir ini prilaku T mulai mengarah seakan ingin melukai A. Hal itu dipicu akibat A tak berkenan dengan prilaku T yang sering mengamuk. "Kemudian T mulai berprilaku mengarah seperti ingin menyakiti A, dia bawa palu ke rumah A," kata Deni.
Melihat kondisi ini akhirnya pihak keluarga A dan warga di lingkungan T berniat menikahkan keduanya. Beruntung A bersedia walau pun sebatas nikah siri. "Malam minggu kemarin sudah ada solusi, mau dinikahkan karena hanya A yang bisa menenangkan T. Tapi sayang saat hendak dinikahkan T malah mengamuk, gara-gara calon ibu mertuanya menasehati dia. Melihat itu pihak keluarga A akhirnya mengurungkan niat menikahkan," kata Deni.
Sebagai pengurus di lingkungan, Deni mengatakan pihaknya bukan tanpa upaya menangani permasalahan ini. Dia kemudian melapor ke Dinas Sosial agar T bisa ditangani. "Tadi pagi itu T rencananya mau dibawa oleh Dinsos, tapi dia malah kabur dan tahu-tahu sudah naik ke tiang SUTET," papar Deni.
Simak Video "Video: Viral Emak-emak di Tasikmalaya Histeris Minta Tambang Ilegal Dibuka"
(dir/dir)